Diskusi Online Kagama Care – Ketahanan Pangan Menghasilkan Sejumlah Draft Penting tentang Masalah Ketahanan Pangan

Pada hari Jumat (1/5/2020) kawan-kawan yang tergabung dalam Kagama Care – Ketahanan Pangan (KC-KP) melakukan video conference secara online memakai aplikasi Webex. Drajat Wibawa yang berdomisili di Bali bertindak sebagai host, dengan diikuti peserta sejumlah 9 orang yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Mereka adalah Sulastama Raharja, Ika Andreyo, Ardiati Bima, Tata Meinita, Gede Mantrayasa, Febri Widodo, Danur Saudah, Lalu Fauzul Idhi dan Asniar Khumas. Mereka membahas agenda persiapan distribusi paket subsidi KC-KP ke 10 lokasi, diskusi soal proses monitoring dan progres report, mencoba mendorong peliputan media lebih luas di wilayah masing-masing & beberapa hal penting lainnya.

Dari obrolan diskusi selama sekitar 2 jam dihasilkan beberapa point penting:

  1. Sampai sejauh ini paket subsidi prorgam KC Ketahanan Pangan sudah terkumpul dengan baik, khususnya benih sumbangan dari PT. Benih Pertiwi, sumbangan dari rekan-rekan di Jogja dan benih dari pembelian di Toko untuk melengkapi macam jenis sayuran. Paket Program Kemandirian Pangan Kagama Care seri 1 diantaranya berupa:

    a. Paket yang akan diterima di tiga lokasi, yakni: Wonosobo, Solo, Jogja, berupa:
    i. Benih
    ii. Polybag 20 kg (ukuran 40, 35 dan 30)
    iii. Subsidi untuk pengadaan pupuk dan perlengkapan budidaya tanaman sebesar Rp. 1.000.000,-
    iv. Buku Panduan dan Stiker Kagama Care

    b. Paket Program untuk wilayah: Lampung, Pekanbaru, Denpasar, Lombok, Balikpapan, Palangkaraya, Pare-pare, berupa:
    i. Benih
    ii. Subsidi pengadaan pupuk dan perlengkapan budidaya tanam sebesar Rp1.500.000,
    iii. Buku Panduan dan stiker Kagama Care.

  2. Sejauh ini dana stimulan subsidi Kagama Care sudah disalurkan melalui transfer bank ke delapan kota, kecuali Pekanbaru dan Lombok-NTB yang belum terealisasi karena kontak belum tersambung. Baru kemudian, Febri dari Pekanbaru tersambung pada pertengahan meeting, sehingga tinggal menyisakan kontak ke Lombok-NTB (an. Waluyo) yang perlu di tindaklanjuti segera.

  3. Saat ini paket benih, pengirimannya tinggal menunggu selesai cetak buku panduan yang akan disertakan dalam pengiriman paket dalam minggu pertama bulan Mei 2020.

  4. Diskusi dilanjutkan dengan sharing masukan mengenai program ke depan yang akan dilakukan tim KC-KP setelah distribusi paket ke 10 proyek percontohan terlaksana. Beberapa masukan diantaranya mengenai:

    a. Setelah paket benih tiba di lokasi, diharapkan wilayah (penerima distribusi paket) segera melakukan pembagian benih tanaman yang tidak perlu disemai serta umur panen pendek (seperti bayam dan kangkung).

    b. Segera melakukan pembibitan tanaman sayur lainnya. Setelah benih tumbuh dan cukup umur untuk dibagikan, maka progam pembagian bibit kepada masyarakat sekitarnya atau siapapun yang membutuhkan dapat dilakukan. Dengan demikian, maksud dari usaha menggiatkan masyarakat untuk menanam tanaman pangan di lingkungan rumah dapat terlaksana.

    c. Secara teknis mengatur jadwal penanaman aneka tanaman sayuran agar jadwal panen menjadi sedemikian rupa sehingga ketersediaan panenan tidak terputus.

