Minggu, (30/05/2021), pukul 10:00 – 12:00 WIB, PP Kagama bersama komunitas Kagama Writing menggelar kelas menulis daring melalui aplikasi Zoom Meetings dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kagama Channel. Kali ini sudah memasuki seri ke-3, menghadirkan narasumber Iqbal Aji Daryono yang mengangkat tema eksis dengan kreasi konten di media sosial. Berkenan memberikan kata sambutan adalah Abdul Hamid Dipopramono (Wasekjen PP KAGAMA). Acara berlangsung dipandu oleh penulis wanita produktif, Ari Kinoysan Wulandari dan Intan Kemala Dewi.
Iqbal Aji Daryono menceritakan berawal di tahun 2014, ia secara aktif membagikan konten dalam akun media sosial pribadinya, dan hal itu berlanjut sampai sekarang. Saat ini ia menjadi kolumnis di berbagai media online, trainer kepenulisan dan konsultan medsos. Tiga tahun terakhir, ia aktif menjadi narasumber dan pemateri pada berbagai pelatihan terkait konten dan manajemen media sosial.
Secara ringkas, Iqbal menjabarkan karakter publik digital yang dapat mengakses sumber informasi tanpa batasan tempat dan waktu hanya dalam genggaman tangan. Terutama platform media sosial seperti Facebook dan Instagram merupakan platform yang lebih mengedapankan objek visual daripada objek tulisan. Individu dalam media sosial di masa sekarang sering membaca dengan teknik skimming sehingga first impression menjadi acuan menarik atau tidaknya sebuah konten. Dalam media sosial, kreator konten dan pembaca semakin “dekat” hubungannya secara emosional. Pola komunikasi menjadi terbuka dan bersifat personal. Media sosial lainnya yakni Twitter memiliki kekuatan “meledakkan” isu dengan adanya trending topic di dalamnya.
“Setahun terakhir media sosial yang ramai digunakan adalah Youtube dan Instagram. Citra visual yang dihadirkan tidak menguras tenaga pengguna media sosial. Sehingga, pancingan-pancingan visual menjadi objek utama yang menjadi sorotan.” ujar pria alumnus prodi Sastra Jepang FIB UGM tersebut.
Kemunculan filter bubble effect atau kategorisasi tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan algoritma, menciptakan polarisasi pengguna media sosial dalam berbagai kelompok dengan bermacam isu yang hangat diperbincangkan terutama isu politik dan identitas. Melihat berbagai komponen yang harus diperhatikan dalam media sosial terutama dalam meningkatkan popularitas dan eksistensi penggunanya.
Beberapa jurus sakti dalam diterapkan dalam rangka meraih kepopuleran tersebut. Pertama, identitas dan karakter yang dihadirkan sebagai pengguna media sosial harus jelas. Kedua, konsistensi dalam mengikuti dinamika dan perkembangan konten maupun akun media sosial yang digunakan. Ketiga, pemahaman mendalam atas platform media sosial yang digunakan. Keempat, Interaksi dengan sesama pengguna media sosial yang menghidupkan akun media sosial penggunanya. Kelima, being human atau dalam pengertian “muncul sebagai manusia” menjadikan pengguna media sosial disukai karena keberagaman topik atau isu yang diperbincangkan.
“Ketika sudah saling dekat satu sama lain dalam media sosial, ada dua hal yang menjadi komponen penting yang membuat konten menarik dan eksis yakni stories dan emotion, serta diikuti social currency. Cerita yang membangkitkan emosi merupakan hal utama yang menarik minat publik di media sosial. Saya mencontohkan dengan postingan pribadi saya yang bercerita tentang keluh kesah saya ketika bermukim di Australia. Situasi yang tidak nyaman dan membuat saya tidak “kerasan” tersebut yang membuat saya lebih dekat secara emosional dengan ibu saya ketika berada di Australia ketimbang berada di Yogyakarta. Ide yang jelas saya hadirkan disini adalah transformasi kedekatan saya dengan ibu saya. Sisi stories dan emotional serta social currency saya hadirkan dalam postingan tersebut. Dalam alam bawah sadar, manusia senang mendengarkan cerita atau dongeng sehingga ada ungkapan setiap peradaban menghasilkan ceritanya sendiri.” pungkas Iqbal. [arma]
*) Materi webinar selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: