Kamis (8/4/2021) pagi rombongan 15 anggota Kagama Orchids (KO) yang dipimpin oleh ketuanya, Yoppie Khan, bergerak ke Jombang dengan misi khusus membantu Rumah Sakit Kristen (RSK) Mojowarno, Jombang mewujudkan visi misi rumah sakit tersebut yakni menjadi green heritage hospital. Di sana KO melakukan penanaman anggrek di lingkungan rumah sakit , dan juga memberikan pelatihan merawat anggrek kepada para pegawai RSK Mojowarno. Ada sekitar 200 anggrek jenis dendrobium dan anggrek bulan ditanam massal di ruang terbuka hijau rumah sakit. Dengan harapan mampu menjadi unsur penyembuhan para pasien melalui perpaduan unsur alam, indra, dan psikologis. Adanya taman yang asri, sejuk, dan bunga bermekaran menjadikan hati gembira bagi siapa saja yang memandangnya. Dengan demikian dapat memicu tingkat kesembuhan pasien dengan lebih cepat.
Direktur RSK Mojowarno, dr. Heri Wibowo, M.kes, mengatakan, “RSK Mojowarno memiliki lahan yang luas. Kita percantik dengan anggrek yang berwarna-warni harapannya bisa menjadi healing garden“. Ia menambahkan, tidak hanya ditunjang lingkungan yang asri, pelayanan RSK Mojowarno terhadap pasien juga harus prima dan mampu memberikan kenyamanan serta kasih. Sehingga pasien mendapat pelayanan yang puas dan cepat pulih.
Pada hari kedua, Jumat (9/4/2021) KO mengadakan mini workshop tentang perawatan anggrek dan pembuatan eco enzyme, yang diikuti oleh karyawan rumah sakit dan juga warga sekitar. Tentu saja acara berlangsung secara tertib dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, salah satunya adalah membatasi jumlah peserta yang ikut.
Dalam sambutannya di awal acara, dr. Heri menyatakan acara workshop dan penanaman anggrek di lingkungan RSK. Mojowarno merupakan awal dari dikembangkannya healing garden. “Konsep kami hati yang gembira adalah obat. Dengan membuat lingkungan yang bagus dan nyaman diharapkan membuat setiap orang gembira.” ujarnya.
Sementara itu Yoppie Khan mengatakan apa yang dilakukan oleh RSK Mojowarno selaras dengan misi KO, yaitu mengedukasi masyarakat luas untuk mencintai, merawat dan melestarikan tanaman anggrek.Tuhan telah memberikan berkah yang luar biasa kepada bangsa Indonesia, berupa beraneka ragam flora dan fauna, salah satunya kekayaan anggrek Indonesia. Semestinya kita tidak merusak, tetapi ikut merawat, mencintai dan melestarikan tanaman kebanggaan kita semua.
Yoppie menambahkan, “Selain workshop menanam & merawat anggrek, ada juga pelatihan pembuatan eco enzyme, yaitu memanfaatkan limbah-limbah organik yang sering dibuang diubah menjadi bahan berguna. Eco enzyme ini banyak manfaatnya, selain mereduksi sampah juga ramah lingkungan.”
Materi workshop tentang perawatan anggrek disampaikan oleh 2 narasumber dari KO yaitu Rikcy S. Nugraha dan Yoeke Kusumayanti. Keduanya menjelaskan merawat anggrek sejak awal, hama dan penyakitnya, serta kendala dalam perawatan anggrek. Antusiasme para peserta sungguh tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan tentang seputar perawatan anggrek.
Berikutnya, sesi kedua disampaikan cara dan teknis pembuatan eco enzyme dari sisa-sisa sampah dapur oleh Murti Veronica. Eco enzyme ini merupakan hasil fermentasi antara limbah dapur seperti kulit buah atau sayuran, dengan air dan molase yang memiliki aroma asam segar. Saat proses fermentasi, eco enzyme menghasilkan gas O3 yang mampu menyelamatkan kerusakan bumi. Hasil akhirnya adalah cairan yang mempunyai manfaat yang berlipat ganda seperti sebagai pembersih alami, penjernih udara dan air, pestisida alami, antiseptik alami, pupuk yang ramah lingkungan serta banyak lagi manfaat lainnya.
Usai workshop, para peserta berfoto bersama Direktur RSK, Ketua KO, dan narasumber. Selanjutnya semuanya meninjau taman di lingkungan RSK Mojowarno yang sudah ditanami sekitar 200 anggrek sehari sebelumnya oleh teman-teman Kagama Orhids.
Leave a Reply