
KKN UGM di Pulau Karampuang: Menanam Mangrove, Menanam Harapan
Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia, mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam program KKN-PPM UGM melaksanakan aksi nyata berupa penanaman 550 bibit mangrove di pesisir Pulau Karampuang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada Sabtu, 26 Agustus 2025.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bagian dari program bertema “Optimalisasi Ekosistem Pariwisata Laut Berkelanjutan berbasis Penerapan Ekonomi Biru”. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal melalui pendekatan ekologis yang berkelanjutan.
Kolaborasi Multi-Pihak untuk Ekosistem Pesisir
Aksi penanaman mangrove ini melibatkan berbagai mitra lokal, di antaranya:
- Pemerintah Desa Karampuang
- Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan (menyumbang 500 bibit mangrove dan 300 ajir)
- Dinas Kelautan dan Perikanan (menyumbang 50 bibit mangrove dan 100 ajir)
- DWP Ombudsman Sulbar (menyumbang dana konsumsi)
- Kodim 1418/Mamuju (membantu transportasi, konsumsi, dan tenaga)
- Polairud (mengakomodasi transportasi)
- Warga Karampuang yang turut serta dalam penanaman

Ketua pelaksana kegiatan, Zhevanya Andreas, menyampaikan:
“Penanaman ini bukan hanya simbolis, tetapi aksi konkrit mahasiswa bersama mitra lokal dalam menjaga lingkungan pesisir Pulau Karampuang. Mangrove juga berfungsi menjaga habitat fauna seperti kelelawar yang menetap di hutan mangrove Karampuang.”
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir.
Kagama Sulawesi Barat: Alumni Bergerak untuk Ekologi Daerah
Kagama Sulawesi Barat (Kagama Sulbar) turut menyampaikan dukungan dan apresiasi atas aksi lingkungan yang dilakukan di Pulau Karampuang. Mereka melihat kegiatan ini sebagai wujud nyata kontribusi alumni terhadap pelestarian lingkungan di daerah. Kagama Sulbar juga berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi antara alumni dan mahasiswa dalam menjaga ekosistem pesisir sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan ekologis Kagama.
Satgas KKN Kagama: Mengawal Dampak dan Keberlanjutan
Satgas KKN Kagama berperan penting dalam memastikan bahwa kegiatan KKN seperti ini memberikan dampak nyata dan berkelanjutan. Mereka mengapresiasi keterlibatan aktif mahasiswa dalam isu lingkungan dan mendorong agar model kolaboratif seperti di Karampuang dapat direplikasi di lokasi KKN lainnya. Satgas juga terus mengawal kualitas program, memastikan sinergi antara mahasiswa, alumni, dan masyarakat lokal berjalan optimal.
Aksi penanaman mangrove di Pulau Karampuang adalah bukti bahwa pengabdian mahasiswa tidak hanya menyentuh aspek sosial, tetapi juga ekologis. Dengan dukungan Kagama Sulbar dan pengawalan dari Satgas KKN Kagama, gerakan ini menjadi bagian dari upaya kolektif membangun Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.