  5. Kegiatan selanjutnya setelah tahap pembagian benih ada dua kemungkinan, yakni:

    a. Penyaluran benih tahap ke-2 ke 10 wilayah proyek percontohan
    b. Pengembangan wilayah proyek percontohan melalui jaringan Kagama Care di wilayah baru

  6. Salah satu kendala memulai kegiatan budidaya terutama pada orang/kelompok adalah lamanya menunggu tumbuhnya bibit tanaman sayuran, oleh karenanya diharapkan untuk pengembangan lokasi baru dapat disupport bibit dari 10 lokasi proyek percontohan, dengan demikian 10 lokasi proyek percontohan juga memproduksi bibit tanaman.

  7. Kegiatan pengiriman paket benih, pembagian benih kepada masyarakat dan perluasan proyek percontohan sangat dimungkinkan untuk kerjasama dengan pihak-pihak sponsor. Pada tahap pertama KC-KP telah bekerjasama dan mendapat bantuan dari PT. Benih Pertiwi, pada tahap kedua dan selanjutnya, dapat dikembangkan dengan sponsor pihak lain maupun pihak-pihak yang memiliki program CSR, seperti BI dan PT. Astra (masukan dari Bli Gede Mantrayasa di Bali). Untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain, setiap wilayah dimohon untuk memberitahukan kepada forum KC KP untuk didiskusikan agar tidak menjadi langkah yang kontra produktif terkait dengan sponsor. Saran dari pak Didik sebelum menarik pihak sponsor lakukan sesuatu terlebih dahulu (menunjukkan hasil kegiatan) agar sponsor tertarik untuk menyupport.

  8. Untuk lokasi kegiatan yang dimungkinkan adanya gangguan budidaya tanaman oleh hewan ternak yang tidak dikandangkan, maka perlu adanya kesepakatan dengan warga sekitar agar ternak tidak merusak tanaman. Tim di Wonosobo sedang mendorong adanya Peraturan Desa terkait ternak unggas.

  9. Program Ketahanan Pangan melalui budidaya ikan lele akan dan budidaya sayur akan dikembangkan lagi melalui kerjasama dengan beberapa rekan Kagama pembudidaya ternak ikan lele (sleman, DIY) maupun pihak-pihak lain sebagai bagian dari tim atau sebagai narasumber. Di Kaltim Pak Didik mulai mengembangkan ternak ikan lele bekerjasama dengan beberapa sponsor yang memiliki program CSR.

  10. Konsep pertanian terpadu, yang memadukan budidaya tanaman dan ternak ikan perlu dikembangkan. Bahkan jika bisa dibuat konsep zero waste seperti yang dilakukan di Denpasar. Yaitu memadukan budidaya ikan, sayuran sekaligus mengelola limbah rumah tangga sebagai pakan maggot. Dengan demikian lingkungan menjadi bersih karena sampah dapat dimanfaatkan sebagai pakan magot untuk pakan ikan dan menghasilkan pupuk cair untuk tanaman. Diskusi mengenai aplikasi limbah pupuk cair hasil dari maggot dan kolam ikan lele akan didiskusikan kemudian.

  11. Kerjasama peliputan media (cetak maupun online) terhadap kegiatan KC-KP di wilayah proyek percontohan perlu diupayakan secara terus menerus untuk menyuarakan kegiatan ini lebih luas lagi dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya dalam masa krisis Covid-19 dan seterusnya. Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini bukan saja terbatas pada aspek keterpenuhan masyarakat terhadap makanan segar bergizi dan murah, melainkan kegiatan ini juga menjadi sarana masyarakat menyibukkan diri ketika harus tetap tinggal dirumah, sehingga aspek kesehatan mental tetap terjaga.

  12. Pelaksanaan kegiatan ini secara terus menerus di diskusikan melalui WAG KC-KP, khususnya untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan ini terlaksana dan apabila ada kendala dapat segera di identifikasi dan dibicarakan bersama.