Festival Kota Lama (FKL) adalah sebuah event yang bertujuan untuk melestarikan Kota Lama Semarang sebagai kawasan cagar budaya. Sebagaimana diketahui, kawasan Kota Lama telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat nasional pada tahun 2020. Tak hanya untuk pelestarian cagar budaya, FKL juga bertujuan untuk menggiatkan pariwisata berskala nasional hingga internasional, sekaligus ajang kreativitas bagi para insan kreatif dan penggiat sejarah dan seni budaya.
Tahun ini FKL dalam usianya yang ke-12, mengambil tema “Heritage in Harmony”. Berbagai kegiatan menarik disuguhkan selama 11 hari penyelenggaraan dari tanggal 7 s/d 17 September 2023, yaitu festival kuliner nostalgia dan bermacam pentas seni budaya.
Pada FKL XI tahun 2022 lalu, hanya dua komunitas Kagama yang ikut memeriahkan acara, yaitu Adiswara Gadjah Mada dan Kagama Karawitan. Sebagai catatan, kedua komunitas tersebut tampil secara individu, bukan mewakili Kagama.
Tahun ini terasa begitu spesial, karena PP Kagama yang secara resmi diundang panitia menghadirkan 4 komunitas dalam satu wadah bernama Kagama Kolaborasi, yaitu Adiswara Gadjah Mada, Kagama Beksan Indonesia (KBI), Kagama Sekar Gending (KSG), dan ArsDeeBee Big Band (Alumni Marching Band). Sementara itu Kagama Karawitan tidak bisa ikut berpartisipasi karena suatu hal.
Yang terasa menjadi semakin istimewa adalah penyelenggara membuatkan panggung khusus hanya untuk penampilan Kagama Kolaborasi saja di Laroka Theater, Kota Lama, Sabtu (9/9) pukul 19.00 – 22.00 WIB. Keempat komunitas selama sekitar 3 jam mempersembahkan sajian lagu dan tarian tradisional maupun modern, sesuai dengan tema yang diusung “Heritage in Harmony”.
Sebagai pembuka dan penutup seluruh pagelaran adalah komunitas KSG yang mengirimkan 2 kelompok dengan nama Damai Pagi dan Damai Sore. Pagelaran dibuka dengan tembang “Sasanti Gadjah Mada” persembahan kelompok Damai Pagi, lalu lanjut melantunkan tembang “Sluku-Sluku Bathok”, “Prahu Layar”, dan “Cucak Rawa”.
KBI yang didukung oleh anggotanya dari 4 kota, menghadirkan Kabek Semarang dengan tarian “Semarang Rumah Kita”, Kabek Solo berkolaborasi dengan Kabek Yogyakarta menampilkan tarian “Gambyong Pare Anom”, Kabek Yogyakarta dengan tarian “Domba Nini” dan “Roro Ngigel”, serta Kabek Jabodetabek dengan tarian bertajuk “Cakrawala Mini Indonesia” yang merupakan medley 6 tarian daerah di Indonesia (Tari Lancang Kuning-Sumatera; Tari jejer Jaran Dhawuk-Jawa Timur; Tari Cendrawasih-Bali; Tari Kanjet Bangentawai-Kalimantan; Tari Kipas-Sulawesi; dan Tari Papua-Papua).
Sementara itu, Komunitas Adiswara yang memboyong 36 penyanyi dari berbagai kota (Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Malang, dan Pekanbaru), mempersembahkan 3 buah lagu, yaitu Medley Hits of ColdPlay, Bohemian Rhapsody, dan C.H.R.I.S.Y.E (Diskoria). Sedangkan, ArsDeeBee Big Band tampil didukung 18 personil, lengkap dengan komposisi combo, brass, dan vokalis, yang menyajikan 4 lagu yaitu Birdland, Dahaga, Akad, In The Stone, dan Bohemian Rhapsody (kolaborasi dengan Adiswara).
Pagelaran ditutup oleh KSG kelompok Damai Sore yang melantunkan tembang “Mars Gadjah Mada”, “Aja Dipleroki”, “Goyang Semarang”, “Slendang Biru”, dan “Cublak-Cublak Suweng”. Suasana menjadi begitu rancak dan meriah karena hampir semua penampil dan banyak penonton ikut berjoget bersama.
Boleh dikatakan performance Kagama Kolaborasi begitu memukau, yang mana mampu mengundang decak kagum dan gemuruh tepuk tangan penonton yang menyaksikan. Sungguh malam yang tak terlupakan buat keempat komunitas yang tampil.
Ketua Panitia FKL XII, Agus Suryono, dalam kata sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih dan apresiasi bahwasanya Kagama kembali berkenan ikut berpartisipasi mensuksekan FKL. Juga ia berterima kasih kepada anggota Kagama yang domisili di Semarang dan sekitarnya yang berkenan turut hadir menyaksikan.
“Sebagai bukti apresiasi setinggi-tingginya kami kepada Kagama, panitia mengalokasikan satu panggung khusus untuk penampilan Kagama Kolaborasi. Kami berharap kerja sama ini akan berlanjut di tahun-tahun mendatang ,” ucap Agus yang disambut tepuk tangan penuh gegap gempita oleh penonton.
Sementara itu, koordinator Kagama Kolaborasi yang juga merupakan ketua Adiswara, Kusuma ‘Rita’ Prabandari, menjelaskan keterlibatan Adiswara dan Kagama Karawitan pada FKL XI tahun 2022 yang lalu bukan mewakili Kagama. Keikutsertaan mereka saat itu tidak terlepas dari peran Agus Marsudi, alumnus Teknik Arsitektur UGM yang punya ikatan erat dalam revitalisasi Kota Lama sekian tahun lalu. Agus Marsudi lah yang membawa Kagama Karawitan pentas di FKL XI, dan kemudian sekalian mengajak Adiswara.
Baru pada tahun ini secara resmi panitia mengundang Kagama agar berkenan mengirimkan komunitas seni budayanya. Dan gayung pun bersambut, Adiswara beserta 3 komunitas lainnya, yaitu Kagama Beksan, Kagama Sekar Gending, dan ArsDeeBee Band dengan penuh antusias menyatakan keikutsertaannya.
“Meski hanya 4 komunitas yang ikut, namun yang begitu luar biasa pesertanya berasal dari berbagai kota, dengan total 195 orang,” ujar Rita.
Rita melanjutkan, seusai pentas Ketua Panitia FKL XII menyatakan surprise kepadanya. Karena selain penampilnya banyak, keragaman performancenya cukup luas yaitu ada musik, lagu, tarian, dan karawitan, serta masing-masing komunitas tampil begitu luar biasa. Dan semuanya menunjukkan keseriusan dalam persiapan dan pementasannya.
“Hal itu, di mata panitia menunjukkan bahwa alumni UGM ternyata bukan hanya bisa menjadi pemikir, akademisi, pejabat atau profesional yang sukses, namun juga mempunyai kepedulian tinggi kepada seni dan budaya,” tutur Rita.
Rita mengaku sangat salut kepada semua komunitas yang tampil di FKL XII, karena menunjukkan keseriusan dan semangat yang luar biasa. Banyak yang rela menempuh perjalanan panjang dari kota asal ke Semarang dengan berbagai moda transportasi. Ada yang menginap, namun ada pula yang langsung balik kota asal seusai pentas.
“Terima kasih atas dukungannya kawan-kawan semua sehingga pentas Kagama Kolaborasi bisa berjalan lancar dan sukses. Semoga kita bisa dipertemukan lagi dalam pentas-pentas berikutnya,” pungkas Rita.