Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Dinas Lingkungan Hidup & Perikanan (DLHP) Purworejo menggelar sebuah kegiatan positif yang sangat bermanfaat, Minggu (5/6/2022). Acara yang dipusatkan di Heroes Park, sebuah taman kota yang terletak di Desa Kedungsari, Kec. Purworejo tersebut diikuti oleh komunitas gowes dari berbagai daerah. Termasuk Kagama Rame-rame Mancal PIT (KaRMaPIT), komunitas alumni UGM penghoby gowes. Mereka mengirimkan 24 orang, dengan Agus Hartono sebagai ketua rombongan.
Komunitas gowes yang mengikuti acara tersebut mengayuh sepedanya sekitar 4 km jauhnya, dari alun-alun Purworejo menuju Heroes Park. Mereka menikmati perjalanan dengan santai dan penuh keceriaan. Sesekali berhenti untuk melakukan selfie.
Ketua panitia acara, Siti Lestari mengatakan, kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia banyak diisi gerakan yang sangat peduli dengan kelestarian alam. Di antaranya kegiatan bersih lingkungan di setiap wilayah Purworejo baik ruang lingkup desa, RW dan RT. Adapun gerakan bersepeda adalah dalam rangka mengurangi emisi gas buang.
Siti menambahkan, juga dilakukan gerakan penanaman pohon. KaRMaPIT ikut menyumbangkan sejumlah 103 batang bermacam jenis bibit pohon. Beramai-ramai bersama komunitas lain, anggota KaRMaPIT menanam bibit di seputaran Heroes Park.
Dalam acara tersebut, turut hadir pula ketua Kagama Purworejo, Drs. Wasilin, M.Sc. Ia mengatakan, pihaknya berharap kolaborasi yang sudah direalisasikan dengan berbagai pihak ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. “Sehingga diharapkan seluruh warga Kagama bisa guyup, rukun, migunani, seperti amanah Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo,” ucapnya.
Sementara itu, dalam kata sambutannya ketua KarMaPIT, Agus Hartono mengatakan, alasan keikutsertaan komunitasnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan gowes di Purworejo adalah kepedulian mereka akan kelestarian alam. Menurutnya, pada dasarnya kegiatan yang mereka pilih yaitu bersepeda sudah mencerminkan bagaimana mereka tidak ingin menambah kadar emisi gas buang yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Bahkan perjalanan sehari sebelumnya dari Yogyakarta menuju Purworejo dengan jarak tempuh 60 km lebih, mereka tempuh dengan bersepeda.
Agus menambahkan, permasalahan yang dihadapi dunia saat ini tidak lepas dari perubahan iklim secara global. Perusakan alam yang membabi buta, khususnya penebangan hutan secara sembarangan tentu saja akan memberikan dampak yang luar biasa pada iklim.
“Makanya sekarang ini wayahe nandur. Kita mungkin tidak menikmati hasilnya dalam waktu dekat, namun anak cucu kita biarlah yang memperoleh manfaatnya. Jika kita tidak peduli kelestarian alam, terus siapa lagi, ” pungkas Agus.