Sabtu (26/06/2021), PP Kagama bersama komunitas Kagama Writing menggelar kelas menulis secara daring melalui aplikasi Zoom Meetings. Pada seri ke-4 kali ini menghadirkan tema “Cara Gila Menulis Cerpen dan Novel” bersama penulis kenamaan Han Gagas. Dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., SpPD-KPTI, Wakil Sekjen V PP Kagama, hadir memberikan kata sambutan. Jalannya acara dipandu oleh Rere Reynilda.
Han Gagas adalah sastrawan dan penulis kenamaan, yang mempunyai nama asli Rudy Hantoro. Ia pernah menerbitkan buku yang cukup terkenal dengan judul “McDonaldisasi Pendidikan Tinggi” yang diterbitkan tahun 2002 oleh penerbit Kanisius Yogyakarta. Han Gagas mengangkat tema cara gila menulis, yang menggambarkan kegiatan menulis adalah kegiatan bersenang-senang. Mengumpulkan bahan cerita dapat dibuat asyik, misalnya pada cerita pendek berlatar penjara, bisa dilakukan dengan masuk sebentar menengok penjara, nonton film berlatar penjara dan mengulik khazanah seputar penjara di Google.
“Menulis adalah kegiatan menyenangkan di mana ia merupakan saluran kekesalan, cinta bahkan komedi.” ujar Han Gagas.
Menurut Han Gagas, peka terhadap peristiwa yang terjadi dan mempunyai catatan adalah syarat penting dalam menulis. Cerpen dan novel merupakan dua karya yang lahir dari kegiatan menulis. Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra dengan panjang sekitar 7 hingga 10 halaman dengan jumlah 7-14 ribu karakter. Sedangkan novel merupakan karya sastra umumnya mengandung sekitar 20 ribu kata.
“Dalam cerpen dan novel, kalimat yang digunakan adalah kalimat efektif, efisien, padat dan tidak bertele-tele. Cerpen dan novel hadir melalui peristiwa yang memunculkan ide bagi penulis atau sastrawan yang dikembangkan melalui imajinasi. Imajinasi tersebut disusun melalui adegan, plot, penokohan dan setting.” tambah Han Gagas.
“Tahapan menulis cerpen dan novel dimulai dari paragrap awal yang menarik, gila dan istimewa sebagai kunci pembaca menilai cerita tersebut enak untuk dilanjutkan. Logika kalimat dan paragrafnya harus saling menyambung. Membuat plot sebagai bagian dari alur cerita. Memperkuat karakter tokoh dengan menghadirkan gaya bicara, sikap dan ekspresi wajah, dll. terkadang juga bisa menghadirkan tokoh yang unik seperti orang cebol, gila ataupun pengemis. Perlu memaksimalkan lima indera dalam penulisan. Kebanyakan cerita hanya menghadirkan indera mata dan telinga. Indera pengecap/ lidah, raba/kulit, bau/ hidung untuk menghidupkan suasana.” ujar alumnus Teknik Geodesi UGM tersebut.
Isi cerita dikemas dalam setting waktu dan suasana yang menarik. Seperti contoh dimulai dari dua orang akan terasa dramatis dalam guyuran hujan deras disertai kilat halilintar. Konflik dramatis yang dihadirkan dijelaskan secara rinci dan detail dalam cerita. Untuk penutup cerita dapat dihadirkan dengan ending yang tidak biasa dan tidak terduga. Karakter dalam cerita dihadirkan secara logis dan gagasan yang dihadirkan terlihat orisinil atau mempunyai keunikan tersendiri.
Kunci kreatif untuk menghadirkan cerita dengan ide orisinil terletak pada premis yang kuat. Premis yang diciptakan penulis menjaga alur cerita dari awal hingga akhir. Cerita dapat diadaptasi dalam berbagai medium kepenulisan baik cetak, online, maupun platform. Selalu mengasah daya kreativitas dengan terus memperbaharui kemampuan menulis, telaten melakukan riset kepenulisan.
“Peluang menjadi penulis sangat terbuka lebar di masa sekarang. Menulis dengan tema, gaya yang tidak biasa atau menulis sesuai dengan selera masa kini seperti K-Pop atau drakor. Memanfaatkan peluang seperti lomba, pengajuan naskah ke penerbit, residensi penulis dapat dimanfaatkan. Di masa sekarang peluang menulis diberbagai platform juga bisa disalurkan baik dalam maupun luar negeri. Karya seorang penulis akan terus dibaca penggemarnya jika penulis tersebut banyak membaca lintas disiplin ilmu dan telaten dalam riset untuk memperkaya tulisannya.” kata Han Gagas.
Terakhir, Han Gagas mengatakan menulis merupakan kegiatan yang dapat membuat “abadi” penulisnya. Amal dan manfaat yang ditebarkan pun tidak dapat dihitung jumlahnya. Menulis bisa berawal dari keresahan diri, kesenangan diri yang jenuh dengan rutinitas dan peristiwa di sekitarnya. Menulis juga bahkan bisa membuat penulis kaya raya dengan karyanya yang bestseller bahkan difilmkan. Menulis adalah karya yang menghasilkan dengan tidak mengkhianati prosesnya. [arma]
*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:
Leave a Reply