Seperti tahun-tahun sebelumnya, UGM bersinergi dengan Kagama kembali menggelar syawalan dan temu alumni di Balairung UGM, Minggu (28/4). Kali ini temanya “Merawat Persaudaraan dalam Cita Kemanusiaan dan Kebangsaan”.
Acara yang diadakan secara hybrid tersebut diikuti oleh ratusan peserta baik yang mengikuti lewat Zoom Meetings, maupun yang datang langsung ke Balairung. Turut hadir sejumlah pucuk pimpinan UGM, seperti Rektor UGM Prof. Ova Emilia, Wakil Rektor Dr. Arie Sujito, Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi, serta beberapa pejabat PP Kagama, di antaranya Ketua Umum Ganjar Pranowo, Ketua Bidang VII Sandhya Yuddha, Wasekjen Bidang VI Sulastama Raharja, dll.
Lalu, hadir pula tamu istimewa K.H. Ahmad Muwafiq, S.Ag. memberikan tausiyah di akhir acara syawalan. Ia menyampaikan siraman rohani tentang pentingnya menjalin silaturahmi, serta menjelaskan bahwa kegiatan berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan adalah tanggung jawab utama umat manusia.
Acara syawalan selain sebagai ajang silaturahmi dan temu alumni, juga dipakai sebagai media berdonasi. Pada kesempatan berbahagia tersebut, Kagama Batik & Wastra (KBW) menginisiasi lelang 4 helai kain wastra Nusantara “Batik 3 Negeri Keluarga Tjoa”. Keseluruhan hasil lelang senilai Rp. 35 juta didonasikan kepada UGM selaku pengelola beasiswa untuk adik-adik mahasiswa yang membutuhkan.
Ketua Panitia Syawalan yang juga merupakan pembina KBW, Sulastama Raharja dalam kata sambutannya mengatakan Kagama terus berkomitmen menyalurkan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa UGM yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ia menyebut ada 2 bantuan beasiswa yang rutin diberikan selama ini, yaitu Beasiswa Gadjah Mada Peduli dan Beasiswa Orang Tua Asuh Kagama. Khusus untuk Beasiswa Orang Tua Asuh diberikan pada mahasiswa yatim piatu yang kurang mampu secara ekonomi.
“Kedua program ini telah terbukti telah membantu banyak mahasiswa yang kurang beruntung secara ekonomi tetap bisa melanjutkan pendidikannya di UGM. Saya kira beasiswa ini membuktikan sinergi yang kuat di antara alumni untuk ikut serta berkontribusi membantu adik-adik mahasiswa yang membutuhkan uluran tangan kita,” pungkas Sulastama.
Senada dengan Sulastama, salah satu pengelola beasiswa Kagama, Destina Kawanti menjelaskan sumber dana beasiswa berasal dari donasi alumni dan dana hibah mitra Kagama maupun UGM. Total nominal yang terkumpul untuk Beasiswa Orang Tua Asuh, hingga akhir tahun 2023 lalu mencapai Rp. 505 juta yang telah didistribusikan kepada 25 penerima beasiswa. Pemberian dana dilakukan dalam bentuk bantuan UKT dan biaya hidup bulanan. Sedangkan untuk Beasiswa Gadjah Mada Peduli, total tersalurkan bantuan sebesar Rp. 227 juta kepada 74 mahasiswa.
“Sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Kami harapkan ke depan kita mendapatkan tambahan mitra untuk kelangsungan beasiswa ini,” ujar Destina.
Menurutnya, program penyaluran beasiswa ini sejalan dengan prinsip UGM dalam mewujudkan pendidikan inklusi, yaitu membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat mengenyam pendidikan di UGM. Harapannya tentu saja masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan tingginya biaya pendidikan karena telah tersedia berbagai macam program beasiswa di UGM.
“Untuk itu, Kagama selalu berupaya memperkuat jejaring agar semakin banyak bantuan yang dapat tersalurkan bagi pendidikan masyarakat,” tutur Destina.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan bantuan pendidikan tidak hanya mendukung keberlangsungan pendidikan mahasiswa, namun juga membentuk karakter yang positif pada diri mahasiswa. Menurutnya, mereka yang terbantu dengan beasiswa akan memiliki semangat yang lebih kuat dalam menempuh pendidikan dan memiliki karakter kepribadian yang kuat dalam kehidupannya.
“Umumnya mereka yang sudah lulus dengan dukungan beasiswa bisa berbagi cerita yang menyemangati semua orang. Sudah banyak terbukti beasiswa membantu mahasiswa yang kurang beruntung secara finansial. Bisa dikatakan beasiswa sanggup mengubah nasibnya dan keluarganya,” ucap Ganjar mengakhiri sambutannya.