Oleh: Endah SR
Sabtu (20/3/2021) adalah hari yang membahagiakan bagi keluarga besar Kagama Orchids (KO), karena berkesempatan melakukan kegiatan pengabdian di RS Panti Rapih (RSPR). KO bersinergi dengan RSPR menyelenggarakan mini workshop, berupa penanaman anggrek di area healing garden RSPR, dan pelatihan pembuatan eco enzym serta pupuk organik cair. Semua dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan berada di luar ruang. Karena itulah dilakukan pembatasan peserta, 22 orang dari RSPR dan 15 personel dari Kagama Orchids.
Sinergi ini sungguh tepat sasaran. RSPR sejak lama mengusung konsep healing garden sebagai bagian dari proses penyembuhan pasien. Selain itu, ruang terbuka hijau sangat diperlukan tak hanya untuk mempercepat penyembuhan pasien namun juga bermanfaat bagi kesehatan keluarga besar RSPR dan masyarakat luas. Karena itulah Kagama Orchids sebagai komunitas yang punya kepedulian pada pelestarian anggrek turut ambil bagian dalam upaya ini.
Tepat jam 09.00 WIB acara seremonial dimulai di area healing garden RSPR dalam cuaca bersahabat. Doa dari Suster Yosefine Kusuma Hastuti CB membuka acara. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ir. Valentina Dwi Yuli, Direktur Pelayanan Kesehatan dan Infrastruktur RSPR sebagai tuan rumah, dan diakhiri sambutan dari Ir. Wahju Wulandari sebagai wakil dari Kagama Orchids. Seremonial ditutup dengan tukar menukar cendera mata oleh kedua pihak. Lantas semua peserta langsung berkelompok untuk memulai pelatihan.
Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, mini workshop dibagi dalam dua lokasi. Kelompok penanaman anggrek lokasinya di Taman Healing Garden, halaman depan, dan area drop off lobby lantai 2 Gedung Borromeus. Sedangkan lokasi pembuatan eco enzym dan pupuk organik cair berada di area Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Kelompok penanaman anggrek dipimpin oleh Dharmesta Adhiwira dan dibantu oleh teman-teman lainnya yang memberikan materi mengenai cara rehabilitasi dan rekonstruksi tanaman anggrek yang sudah ada di area rumah sakit, cara tanam ikat dan peletakan tanaman anggrek yang tepat.
Kemudian Murti Veronica dan Eka Kurnianti bertugas menjelaskan pemeliharaan tanaman anggrek dengan pemanfaatan limbah dapur sebagai nutrisi. Mereka berdua menerangkan pembuatan eco enzym dan pupuk organik cair dengan memanfaatkan air cucian beras, kulit bawang merah / bawang putih, air kelapa, potongan buah dan sayur. Bahan untuk pelatihan memanfaatkan limbah dapur Instalasi Gizi RSPR yang diharapkan bisa diolah sebagai penyuplai nutrisi organik tanaman di area RSPR.
Eco Enzyme ini merupakan hasil fermentasi antara limbah dapur seperti kulit buah atau sayuran, dengan air dan molase yang memiliki aroma asam segar. Saat proses fermentasi, Eco Enzyme menghasilkan gas O3 yang mampu menyelamatkan kerusakan bumi. Hasil akhirnya adalah cairan yang mempunyai manfaat yang berlipat ganda seperti sebagai pembersih alami, penjernih udara dan air, pestisida alami, antiseptik alami, mencegah saluran air tersumbat, untuk membersihkan diri, membersihkan buah dan sayuran, pupuk yang ramah lingkungan serta banyak lagi manfaat lainnya.
Usai pelatihan, semua peserta menikmati makan siang yang sudah disediakan oleh Instalasi Gizi RSPR. Suasana akrab terlihat di antara pihak KO dan RSPR. Seusai makan siang diakhiri dengan acara foto bersama di Goa Maria, yang juga menjadi lokasi penanaman beberapa pohon anggrek.
Leave a Reply