Dalam rangka memeriahkan hari jadinya yang ke-57, Fakultas Filsafat UGM kembali menggelar Festival Karawitan di kampus seperti yang sudah diadakan pada Dies Natalis tahun-tahun sebelumnya. Festival digelar selama 2 hari, 20-21 Juli, diikuti oleh 43 peserta dari berbagai macam komunitas karawitan.
Kagama Sekar Gendhing (KSG), sebagai sebuah komunitas yang beranggotakan alumni UGM pecinta dan pelestari seni budaya karawitan, tidak mau ketinggalan ikut berpartisipasi. Saking seriusnya, KSG bahkan sampai mengirimkan 2 tim, yaitu KSG “Damai Pagi” dan KSG “Damai Sore”. Sekedar informasi, penamaan tersebut untuk membedakan anggotanya yang bisa ikut berlatih pagi atau sore hari di tempat yang sama.
KSG “Damai Pagi” dan KSG “Damai Sore” mendapatkan jatah main di hari yang sama, Sabtu (20/7). KSG “Damai Pagi” memperoleh giliran tampil lebih dulu di siang hari, sedangkan KSG “Damai Sore” main malam harinya.
KSG “Damai Pagi” tampil dengan didukung oleh 14 personilnya, membawakan komposisi gendhing “Jungkeri Macan Ucul” (Laras Pelog, Pathet Barang). Mereka mengiringi kawan-kawan dari Kagama Beksan yang menampilkan tarian Satyo Birowo.
Suara gendhing KSG “Damai Pagi” terdengar begitu rancak dan harmonis, selaras dengan gerakan penari yang gahar. Sungguh sebuah kolaborasi yang begitu luar biasa.
Sementara itu, KSG “Damai Sore” tampil sangat kompak didukung oleh 20 personil termasuk penarinya. Sebagai pembuka mereka mempersembahkan gendhing “Ladrang Tyas Muncar” (Laras Pelog, Pathet 6), mengiringi tarian Tyas Muncar yang dibawakan oleh 4 penari.
Tyas Muncar adalah tarian gagrak Ngayogyakarta yang diciptakan oleh KGPAA Pakualaman X. Tarian tersebut mengandung arti hati yang cerah memancar, menceritakan atau menggambarkan kegiatan para wanita yang sedang melakukan kegiatan membatik, sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya luhur yang telah diakui oleh dunia.
Berikutnya, KSG “Damai Sore” menampilkan 3 komposisi gendhing, yaitu “Mars Kagama” (Laras Pelog, Patheet 5), “Langgam Ela-Elo” (Laras Pelog, Pathet 6), dan “Lelagon Lintang Asmara” (Laras Pelog, Pathet Barang). Begitu pentas berakhir, terdengar suara gemuruh tepuk tangan dari audiens yang berada di aula Fakultas Filsafat.
Sesuai pentas, Ketua KSG, Dona Permana Dewi memuji penampilan teman-temannya. Ia mengatakan tidak rugi berlatih secara lebih intens menjelang pentas, karena KSG berhasil mempersembahkan aksi pentas yang sangat keren, dan membuat hadirin puas.
“Kami percaya hasil tidak akan mengkhianati proses,” ujarnya.
Dona menambahkan, meski merasa puas namun KSG tentu tidak akan berhenti sampai di situ. Masih banyak pencapaian yang harus diraih KSG.
“Ke depan beberapa event sudah menunggu. Mohon doa restunya agar KSG mampu menjalani semuanya dengan lancar,” pungkasnya.