Dampak musim kemarau panjang, seperti kekeringan dan kelangkaan air bersih mulai dirasakan oleh warga masyarakat di banyak daerah, termasuk wilayah-wilayah di Kabupaten Temanggung. Mengetahui hal tersebut, Pengcab Kagama Temanggung tergerak untuk membantu masyarakat terdampak kekeringan, lewat gerakan penghimpunan donasi. Dalam waktu singkat, donasi yang terkumpul mencapai Rp. 4.200.000.
Uang sejumlah tersebut kemudian diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Rabu (20/9), untuk selanjutnya penyalurannya menjadi tanggung jawab BPBD. Sejumlah pengurus Kagama Temanggung, termasuk ketua umumnya, Irawan Prasetyadi, datang langsung ke kantor BPBD untuk melakukan serah terima bantuan secara simbolis.
Irawan mengatakan, bantuan yang diberikan pada tahap pertama tersebut menjadi bentuk partisipasi Kagama Temanggung guna menanggulangi kekeringan yang terjadi saat ini di wilayahnya. Ia berharap bantuan bukan hanya berhenti di situ, namun semoga bisa berkesinambungan.
Irawan mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh kawan-kawan Kagama Temanggung yang sudah bersedia membantu warga yang membutuhkan bantuan air bersih. Ia juga tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala BPBD Temanggung yang sudah mengkoordinasi kegiatan kebencanaan kekeringan.
“Bantuan yang kami berikan meskipun tidak begitu besar, namun semoga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana kekeringan. Dan semoga mereka selalu diberikan ketabahan dalam menjalaninya,” pungkas Irawan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Temanggung, Toifur Hadi Wuryanto mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Kagama Temanggung. Ia menyatakan bencana bukanlah hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi dibutuhkan pula kepedulian kita semua.
Toifur menambahkan, wilayah kecamatan di Kabupaten Temanggung yang terdampak bencana kekeringan meliputi 11 kecamatan, yaitu Bejen, Bulu, Candiroto, Gemawang, Kranggan, Kandangan, Kaloran, Pringsurat, Selopampang, Tembarak, dan Tlogomulyo.
“Yang harus kita waspadai adalah ketika nanti musim kemarau terlalu panjang, selain berkurangnya debit air, masalah kebakaran lahan, hutan, serta pemukiman, harus menjadi perhatian kita semua,” pungkasnya.