Perkembangan teknologi dan digitalisasi menuntut kita untuk selalu berinovasi dan beradaptasi. Terutama dalam meningkatkan sektor ekonomi di tengah ancaman resesi. Atas hal itulah Kagama Jawa Barat bersinergi dengan Kagama Cirebon berupaya mengedukasi pelaku usaha di sektor riil untuk dapat terus tumbuh dan berkembang, dengan menggelar pelatihan kepada pelaku UMKM bertema “Smart Branding Affiliate” di Hotel Aston, Cirebon, Sabtu (18/2/2023). Peserta pelatihan berjumlah 50 orang, terdiri dari internal anggota Kagama, maupun pelaku UMKM lainnya sewilayah Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan).
Wakil Ketua Kagama Jawa Barat, Eko Purwanto, S.Si. mengatakan pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian para pelaku UKM. Hal itu merupakan salah satu simpati dan inisiatif Kagama, dengan menghadirkan pelatihan yang benar-benar riil dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Dengan pelatihan smart branding, pelaku UMKM diharapkan bisa meningkatkan branding usahanya, serta memahami ekonomi digital, sebingga bisa bersinergi dengan keinginan yang dibutuhkan pasar. Kami berharap tidak berhenti di satu kegiatan saja, tapi bisa dilakukan dengan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan,” imbuh Eko.
Sementara itu, Ketua Kagama Cirebon, Heru Subagia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kalender rutin silaturahmi sarasehan Kagama Cirebon, yang tidak hanya digelar untuk temu kangen alumni UGM saja, tapi juga membuat sebuah yang memiliki nilai manfaat buat kemajuan daerah, yakni khususnya di sektor ekonomi kecil.
Heru menambahkan, kebetulan Cirebon dipilih untuk mendapat pelatihan ini di wilayah Jabar. Menurutnya, yang penting bagaimana alumni terlibat langsung, bukan hanya mengajarkan berteori tapi paling penting bisa menyentuh lapisan masyarakat dan pemberdayaan alumni internal maupun eksternal.
Ia berharap, dari pelatihan tersebut para pelaku UMKM yang diajari teknik branding dan marketing melalui pemanfaatan IT, akan terus dimonitor berbagai persoalan usaha mereka secara berkelanjutan. Sehingga, akan lahir pelaku ekonomi kecil yang naik kelas dengan memanfaatkaan IT.
“Wadah alumni tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, namun seyogyanya berkontribusi dan bisa terus dirasakan manfaatnya bagi internal alumni lainnya, maupun bagi masyarakat luas,” pungkas Heru.
Salah satu narasumber pelatihan, Prof. Dr. Wegig Murwonugroho menyatakan dari pelatihan tersebut diharapkan mampu menyebarluaskan pengetahuan yang berkelanjutan, bagi para pelaku UMKM lainnya yang belum berkesempatan hadir. Karena menurutnya selama ini masyarakat baru dimanfaatkan teknologi tapi belum memanfaatkan teknologi.
“Sebagai contoh media sosial. Selama ini kebanyakan baru sebagai media silaturahmi, padahal sebetulnya bisa dimanfaatkan sebagai sarana potensi pemanfaatan untuk saling berbagi produk barang dan jasa,” ujar Wegig.