Sehubungan dengan masalah digitalisasi rumah sakit, semua rumah sakit harus siap berinovasi dalam pelayanan kesehatan. Mengingat pentingnya, siap tidak siap harus dipaksa melakukannya. Demikian diungkapkan oleh Ketum PP Kagama, Ganjar Pranowo saat menjadi keynote speaker pada webinar serial Kagama Health Talks sinergi antara PP Kagama dan K-GAMA Health yang berjudul “Digitalisasi Rumah Sakit: Siapkah Rumah Sakit Indonesia Investasi Teknologi Informasi Pelayanan Kesehatan?”, Jumat (9/12/2022).
Ganjar mengatakan, sebagai gubernur ia memancing kepada jajaran di bawahnya membuat 1 inovasi saja selama setahun. Jika ditotal dari jumlah dinas yang ada tentulah akan mempunyai banyak bank inovasi.
Ketika ia membuat gerakan ayo inovasi, yang mengawali pertama kali adalah rumah sakit. Jadi artinya rumah sakit itu apabila mendapatkan kepemimpinan dan kepengikutan yang yang klop, sebenarnya untuk melakukan perubahan tidaklah sulit. Karena pastilah pengelola rumah sakit mempunyai pengalaman serta kemampuan dengan background pendidikan yang mumpuni.
“Awalnya, muncul inovasi kecil-kecilan. Kemudian saat ikut dilombakan menjadi juara, lalu direplikasi, sehingga lama-lama banyak yang mengikutinya,” ujar Ganjar.
Yang perlu diingat mitigasi harus selalu disiapkan. Karena dalam setiap perubahan, pasti ada yang terganggu. Menurut Ganjar, kalau ilmu, aplikasi, peralatan, dan anggarannya tidaklah sulit.
Ganjar mengingatkan, kita harus waspada karena dunia ini tidak sedang baik-baik saja. Contohnya, tiba-tiba di Aceh muncul penyakit polio yang sudah lama dianggap tidak ada.
Penyakit bukan hanya berhubungan dengan kesehatan saja, namun juga berurusan dengan politik dan pertahanan. Proxy war bisa muncul di manapun dan kapan saja.
“Terakhir, saya berharap hasil dari diskusi hari ini bisa memunculkan rekomendasi bermanfaat yang nantinya bisa didorong lewat jejaring Kagama dan UGM,” pungkas Ganjar.