Oleh: RWilis / Humas Divisi Beasiswa Kafgama88
Empat tahun bergerak, Keluarga Alumni Fisipol Gadjah Mada Angkatan (Kafgama) 1988, berhasil mengumpulkan dana untuk beasiswa sebesar Rp 380.000.000. Uang sebesar itu berasal dari para alumni satu angkatan di satu fakultas, FISIPOL UGM. Lalu berapa jumlah mahasiswa yang memperoleh bantuan dan besarannya?
“Selama empat tahun, beasiswa Kafgama 88 telah disalurkan kepada 54 mahasiswa Fisipol yang membutuhkan,” demikian Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM, yang ditemui penulis di Dekanat Fisipol UGM.
Inilah salah satu bakti alumni kepada almamater tercinta. Setelah bertahun-tahun kuliah, kemudian lulus dan bertebaran bekerja di segala penjuru nusantara, para alumni tidak melupakan dari mana mereka memulai. Kafgama88 yang terbentuk sejak tahun 2018, pada reuni 30 tahun, sepakat memilih program beasiswa sebagai wujud kepedulian pada keberlangsungan pendidikan adik-adik mahasiswa Fisipol UGM.
Besaran iuran ditetapkan minimal seratus ribu rupiah dari donatur setiap bulan. Ada juga satu jurusan yang mengkoordinir teman-teman dan menyerahkan donasi atas nama jurusan bukan perorangan. Kemudian setiap tanggal 3 di awal bulan, dana yang terkumpul ditransfer ke Yayasan Pengembangan Fisipol UGM. Jadi pihak fakultas yang akan mengirim beasiswa ke setiap mahasiswa.
“Mereka menerima Rp. 700.000 setiap bulannya, yang langsung masuk ke rekening pribadi mereka,” jelas Didiek, bendahara Kafgama88.
Pada awal program di 2019, ada 13 mahasiswa yang mendapat dana rutin ini. Ada yang menerima selama 3 (tiga) bulan, ada yang sampai 9 bulan bahkan 12 bulan, tergantung kondisi setiap penerima. Ada yang memang tinggal menyelesaikan skripsi, tetapi mengalami kesulitan dan nyaris berhenti di tengah jalan, sangat terbantu dengan program beasiswa ini. Hingga program berjalan selama 4 tahun atau sampai dengan Agustus 2023, telah membantu 54 mahasiswa Fisipol, dan ditambah 3 anak anggota Kafgama88. Dari angka itu sejumlah 33 mahasiwa sudah behasil lulus.
“Penerima umumnya adalah mahasiswa dengan UKT nol atau yang di atas itu tetapi memohon keringanan,” lanjut Prof. Poppy menjelaskan siapa saja yang berhak menerima bantuan dari para alumni.
Jadi memang banyak orang tua yang mengalami kesulitan ekonomi, bisa membayar UKT namun untuk biaya penunjang perkuliahan merasa berat. Apalagi bila harus menanggung beberapa anak usia sekolah. Adanya beasiswa Kafgama88 ini sangat membantu penerima manfaat karena sifatnya yang fleksibel dibanding jenis beasiswa lain yang aturannya sangat ketat.
“Di UGM ini cukup banyak instansi dan perusahaan yang membuka program beasiswa. Namun yang bisa fleksibel peruntukannya ya baru model beasiswa Kafgama88 ini,” pungkas Prof. Poppy.
“Beasiswa dari Sedulur Kafgama88 ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan kuliah anak saya, misal untuk menyelesaikan proyek-proyek kuliah, membeli bahan dan materi tugas,” sebagaimana dituturkan oleh orang tua salah satu penerima beasiswa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Kafgama88, Gama Yogatama, bahwa beasiswa ini untuk membantu meringankan beban biaya mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. “Artinya bantuan ini dapat digunakan fleksibel bisa untuk biaya kuliah, kost, membeli peralatan studi dan lain-lain,” ucapnya.
Apa sebenarnya yang mendasari alumni Fisipol UGM angkatan 1988/1989 memilih program beasiswa ini? Alumni Kagama memang dikenal solid dan semedulur di manapun berada. Saling membantu sesama alumni. Guyub dan rukun, inilah keunggulan yang dimiliki Kagama. Lalu Kafgama88 sebagai komunitas di Kagama memilih program beasiswa yang akan berlanjut mulai September 2023, tentu saja ada alasannya.
Kita mengenal banyak lulusan Fisipol UGM sebagai tokoh nasional. Mulai dari staf ahli, menduduki berbagai jabatan strategis bahkan menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Selain di pemerintahan, yang berkiprah di sektor swasta pun banyak yang menduduki posisi tinggi dan sebagai penentu kebijakan sekelas direksi di perusahaan multinasional. Apalagi di sektor pendidikan, banyak yang menjadi dosen, dekan bahkan rektor di berbagai perguruan tinggi.
Lalu bagaimana dengan yang berprofesi menjadi wirausaha atau bekerja mandiri dan yang memilih menjadi ibu atau bapak rumah tangga? Apakah kami bisa menjadi alumni yang tetap berguna bagi nusa dan bangsa?
“Kami ingin tetap menjadi alumni yang migunani. Program beasiswa ini memberi kesempatan kepada kami yang bukan siapa-siapa ini, untuk ikut serta memberi sumbangsih kepada kampus tercinta,” demikian kata Alven Stony salah satu donatur yang selalu bersemangat mendukung program ini.
Melalui program ini, Sedulur Kafgama88 berharap turut serta dalam usaha mencerdaskan bangsa. Jangan sampai mahasiswa yang tinggal selangkah menuntaskan perkuliahan, putus di tengah jalan karena faktor biaya. Semua bisa membantu dengan gotong royong menyisihkan seratus ribu rupiah setiap bulan.
Menyisihkan pembelian 2 gelas kopi untuk iuran beasiswa, akan membawa manfaat kebaikan dan keberkahan untuk semua, itulah yang telah dilakukan oleh empat puluh alumni yang rutin menjadi donatur selama empat tahun ini, dan akan terus berlanjut. Program ini memang bersifat suka rela.
“Program ini tetap bisa jalan, bahkan saat dunia ini mengalami pandemi, terbukti masih banyak yang peduli, memupuk jiwa gotong royong dalam membangun generasi bangsa,” pungkas Gama Yogatama memberi semangat sedulur Kafgama88 untuk melanjutkan hal-hal baik yang sudah dilakukan selama ini.