Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaaan ke-78 RI, dan meningkatkan apresiasi terhadap sastra, Komunitas Kagama Poetry Reading (KAPOETREN) bekerja sama dengan komunitas perempuan penulis puisi Jawa “Melati Rinonce”, dan Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”, menyelenggarakan acara pembacaan puisi dan launching buku kumpulan geguritan atau puisi berbahasa Jawa “Nyareng 2” di Museum UGM, Bulaksumur Blok D6-D7, Jumat (25/8/2023). Acara dihadiri oleh 30-an orang dari ketiga komunitas, ditambah kehadiran Komunitas “Lincak” yang anggotanya mahasiswa FIB UGM.
Ada 15 penyair yang tampil membacakan puisi. Mereka bukan hanya berasal dari Yogyakarta saja, namun juga dari kota-kota lain, seperti Jombang, Sragen, Pacitan, Magelang, Semarang, dll. Selain membacakan geguritan, ada juga yang membaca puisi berbahasa Indonesia dan Inggris.
Yang menarik adalah pernyataan dari salah satu penggagas Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”, Didik Eros Sudarjono yang jauh-jauh datang dari Jombang. Dalam sesi launching buku “Nyareng 2”, ia menyatakan kegalauannya bagaimana antologi puisi berbahasa Jawa sedemikian sedikitnya dibanding puisi berbahasa Indonesia. Untuk itu, ia bersama kawan-kawan di Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil” menyatakan kesungguhannya dan berkomitmen penuh untuk nguri-uri tradisi Jawa.
Tokoh Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”, Didik Eros Sudarjono
“Puji syukur kepada Tuhan, kami akhirnya berhasil menerbitkan buku kumpulan geguritan puisi untuk yang kedua kalinya,” ujar Didik.
Sementara itu, Ketua KAPOETREN, Dr. Novi Indrastusti, dalam sambutannya mengatakan kegiatan kali ini konsepnya adalah mengembangkan kemitraan, dengan mengajak kolaborasi Komunitas “Melati Rinonce”, Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”, dan Komunitas “Lincak” FIB UGM. Kolaborasi diimplementasikan dengan pentas baca puisi bersama dan menulis bersama untuk memproduksi sebuah antologi geguritan berjudul “Nyareng 2”. Menurutnya, sengaja acara mengambil tempat di Museum UGM, karena ada 3 puisi dalam antologi yang bertema museum.
Ketua KAPOETREN, Dr. Novi Indrastusti
Novi mengacungkan dua jempol kepada kawan-kawan dari Komunitas “Melati Rinonce” dan Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”, yang secara konsisten mau merawat tradisi Jawa. Secara khusus ia memuji Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil” yang telah dua kali menerbitkan buku antologi geguritan.
“Hal itu menjadi sumber inspirasi bagi kami. Rencananya KAPOETREN akan bikin buku antologi puisi yang secara khusus merupakan karya anggota komunitas kami,” pungkas Novi.