PP Kagama bersama Kagama Fotografi kembali menggelar webinar lewat Zoom Meeting, dengan didukung oleh komunitas foto “GS Fotografi”, Minggu (3/7/2022). Pada webinar seri ke-27 kali ini, narasumber utama fotografer Eddy Purnomo berbagi cerita tentang pengalamannya memotret model. Sambutan dari panitia disampaikan oleh Pinto NH, dan Iva Ariani bertindak sebagai host.
Di awal pemaparan, Eddy Purnomo mengatakan ia selama ini memotret model dengan obyek yang berujud manusia hidup, baik pria atau wanita dan beragam usia dari bayi – muda – tua. Untuk lokasi bisa outdoor atau di alam terbuka maupun indoor atau di dalam studio.
Motret model bisa kita lakukan lewat banyak media. Ada event khusus di mana kita bisa motret model pro maupun yang dadakan, misalnya perayaan imlek, cap gomeh, atau pesta perkawinan. Lalu bisa pula dari hasil perancangan misal dikonsep gaya jadul, cosplay, dll.
Eddy menambahkan produk iklan juga pasti membutuhkan model. Biasanya bayarannya mahal. Namun menurutnya model yang paling mahal adalah mereka yang dipakai dalam pembuatan company profile.
Kemudian personil yang terlibat dalam pemotretan model tentu saja adalah fotografer dan modelnya. Lalu ada orang-orang tertentu yang harus ada keberadaannya, semisal tukang rias atau MUA, pengarah gaya (pose), dan helper.
Menurut Eddy ada 3 jensi model, yaitu model fashion, model fotografi, dan model iklan. Untuk model fashion wajah boleh biasa saja, tapi syarat utamanya adalah postur harus tinggi, minimal 170 cm.
Untuk model fotografi, postur tidak usah tinggi-tinggi namun wajahnya harus unik, karena yang dijual adalah wajahnya. Sedangkan untuk model iklan harus disesuaikan dengan produknya. Misal obat penyubur rambut modelnya ya harus punya rambut tebal.
“Yang membuat seorang model menjadi cantik bukan hanya fotografer namun juga berkat jasa juru rias atau MUA,” ucap Eddy.
Dalam hal mencari model, Eddy menjelaskan bisa melalui agen, komunitas motret, event khusus, dan model tiban. Jika lewat agen model kita bisa memilih sesuai konsep dan selera, bisa juga private session, namun tentunya mahal.
Apabila lewat komunitas fotografi, bisa lebih murah biayanya. Model, konsep, venue dan MUA diurus oleh komunitas. Namun terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
Jika mau biayanya lebih murah lagi, Eddy menyarankan mencari event khusus seperti pameran mobil, imlek, cap go meh, dll. Bisa juga menggunakan model ‘tiban’ atau model yang tidak sengaja muncul dalam sebuah event.
Untuk teknis motret model harus memperhatikan pose, ekspresinya harus muncul, angle bisa dicoba dari segala arah, pakai asesoris lebih bagus, foreground – background harus diperhatikan, dan lighting harus tersedia.
“Kunci memotret model adalah menjalin komunikasi lebih dulu dengan model. Ciptakan ikatan chemistry atau mood antara model dengan fotografer, sehingga akan memudahkan dalam proses pemotretan,” pungkas Eddy.
*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: