Adiswara Talent Show: Reuni, Musik, dan Kebersamaan yang Menyentuh Hati

Adiswara Talent Show: Reuni, Musik, dan Kebersamaan yang Menyentuh Hati

JAKARTA – Suasana hangat penuh canda tawa bercampur haru mewarnai Adiswara Talent Show (ATS) yang digelar pada Jumat, 19 September 2025, di Permata Learning Center, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi perayaan sekaligus reuni para alumni Paduan Suara Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (PSM UGM), yang hadir menyemarakkan ulang tahun ke-54 kelompok paduan suara kampus tersebut.

Uniknya, ATS kali ini diselenggarakan dalam format hibrida. Selain menghadirkan penampilan langsung di panggung, sejumlah peserta juga tampil melalui tayangan video daring. Konsep ini memungkinkan lebih banyak alumni dari berbagai daerah bahkan luar negeri untuk ikut ambil bagian, tanpa terhalang jarak.

Lebih istimewa lagi, penampil dalam konser ini merupakan perwakilan dari setiap dekade Adiswara, sejak berdirinya PSM UGM pada 11 September 1971. Mereka hadir dalam format solo, duet, maupun paduan suara kelompok kecil. Antara lain Herry Budianto (Dekade I), Theresia Chrisnani, duet Christophorus Yulianto–Margharetha Ellya (Dekade II), 12 penyanyi yang tergabung dalam Tangray’s Voice (Dekade III), Sukma Pertiwi (Dekade IV), dan Boy Andrew (Dekade V).

Pertemuan lintas generasi ini menjadikan ATS lebih dari sekadar konser. Ia menjelma menjadi ajang reuni penuh keakraban, baik secara langsung di studio maupun lewat ruang virtual. Kolom komentar di aplikasi pertemuan daring dipenuhi pesan dukungan, sapaan, dan gelak tawa, sementara di studio para alumni larut dalam suasana hangat setelah lama tak berjumpa.

Momen paling menyentuh hadir ketika seluruh penampil, panitia, dan penonton bergandeng tangan naik ke panggung menyanyikan “As Long As I Have Music” karya Don Besig dan Nancy Price. Lagu ini, yang telah menjadi semacam lagu wajib PSM UGM lintas generasi, kembali menyatukan para alumni dalam kenangan dan kecintaan bersama pada musik.

Ketua Adiswara Gadjah Mada, Fransiskus Prawito a.k.a. Ito Soemardi, menegaskan bahwa acara ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga ruang temu kerinduan bagi para alumni. “Selalu ada rasa kangen untuk berkumpul dan bernyanyi bersama, sebagaimana yang dulu kami tekuni saat masih mahasiswa,” ujarnya.

Lebih jauh, Ito menambahkan bahwa ATS juga menjadi sarana penggalangan dana untuk mendukung program Adiswara berikutnya. Donasi dibuka selama acara berlangsung, baik secara langsung maupun daring. Dengan mengutip pepatah Jawa, ia menyampaikan, “Sithik ora ditampik, akeh tansaya pekoleh,” yang kurang lebih berarti: sedikit pun pemberian tidak ditolak, karena banyak akan membawa semakin banyak berkah.

Dari dana yang terkumpul, Adiswara telah memprogramkan sejumlah kegiatan, termasuk rencana penampilan alumni di penghujung tahun 2025 serta konser besar memperingati 55 tahun PSM UGM tahun depan. Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat ikatan persaudaraan alumni sekaligus memperluas kiprah Adiswara di dunia seni budaya.

Bagi yang belum sempat menyaksikan secara langsung, rekaman lengkap Adiswara Talent Show dapat dinikmati kembali di kanal YouTube Adiswara Gadjah Mada. Kehangatan, kebersamaan, dan cinta pada musik yang terpancar di panggung dijamin akan tetap sampai ke hati setiap penontonnya. (***)