Langkah Kecil dari Dapur Sekolah untuk Masa Depan Anak Indonesia

Langkah Kecil dari Dapur Sekolah untuk Masa Depan Anak Indonesia*

Istika Dewi Anindita

SLEMAN, KAGAMA.ID — Di balik sepiring makan siang bergizi yang dinikmati anak-anak sekolah, tersimpan kerja keras dan komitmen tinggi dari para mitra dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu kisah inspiratif datang dari dapur SPPG Sleman 2 yang dikelola oleh Sari Dewi Catering Yogyakarta, di bawah koordinasi Istika Dewi Anindita.

Program MBG bukan sekadar penyediaan makanan. Ia adalah gerakan nasional yang mengusung prinsip keamanan pangan melalui penerapan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Di dapur SPPG Sleman 2, prinsip ini diterapkan secara menyeluruh, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi makanan ke sekolah.

Renovasi Dapur dan Standar Ketat

Awalnya, standar HACCP terasa “ribet” bagi tim dapur. Namun, pendampingan dari SPPI dan ahli gizi lulusan Universitas Gadjah Mada membantu proses adaptasi. Renovasi besar dilakukan, terutama pada gudang basah dan kering, untuk memastikan pemisahan bahan mentah dan matang serta kontrol suhu yang optimal.

“Tujuannya jelas: memastikan makanan yang kami sajikan aman dan berkualitas untuk anak-anak,” ujar Istika.

Langkah-Langkah HACCP di Lapangan

Penerapan HACCP dimulai dari pemilihan supplier terpercaya dan pengecekan kualitas bahan baku. Penyimpanan dilakukan di gudang terpisah dengan kontrol suhu. Proses produksi mengutamakan kebersihan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pengawasan suhu masak.

Kontaminasi silang dicegah dengan pemisahan alat dan area kerja antara bahan mentah dan matang. Distribusi makanan menggunakan kontainer food grade dengan batas waktu penyajian maksimal empat jam. Semua proses didokumentasikan melalui checklist harian dan pencatatan suhu, serta diaudit secara berkala.

Tantangan dan Solusi

Implementasi HACCP bukan tanpa tantangan. Biaya renovasi dan pengadaan peralatan food grade cukup besar. Selain itu, kompetensi dan kedisiplinan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor krusial. Konsistensi bahan baku dan efisiensi waktu produksi juga menjadi perhatian.

Untuk mengatasi hal ini, pelatihan rutin dilakukan bagi tim dapur. Checklist sederhana disusun agar mudah dipahami dan digunakan. Kolaborasi aktif dengan dinas terkait dan UGM memberikan dukungan teknis, sementara komunikasi intensif dengan pihak sekolah memastikan kebutuhan terpenuhi.

Capaian Nyata

Sejak penerapan HACCP, tidak ada kasus keracunan makanan di sekolah mitra. Anak-anak lebih sehat dan orang tua merasa tenang. Tim dapur pun menunjukkan peningkatan profesionalisme dan disiplin kerja.

“Kami percaya keberhasilan MBG bukan kerja satu pihak. Ini kerja bersama — pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, dan kami para mitra serta relawan di dapur,” tutup Istika.

Langkah kecil dari dapur sekolah ini menjadi kontribusi nyata untuk masa depan yang lebih sehat bagi generasi Indonesia.

*) Materi ini dipaparkan pada webinar bertajuk “Keracunan Pangan dalam Program MBG: Pembelajaran dan Upaya Perbaikan untuk Pencegahan di Yogyakarta
**) Materi webinar selengkapnya bisa dilihat di Youtube Kagama Channel: