Universitas Gadjah Mada pada hari Sabtu (24/4/2021) kehilangan lagi salah satu putra terbaiknya. Prof. (Em.) Dr. Soenardi Prawirohatmodjo, B.Sc., Guru Besar Fakultas Kehutanan, meninggalkan kita untuk selama-lamanya pada usia 92 tahun di kediamannya akibat sakit yang dideritanya sejak lama.
Prof. Soenardi lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Maret 1929. Ayahnya adalah seorang guru, jadi masa kecilnya sering pindah-pindah kota mengikuti ke mana ayahnya bertugas. Pada tahun 1936-1942 ia menempuh pendidikan sekolah dasar HIS di Kebumen. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 2 Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1946 ia masuk ke SMA B1 N, yang kelak berganti nama menjadi SMA 3 Padmanaba. Namun kondisi perang pasca kemerdekaan memaksanya harus keluar dari sekolah dan ikut mengangkat senjata membela tanah air. Pada tahun 1947 saat clash pertama, ia bergabung menjadi anggota Tentara Pelajar di Kebumen. Lalu saat clash kedua tahun 1948, ia berjuang bersama TNI di wilayah Yogyakarta Selatan.
Seusai ikut berjuang, pada tahun 1949 Prof. Soenardi kembali ke bangku sekolah. Kali ini ia masuk SMA De Brito, dan berhasil menamatkan studinya pada tahun 1952. Selanjutnya ia mengambil kuliah di Fakultas Pertanian UGM. Sekedar info, saat itu Fakultas Kehutanan belum berdiri sendiri, masih menjadi satu bagian dengan Fakultas Pertanian. Fakultas Kehutanan secara resmi baru dinyatakan berdiri pada tanggal 17 Agustus 1963, dan Prof. Soenardi termasuk salah satu tokoh penggagasnya.
Pada tahun 1959, Prof. Soenardi mendapatkan beasiswa dan meneruskan studinya di University of British Columbia, Canada. Ia menamatkan studi S1-nya 2 tahun kemudian. Pada tahun 1978 gelar Ph.D. direngkuhnya dari Australian National University Canberra. Tak lama kemudian, yaitu tepatnya pada tanggal 1 April 1983 ia mendapatkan gelar profesornya.
Karir Prof. Soenardi di Fakultas Kehutanan terhitung sangat bagus. Selain mengajar di UGM, tenaganya juga dibutuhkan oleh sejumlah universitas swasta di Yogyakarta, seperti Institut Pertanian Instiper dan Institut Pertanian Intan.
Sejumlah jabatan penting sempat disandangnya. Dua kali ia pernah memegang jabatan sebagai dekan di Fakultas Kehutanan. Yang pertama pada periode 1969-1973 dan yang kedua pada tahun 1982-1988. Pada saat menjadi dekan periode kedua tersebut, Prof. Soenardilah yang menandatangani ijazah seorang mahasiswa bernama Joko Widodo tertanggal 5 November 1985, yang kelak kita tahu semua menjadi orang nomer satu di republik ini.
Pada tahun 1989 Prof. Soenardi ditunjuk sebagai Direktur Pascasarjana sampai tahun 1994. Selepas jabatan tersebut, ia kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Senat Akademik sampai tahun 1999.
Sejumlah penghargaan pernah pula diraihnya, di antaranya Satyalancana Karya Satya X Tahun 1980 dari Presiden, Satyalancana Karya Satya XX Tahun 1991 dari Presiden, Kesetiaan 25 Tahun 1994 dari Rektor UGM, dan Satyalancana Karya Satya XXX Tahun 2001 dari Presiden.
Ketika ia resmi pensiun pada tanggal 1 April 1999, Prof. Soenardi masih diberi kepercayaan mengampu beberapa mata kuliah untuk mahasiswa S1 dan S2. Ia masih bisa mengajar karena sejak 1 Oktober 1997 diangkat sebagai profesor emeritus, yaitu gelar yang diberikan kepada guru-guru besar tertentu sehingga setelah pensiun masih bisa mengajar di lingkungan UGM tanpa ada batas waktu, selama fakultas masih membutuhkan tenaga & ilmunya.
Menjelang usianya yang ke-88 ia masih nampak sehat dan bugar. Namun usia tidak bisa menipu, pelan-pelan tubuhnya mulai melemah. Dan pada hari Sabtu 24 April 2021 Guru Besar Fakultas Kehutanan tersebut menghadap Sang Maha Pencipta.
Sebagai penghormatan kepada Prof. Soenardi, sebelum dikebumikan pada hari Minggu (25/4/2021) jenazahnya disemayamkan terlebih dulu di Balairung selama sekitar 1 jam. Prosesi acara berlangsung secara khidmat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
Di Balairung acara dimulai dengan sambutan dari pihak keluarga, yang diwakili oleh Putut Ariwibowo (Ketua Bidang III PP Kagama), putra sulung Prof. Soenardi. Lalu disusul Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Budiadi, membacakan daftar riwayat hidup almarhum. Terakhir sambutan singkat oleh Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, memberikan sekilas perjalanan hidup almarhum. Selanjutnya almarhum diberangkatkan ke peristirahatan terakhirnya di makam keluarga di Ngijon, Godean.
Prof. Soenardi tidak dimakamkan di makam dosen Sawitsari, karena sebelum meninggal ia memang sempat berwasiat “Kuburkan aku di makam keluarga saja. Biarlah makam Sawitsari jadi jatah yang lainnya.”
Selamat jalan Prof. Soenardi, terima kasih atas semua jasa dan baktimu. Raga boleh telah tiada, namun pengabdianmu tetap akan dikenang abadi selamanya.