Oleh: Ririn Sari Dewi
Pada hari Sabtu (20/6/2020) Kagama Care menggelar bincang santai bertema “Ngobrol Santai Kagama Membahas Alam, Peradaban Desa dan Kopi” bersama host Putu “Kaweng” Ardana, Jay Wijayanto dan Puthut EA, dengan moderator Dyna Andriani.
Acara yang diikuti oleh 36 orang tersebut dibuka oleh Dr. Anwar Sanusi yang merupakan Wakil Ketua Umum II PP Kagama sekaligus Sekjen Kemendes, dengan menyampaikan materi tentang dana desa dan fleksibilas penggunaannya disesuaikan dengan mapping permasalahan dan kebutuhan desa. Juga membahas peran teknologi informasi pedesaan yang berguna untuk pemberdayaan masyarakat baik secara sosial, ekonomi dan budaya.
Selanjutnya Jay Wijayanto menceritakan sejarah dan perkembangan kopi dari masa ke massa. Kondisi terkini petani kopi adalah petani kultural , tradisional yang terkungkung addict value sehingga belum bisa memperjuangkan kopi premium. Jenis robusta menguasai pasar domestik, sementara arabica banyak diekspor ke Eropa. Sehingga ke depan perlu dibangun branding sebuah kopi premium yang layak jual ke seluruh dunia. Yang membuat miris saat ini harga kopi turun, sehingga untuk pendongkraknya perlu peningkatan konsumsi kopi masyarakat Indonesia yang masih rendah.
Berikutnya Puthut EA menceritakan kondisi pandemi covid ini membuat orang urbanisasi balik ke desa, sehingga perlu disiapkan biar tetap bisa mencari kebutuhan ekonomi, sosial melalui pertanian, perkebunan, serta mendukung ketahanan pangan sehingga pemerintah bisa masuk untuk memberikan pelatihan pelatihan yang mendukung tersebut. Dampak pandemi cukup panjang bisa 5 tahunan sehingga perlu pemanfaatan lahan tidur, lahan Perhutani untuk prioritas pemberdayaan masyarakat.
Di akhir acara disampaikan kesimpulan diskusi:
- Mempertahankan nilai-nilai masing-masing peradaban desa.
- Menerapkan SOP yang standard dan meningkatkan taste, terkait pengolahan produk, kebersihan, SDM dst.
- Perlunya kebijakan kebijakan ekonomi yang membiayai pemeliharaan environmental services.
- Di masa pandemi ini ada peluang SDM kota yang berada di desa dan lahan tidur untuk lebih ditingkatkan akses dan produktivitasnya.
Leave a Reply