Oleh: Agus Hartono
Menikmati tempat wisata dengan bersepeda akhir-akhir sedang marak terutama sejak pandemi Covid-19 menghantam negeri ini. Kebutuhan akan imun dan kebugaran menjadi salah satu pendorong bahkan dalam hal-hal tertentu bersepeda sudah menjadi bagian dari gaya hidup atau live style. Bahwa gowes tidak sekedar olahraga akan tetapi juga mesti memiliki visi dan kepedulian yang salah satunya kepedulian terhadap lingkungan dan heritage.
Pada konteks inilah pada hari Minggu (19/6/2022) KaRMaPIT (KAGAMA Rame-rame Mancal Pit), sebuah komunitas bersepeda yang anggotanya warga Kagama, mengadakan gowes bareng (gobar) ke Candi Borobudur yang akhir-akhir ini viral karena adanya isue kenaikan harga yang luar biasa tinggi. Gobar ini bisa terselenggara atas kerja sama KaRMaPIT dengan Balai Konservasi Borobudur.
Target peserta gobar ini pada awalnya hanya 30 peserta namun karena animo warga KaRMaPIT yang ingin bergabung membludag maka target peserta kemudian ditambah menjadi 50. Setelah peserta mencapai 50 pendaftaran pun ditutup, namun ternyata masih banyak warga KaRMaPIT yang ingin bergabung lagi. Akhirnya diputuskan boleh ikut dengan catatan tidak resmi sebagai peserta alias menjadi “romli” atau rombongan liar, namun tetap harus terkoordinir. Ujungnya gobar ke Borobudur diikuti oleh 69 peserta, yang mana setiap setiap dikenakan sumbangan suka rela tanpa tekanan (SUSU TANTE) minimal Rp. 25.000 untuk biaya operasional, P3K, snack, minum, dan makan siang.
Mengambil start jam 06.00 WIB dari Kawasan Bunderan UGM melewati Jl. Kaliurang – Ringroad Utara – Jombor – Jl. Magelang – Muntilan. Sampai Borobudur jam 09.30 WIB setelah 4 kali regrouping sekaligus istirahat di beberapa titik yang dilalui. Lambat tapi pasti seperti keong, dan inilah kenapa kita sebut laskar keong.
Rombongan laskar keong langsung menuju ke kantor Balai Konservasi Borobudur dan disambut oleh kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati SS, MA, didampingi beberapa stafnya. Acaranya ramah tamah yang penuh kehangatan, dan Laskar Keong disuguhi hidangan lezat yang disediakan oleh Balai Konservasi Borobudur. Pada kesempatan tersebut, sesepuh KaRMaPIT, Budi Hening Santosa (BHS) menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan sambutan Balai Konservasi Borobudur yang luar biasa ini sehingga gowes ke Borobudur ini bisa dilakukan dengan lancar, aman dan tertib sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh teman-teman relawan KaRMaPIT.
Dalam sambutannya, Wiwit Kasiyati menyatakan ucapan terima kasihnya atas kunjungan KaRMaPIT, karena baru kali inilah Balai Konservasi Borobudur mendapatkan kunjungan dari komunitas sepeda dalam jumlah yang begitu banyak. Bangga karena komunitas ini juga dari almamaternya UGM. Ia menyatakan kekagumannya pada para peserta gowes yang banyak di antaranya merupakan kakak angkatannya waktu kuliah dulu. Di akhir acara ramah tamah dilakukan penyerahan kenang-kenangan dari KaRMaPIT yang diserahkan oleh BHS dan diterima oleh kepala Balai Konservasi Borobudur.
Selesai beramah tamah, rombongan KaRMaPIT diajak keliling area candi Borobudur dengan dipandu oleh staf Balai Konservasi Borobudur, Iwan Kurniawan. Cuaca panas tidak menyurutkan semangat rombongan untuk mengelilingi candi dan mendengarkan penjelasan tentang sejarah candi Borobudur, baik terkait dengan sejarah ditemukannya sampai pada pembangunan dan tahapan restorasi candinya. Bahkan terjadi dialog intens dengan pemandu ketika rombongan mendapatkan penjelasan tentang relief KARMAWIBANGGA yang sarat dengan realitas kehidupan saat itu.
Belajar sejarah Borobudur diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta gowes dan pemandu, dengan latar belakang candi Borobudur yang megah. Selanjutnya rombongan Laskar Keong KaRMaPIT berpamitan sambil mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Balai Konservasi Borobudur atas sambutan dan berbagi ilmunya. Mereka kembali ke Jogja dengan menempuh rute blusukan Borobudur – Ngluwar – Seyegan – Jombor – dan finish berakhir di Bunderan UGM sekitar pukul17.00 WIB.