PP Kagama Bersama Kagama Care dan Kagama Canthelan Kembali menggelar webinar series Canthelan Show yang sudah memasuki jilid 7 lewat aplikasi Zoom pada hari Minggu (3/1/2021) jam 09.30 – 12.00 WIB. Turut berkenan hadir Dr. drh. Rohidin Mersyah, MMA, Gubernur Bengkulu sekaligus Ketua Pengda Kagama Bengkulu sebagai keynote speaker. Webinar dibuka oleh Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang 6 PP Kagama, menghadirkan 3 narasumber yaitu Steffanie Nurliana (Bengkulu), Sukemi (Yogyakarta), dan Sri Retno Nugrahani (Yogyakarta). Bertindak sebagai moderator adalah Puranti Wiji Rahayu.
Rohidin Mersyah sebagai keynote speaker mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pelaku canthelan. Menurutnya canthelan harus terus berkembang, karena sangat dirasakan manfaatnya di tengah-tengah masyarakat. “Kegiatan canthelan dapat menyatukan solidaritas dari semua pihak untuk membangun kepedulian di masa pandemi ini.” ujar Rohidin.
Selain itu Rohidin juga mengungangkapkan bahwa kegiatan canthelan ini bukan hanya sebuah kegiatan yang membantu masyarakat, namun juga sebuah kegiatan yang mengajak masyarakat untuk saling peduli. “Dengan kegiatan canthelan yang kita edukasi dengan baik, kita mengajarkan kepedulian melalui cara mengambil secukupnya sembari memikirkan masyarakat yang lain. Jika tidak membutuhkan ya tidak perlu mengambil.” ungkap Rohidin lebih lanjut.
Di akhir kesempatan Rohidin mengungkapkan “Semangat ini harus kita jaga, sehingga kita bisa banyak membantu berbagai pihak mulai dari petani yang dibeli hasil pertaniannya sampai masyarakat yang memperoleh manfaat dari canthelan”.
Narasumber pertama, Steffanie Nurliana berbagi pengalaman tentang kegiatan canthelan dari Bengkulu. Berawal dari membaca postingan di sosial media milik Ardiati Bima yang merupakan pelopor gerakan canthelan, membuat Steffanie ikut tergerak untuk melakukan kegiatan serupa di daerahnya. Ia bersyukur karena sampai saat ini sudah terdapat 8 lokasi canthelan di Bengkulu.
Steffanie sangat senang kegiatan yang ia inisiasi sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. “Awalnya saya sendiri, namun beberapa minggu kemudian banyak tetangga yang ikut membantu dan menyumbang.” ungkapnya bangga.
Steffanie sering terkejut karena secara rutin donatur datang secara tiba-tiba dan memberikan banyak donasi. “Kadang-kadang saya juga kaget, tiba-tiba ada banyak sayuran yang diborong orang lalu diberikan ke kami untuk di-packing dan dicanthelkan.” ujar Steffanie.
Sejak bulan Juni hingga Desember 2020, Steffanie dan rekan-rekan sudah 42 kali menyanthelkan. Jumlah paket yang dicanthelkan pun bervariasi, semakin hari semakin bertambah jumlahnya hingga mencapai 100 paket dalam setiap kali canthelan. Menurut data yang dibuatnya, hingga saat ini sudah membagikan 2093 paket, yang isinya bervariasi, mulai dari sayuran, sembako, buah, dll.
“Saya dan teman-teman berharap kegiatan ini akan terus berlangsung. Kita belum tahu sampai kapan. Namun selagi kita masih mampu ya akan terus lanjut.” ujar Steffanie mengakhiri paparannya.
Sukemi, sebagai narasumber kedua jujur mengatakan ia mengadakan kegiatan canthelan karena terinspirasi dari apa yang telah dilakukan oleh Ardiati Bima, sang pelopor canthelan. Ia bilang kepada Ardiati tertarik untuk ikut melakukannya. Ardiati kemudian menghubungkannya dengan Kagama Care dan Sukemi mendapat dana stimulus awal sebesar Rp. 500 ribu. Dengan dana sejumlah tersebut mulailah ia membuat canthelan.
Awalnya ia mengaku bingung, takut jika canthelan yang ia lakukan tidak ada yang mengambil. “Awalnya ya saya takut kalau yang saya canthelkan nanti tidak ada yang mengambil.” ujar Sukemi.
Sukemi sangat bersyukur kepada Tuhan karena hingga saat ini kegiatan canthelannya masih berlangsung dan ia sangat senang kegiatan tersebut dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Ia tidak menyangka banyak tetangga dan orang di luar desanya yang ikut membantu, sehingga canthelannya bisa berumur panjang. Bahkan barang yang dicanthelkan pun kemudian menjadi bervariasi, selain sembako dan sayuran, terkadang ada juga pakaian layak pakai, masker, dll.
“Simbah saya berpesan ‘ora lokak malah kebak’, maksudnya kalau kita berbagi bukan malah berkurang tapi malah penuh.” demikian pungkas Sukemi.
Sri Retno Nugrahani sebagai narasumber terakhir berbagi pengalamannya melakukan kegiatan canthelan di daerah Sayidan, Yogyakarta. Berawal dari salah satu saudaranya yang membutuhkan bantuan sembako di masa pandemi, ia menanyakan kepada Ekan NS, seorang aktivis Kagama Care, tentang ketersediaan bantuan sembako. Dari situ ia kemudian ia mendfapatkan informasi bahwa ada kegiatan canthelan.
Sama seperti Sukemi, Retno juga mendapatkan dana stimulus awal dari Kagama Care sebesar Rp. 500 ribu. Ia sangat bersyukur sekarang canthelan di daerahnya bisa berkembang jadi beberapa lokasi, salah satu penyebabnya adalah karena banyak sekali ibu-ibu yang bersedia membantu.
Retno jujur mengaku sangat bahagia kegiatan ini dapat bermanfaat dan terus meluas ke berbagai daerah. “Menebar canthelan menuai bahagia.” ungkapnya di akhir kesempatannya berbagi pengalaman. [itok]
*) Materi webinar selengkapnya bisa dilihat di kanal Youtube Kagama Channel: