Songsong Munas ke-14, PP KAGAMA Luncurkan Logo dan Jingle di Rumah Kagama

Menyongsong Musyawarah Nasional (Munas) XIV Kagama yang akan berlangsung bulan November di Jakarta, PP Kagama meluncurkan logo dan jingle di Rumah Kagama, Jl. Palmerah Utara, Jakarta, Minggu (30/6). Acara yang berlangsung meriah dan guyub itu dihadiri oleh puluhan pengurus dan anggota Kagama. Turut hadir sejumlah petinggi Kagama, seperti Ketua Umum Ganjar Pranowo, Sekjen AAGN Ari Dwipayana, Wakil Ketua I Budi Karya Sumadi, Bendahara Umum Yualita Widyadhari, Ketua Bidang I Anton Mart Irianto, Ketua Bidang II Bambang Esti, Ketua Bidang VII Sandhya Yuddha, dan beberapa Wasekjen.

Logo Munas XIV merupakan karya Kagama Muda, Surof Ibadurrahman, alumnus Jurusan Teknik dan Perencanaan Kota angkatan 2019. Secara jeli ia memasukkan identitas Kota Jakarta, di mana lokasi Munas dihelat, ke dalam logo. Dengan identitas Jakarta, Munas XIV diharapkan akan mengadaptasi sifat tematik Jakarta yang progresif, dinamis, dan komtemporer.

Ada 2 simbol ikonik Jakarta yang ditonjolkan oleh Surof, yaitu Tugu Monas dan ondel-ondel. Dalam presentasinya, Surof menjelaskan, sebagai kearifan khas Jakarta, ondel-ondel merupakan simbol leluhur yang senantiasa menjaga penduduk setempat. Ibu pertiwi sebagai personifikasi Indonesia dapat diwakili ondel-ondel dengan nilai luhurnya yang terpandang tinggi. Ondel-ondel juga merupakan simbol sinergi dari suatu komunitas yang ditujukan untuk merayakan suatu proses kemajuan.

Logo Munas XIV Kagama

“Ondel-ondel selaras dengan konsep fundamental Munas XIV Kagama yaitu ‘Bakti untuk Ibu Pertiwi’,” ujar Surof.

Menurut Surof, desain logo karyanya memang merepresantisakan mahkota ibu pertiwi. Ada 4 pesan yang ingin disampaikan, yaitu yang pertama kemajuan dengan simbol berupa jajaran yang mengarah ke kanan atas, dengan sudut kemiringan 60 yang bermakna 66 tahun Kagama berdiri. Lalu, sinergi dengan simbol pola berpusat dan berbentuk panah yang mengarah pada siluet angka XIV.

Surof Ibadurrahman

Berikutnya, kebangsaan dengan simbol beragam nilai lokal, yaitu mahkota ondel-ondel, ornamen Betawi berupa gigi balang, dan Monas. Yang terakhir, Indonesia emas dengan simbol penerapan warna merah dan emas pada elemen grafis.

Untuk tipografi logonya, Surof juga tidak sembarangan dalam memilih jenis hurufnya yaitu font Cairo yang memiliki desain modern dan bersih. “Bentuknya yang modern menggambarkan kemajuan, garis tegas menunjukkan energi, serta fleksibilitas dan estetikanya sesuai dengan suasana urban Jakarta,” jelasnya.

Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo yang mendapatkan kehormatan meluncurkan logo dan jingle Munas XIV Kagama, dalam kata sambutannya mengatakan untuk menentukan logo dan jingle ditempuh cara voting, dengan maksud agar semua teman-teman Kagama terlibat. Sampai meluas kepada penentuan tema, yang akhirnya disepakati taglinenya “Bakti untuk Ibu Pertiwi”.

Ganjar menambahkan, sebagai senior tugasnya adalah menyiapkan generasi mendatang untuk mengambil alih estefet kepemimpinan di Kagama. Secara pribadi ia berharap seusai kepemimpinannya berakhir, Kagama ke depannya akan dinakhkodal oleh anak-anak muda.

“Intinya Kagama membuka ruang seluas-luasnya kepada kawan-kawan yang mau berkontribusi secara ikhlas untuk membawa kemajuan Kagama,” pungkas Ganjar.

AAGN Ari Dwipayana

Sementara itu, Sekjen Kagama yang juga merupakan Ketua Panitia Munas XIV, Ari Dwipayana menyatakan Munas ke-14 Kagama akan digelar tanggal 14-17 November 2024 di Jakarta. Susunan kepanitiaan telah dibentuk untuk menyukseskan Munas.

Yang pertama adalah Badan Pekerja Munas yang bertugas menyiapkan materi-materi yang substansfif selama Munas berlangsung, mulai dari masalah AD ART, GBHK, sampai kepada rekomendasi yang dihasilkan. Kedua, pembentukan dana usaha yang bertugas melakukan penggalangan dana untuk kusuksesan Munas. Ketiga, pembentukan panitia pra Munas untuk mempersiapkan semua acara yang dilakukan menjelang Munas, yaitu seminar atau kegiatan lainnya.

“Yang terakhir adalah tim pelaksana yang secara khusus diberikan mandat untuk melaksanakan Munas, termasuk mempersiapkan segala sesuatu yang bersifat teknis,” jelas Ari.

Ari menambahkan, sesuai arahan Ketua Umum, tema Munas adalah “Kagama Bakti untuk Ibu Pertiwi”. Menurutnya semangat itu yang selalu digaungkan pada saat menyanyikan lagu “Hymne Gadjah Mada”.

“Kepemimpinan dan kepengurusan Kagama boleh berganti, namun spiritnya akan tetap terjaga abadi untuk berbakti kepada ibu pertiwi,” tuturnya.

Logo dan jingle Munas sangat penting menurut Ari, karena menjadi salah satu cara untuk menggairahkan dan memanaskan Munas. Jadi kita tidak hanya fokus pada momen Munasnya saja, melainkan gelora menuju Munas harus kita sosialisasikan ke kawan-kawan Kagama di mana saja berada, yang melibatkan segenap Pengda, Pengcab, Kagama Komunitas, dan Komisariat.

“Saya sangat berharap kawan-kawan Kagama baik yang berada di Indonesia dan luar negeri, juga menyelenggarakan acara-acara yang terkait dengan Munas, seperti seminar dan bakti sosial. Untuk menunjukkan Kagama bukan sekedar ada namun juga berkontribusi bagi persoalan kemasyarakatan dan kenegaraan kita,” pungkas Ari.