Kagama Bali Berbakti untuk Negeri: Operasi Katarak dan Pemberian Kacamata Gratis

Oleh: Drajat Wibawa

Sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara PP KAGAMA dengan Yayasan John Fawcet Foundation (JFF) yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) dan ditandatangani oleh Ketua Umum PP KAGAMA, H. Ganjar Parnowo, SH.,M.I.P saat Munas KAGAMA ke-13 di Sanur, Bali. Saat ini Kagama Bali sebagai perwakilan PP Kagama di wilayah Bali melanjutkan kerjasama tersebut dengan menggelar kegiatan operasi katarak dan pemberian kacamata gratis kepada masyarakat kurang mampu di Bali.

Dalam rencana kerjasama dengan Yayasan JFF kegiatan bantuan kemanusiaan berupa operasi katarak dan pemberian kacamata gratis diharapkan dapat digelar di beberapa Pengurus Daerah (Pengda) Kagama di seluruh Indonesia. Namun demikian sepanjang tahun 2020, saat pandemi Covid-19 terjadi otomatis semua rencana operasional bantuan kemanusiaan Kagama dan JFF terhenti. Pada awal tahun 2021 ini, Pengda Bali berinisiatif melanjutkan kerjasama tersebut guna membantu masyarakat kurang mampu yang menderita kebutaan karena katarak atau memerlukan bantuan kacamata.

Untuk mencegah kerumunan dan dapat mengatur pasien dengan baik selama pandemi Covid-19, kegiatan hanya dilaksanakan di kantor JFF yang berlokasi di Jl. Pengembak No. 16, Sanur, Denpasar yang memiliki halaman cukup luas dan tempat tertata dengan ruang operasi katarak yang steril. Ketua Pengda Kagama Balii, IGN Agung Diatmika, SH. dalam kesempatan tersebut mengapresiasi Yayasan JFF yang memiliki komitmen kuat dalam membantu masyarakat kurang mampu, dan tetap menjalankan misinya ditengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dalam kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu (20/1/2021) setidaknya ada 15 orang masyarakat yang dilayani diantaranya telah dilakukan operasi terhadap tiga orang pasien penderita katarak.

Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, dimana kasus positif di Bali pada umumnya, dan Denpasar pada khususnya terus mengalami peningkatan, kewaspadaan dan pengawasan ketat terhadap penerapan protokol kesehatan amat penting untuk diterapkan. Baik tim Kagama Bali dan khususnya tim medis JFF menerapkan pemeriksaan awal kepada calon pasien dengan tes rapid. Dan hanya calon pasien dengan hasil rapid tes non-reaktif yang dapat mengikuti proses selanjutnya yakni tahap konsultasi medis dengan dokter mata JFF dan jika dirasa perlu dilakukan operasi katarak, maka operasi dapat segera dilakukan.

Tentu saja penerapan tes rapid Covid-19 untuk menyeleksi calon pasien memerlukan dukungan anggaran yang tinggi, setidaknya hanya untuk pelaksanaan rapid tes. Kedepan, diharapkan PP Kagama dapat mendukung kegiatan ini dengan penggunaan alat pendeteksi virus SARSCoV-2, GENOSE yang diproduksi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berbiaya murah. Cukup dengan 25 ribu rupiah untuk satu kali pengetesan sudah didapatkan hasil yang akurat.

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*