Webinar PP KAGAMA – KAGAMADOK: Ketua BKKBN Menekankan Pentingnya Memanfaatkan Bonus Demografi & Penanganan Stunting

Indonesia saat ini memiliki keuntungan bonus demografi, yaitu potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, di mana proporsi usia kerja lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja. Namun hal itu tidak akan berlangsung selamanya. Makanya harus dimanfaatkan secara optimal dan secepat mungkin. Demikian diungkapkan Kepala BKKBN, Dr. (HC) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), pada webinar berjudul “Tantangan Pengembangan Inovasi Teknologi Kesehatan / Kedokteran di Masa Depan: Pembelajaran dari Pandemi Covid-19″, yang digelar PP KAGAMA bersama KAGAMADOK, Sabtu (11/12/2021).

Dr. Hasto mengatakan pemerintah saat ini menghadapi tantangan untuk menciptakan SDM yang unggul untuk Indonesia Maju. Bukan hanya dalam rangka menyongsong Generasi Emas 2045, namun juga adanya bonus demografi yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Di negara kita bonus demografi dihasilkan karena program KB yang berhasil. Transisi demografi di Indonesia ditandai dengan penurunanan fertilitas yang tajam dengan dibarengi penurunan mortalitas.

Pertaanyaannya apakah bonus demografi berbanding lurus dengan bonus kesejahteraan? Ternyata di tiap-tiap provinsi kondisinya berbeda-beda dan kesenjangannya masih sangat tinggi. Inilah menurut dr. Hasto permasalahan yang harus kita pikirkan bersama-sama.

Yang harus diwaspadai adalah bonus demografi tidak akan berlangsung selamanya. Sehingga kalau kita tidak menaikkan kualitas SDM kita sekarang juga maka peluang bagus itu akan lewat begitu saja. Karena peluang yang disebut windows of opportunity tersebut hanyalah celah sementara. Diprediksi bonus demografi akan berakhir pada tahun 2035.

Dr. Hasto menambahkan, kunci penentu bonus demografi ada di tangan generasi muda. Apabila generasi muda banyak yang menikah muda, dan melahirkan keturunan yang tidak produktif dan kurang berkualitas seperti stunting, maka akan sangat sulit meraih kesejahteraan.

Ia menggarisbawahi masalah stunting atau kurang gizi pada anak-anak sangat penting untuk ditangani sebaik mungkin. Karena stunting menjadi masalah serius dalam ikut menentukan kualitas SDM di masa depan. Prosentasenya jauh lebih besar dibanding ketidaknormalan anak-anak lainnya semacam authisme, difabel, dan mental disorder.

Presiden Jokowi juga concern terhadap permasalahan stunting tersebut. Ia memandang remaja sebagai perhatian utama untuk mewujudkan keluarga muda berkualitas dan mantargetkan stunting turun menjadi 14% di tahun 2024. Dalam hal ini dr. Hasto menyatakan lembaga yang dipimpinnya yaitu BKKBN selalu terbuka untuk saling bahu membahu dengan semua pihak dalam penanganan stunting.

“Peningkatan kualitas SDM bertumpu pada sektor kesehatan dan kedokteran, karena lewat dua hal itulah stunting bisa tertangani dengan baik,” demikian dr. Hasto mengakhiri paparannya.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*