Kagama Orchids (KO) selama ini tak henti-hentinya berkarya dan melakukan inovasi. Tujuannya tentu saja saja untuk melestarikan anggrek, khususnya spesies Indonesia. Beberapa kali KO menyilangkan anggrek, sehingga tercipta spesies baru yang cantik dan indah.
Pada tahun 2022 yang lalu, KO menyilangkan anggrek yang kesemuanya jenis Dendrobium. Ketika anggrek sudah berbunga, kemudian diregister secara internasional melalui lembaga Royal Horticultural Society, London. Lima anggrek hasil persilangan kemudian didedikasikan kepada Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo, dan 4 mantan rektor yang pernah memimpin UGM, yaitu Prof. Dr. Sardjito, Prof. Dr. Herman Johannes, Prof. Dr. Teuku Jacob, dan Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri.
Pada tahun 2023 ini, secara tak terduga kelima anggrek hasil karya KO tersebut mendapatkan perhatian dari Museum UGM, dengan menginginkannya menjadi koleksi botani museum. Tentu saja KO bangga karena karyanya diapresiasi oleh salah satu lembaga internal UGM, dan dengan senang hati memenuhinya.
Penandatangan Berita Acara Serah Terima antara Ketua KO dengan Ketua Pengelola Museum UGM
Serah terima secara simbolis kelima anggrek berlangsung di Museum UGM, Senin (17/7). Ketua KO, Yoppie Khan, yang menyerahkannya, dan diterima langsung oleh ketua pengelola museum, Dra. Djaliati Sri Nugrahani, MA atau akrab disapa mbak Nia. Total anggrek yang diserahkan ada 10, di mana masing-masing spesies terdiri dari 2 unit. Penyerahan anggrek disertai sertifikat resmi dalam pigura,
Yoppie yang hadir didampingi sejumlah pengurus KO, dalam kata sambutannya menjelaskan Ganjar Pranowo mendapatkan penghormatan karena sebagai wujud cinta kepadanya yang sangat mendukung sepenuhnya atas segala kegiatan yang dilakukan KO selama ini. Lalu, untuk keempat mantan rektor pantas diabadikan namanya dalam bunga anggrek, karena jasa-jasa mereka memimpin almamater UGM tercinta pada masanya.
Yoppie merinci Dendrobium Ganjar Pranowo merupakan persilangan dari Dendro Danish & Dendro Kraikan Sirirungsi, Dendrobium Sardjito persilangan Dendro Ratna Ernawati & Dendro Heart of Northoaks Primary, Dendrobium Herman Johannes persilangan Dendro Damarwulan & Dendro Taurinum, Dendrobium Teuku Jacob persilangan Dendro Tiara Beauty & Dendro Rizki Kartika, serta Dendrobium Koesnadi Hardjasoemantri persilangan Dendro Tiara Beauty & Dendro Rizki Kartika.
“Mewakili teman-teman, jujur kami tentu saja bangga, karena anggrek hasil silangan dari KO menjadi salah satu bagian koleksi botani Museum UGM. Karya kami ini adalah bagian sumbangsih dari alumni UGM untuk masyarakat anggrek Indonesia, dengan harapan anggrek Indonesia menjadi tuan rumah di negara sendiri,” pungkas Yoppie.
Sementara itu, mbak Nia mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak KO yang telah berkenan memberikan anggrek Dendro Ganjar Pranowo dan Dendro 4 mantan rektor kepada lembaganya. Ia menjelaskan mengapa Museum UGM sangat tertarik ingin mengoleksi kelima anggrek tersebut, yaitu karena merupakan karya asli alumni. Secara umum koleksi Museum UGM berupa artefak atau memorabilia yang terkait dengan tokoh-tokoh UGM, dan karya-karya alumni. Sedangkan anggrek persilangan KO termasuk karya alumni.
“Dalam road maps secara internasional, Museum UGM termasuk university museums, yang di UNESCO berada di bawah University Museums and Collections atau UMAC. Koleksi itu termasuk jenis-jenis botani. Jadi kami ingin melengkapi isi museum dari sisi botani, dan kami melihat 5 anggrek hasil persilangan KO begitu potensial,” jelasnya.
Mbak Nia berharap semoga keberadaan 5 anggrek yang disumbangkan oleh KO, bisa memperkaya koleksi Museum UGM. Yang sebelumnya berisi mayoritas benda-benda artefak, kini semakin lengkap dengan koleksi yang sifatnya botanical.
“Mudah-mudahan kerja sama dengan KO akan terus berlanjut dengan baik. Ke depannya kami berharap semoga koleksi botani kami akan bertambah banyak dengan bantuan dari banyak pihak, termasuk tentu saja dari KO,” pungkas mbak Nia.