Oleh: Ade Siti Barokah
Kagama Kerja Nyata (KKN) bekerjasama dengan Pemkab Maluku Tengah melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan instalasi penampung air hujan (Gama Rainfilter) di balai pertemuan Dinas Pekerjaan Umum Kota Masohi, Kab. Maluku Tengah, Sabtu (2/12). Pelatihan dihadiri oleh 30 peserta dari Bina Marga, Cipta Karya, Bapplitbangda, dan Dinas Pengairan.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Hasan Firdaus. Dalam kata sambutannya, Hasan menegaskan bahwa pelatihan ini sangat penting, khususnya untuk warga di wilayah-wilayah kepulauan yang seringkali mengalami kekurangan air bersih. Hal ini sejalan dengan program Pemkab dalam penyediaan air bersih untuk wilayah kepulauan.
“Saya berharap rekan-rekan yang hadir dapat menyerap pengetahuan ini dan menggunakannya untuk membantu masyarakat,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang diadakan, tim KKN kemudian melakukan pemasangan instalasi penampung air hujan pada empat lokasi wisata di wilayah Maluku Tengah yaitu Karamba Cinta (Kec. Seram Utara), Pulau Tujuh (Kec. Seram Utara Barat), serta Pulau Aiy dan Pulau Hata (Kec. Banda), Senin (4/12).
Sekedar informasi, Gama Rainfilter adalah alat yg ditemukan oleh Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Agus Maryono. Alat tersebut berfungsi untuk memroses air hujan secara maksimal menjadi air bersih, air minum, kebutuhan untuk pertanian dan perkebunan, serta konservasi air tanah.
Untuk mendukung temuan tersebut, Kagama melalui program Kagama Kerja Nyata (KKN) ikut menyebarkan dan mensosialisasikan ke berbagai daerah. Tim KKN selama ini telah melakukan pelatihan pembuatan instalasi penampung air hujan di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Ketua Satgas Kagama Kerja Nyata, Didiek Anggrat, menyampaikan tujuan kolaborasi adalah Kagama ingin menyebarkan temuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh universitas melalui alumni untuk kemaslahatan masyarakat luas. Ia menambahkan, air hujan sangat bermanfaat, karena air hujan yang langsung dari langit tidak bersentuhan dengan benda-benda yang berbahaya. Air hujan tidak mengandung bakteri dan lebih sehat.
“Gama Rainfilter diciptakan untuk menangkap air hujan, lalu disaring dengan beragam filter sehingga menghasilkan air yang layak untuk dikonsumsi,” pungkas Didiek.
Instruktur pelatihan yang diterjunkan di Maluku Tengah, Seno Adi Kuncoro menekankan pentingnya memaksimalkan sumber daya air hujan untuk diolah menjadi kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, selama ini air hujan dianggap tidak layak konsumsi. Padahal jika diolah dengan benar manfaatnya sangat besar karena air hujan memiliki PH standar untuk air bersih dan air minum.
“Bahkan, air hujan bisa dijadikan bahan baku air minum kemasan,” tegas Seno.
Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Bapplitbangda Maluku Tengah, Husen Mukadar mengakui kegiatan yang dilaksanakan sangat bermanfaat karena banyak pulau di Kabupaten Maluku Tengah kesulitan air bersih, khususnya saat kemarau panjang. “Saya bersyukur mendapat kesempatan berkolaborasi dengan Kagama. Pelatihan ini dapat membantu masyarakat di wilayah kami untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum,” ujarnya.