Oleh: Arif Budi Haryanto
Peningkatan jumlah pasien Covid di Kota Balikpapan yang semakin bertambah setiap harinya, membuat seluruh infrastruktur kesehatan terisi penuh dan kewalahan melayani masyarakat. Setidaknya ada dua hal yang menjadi perhatian Kagama Balikpapan yaitu semakin tingginya kebutuhan donor plasma dan suplai tabung oksigen yang sangat terbatas karena langka di pasaran. Tabung oksigen ini sangat dibutuhkan ketika terjadi kedaruratan pasien yang isoman di rumah tiba-tiba kondisinya memburuk , sementara seluruh rumah sakit sudah penuh bahkan terjadi antri pasien di IGD.
Permintaan donor konvalesen bertebaran di media sosial. Salah satu problemnya minimnya bank data penyintas Covid-19 di mana pihak rumah sakit atau dinas terkait tidak bisa mengeluarkan data identitas penyintas karena norma medis tentang kerahasiaan data pasien. Karakteristik secara umum para pendonor plasma saat ini adalah “silent action” dimana mereka keberatan identitasnya disebarkan publik, namun melakukan respon langsung dengan yang membutuhkan donor lalu diam-diam langsung datang ke Unit Transfusi Darah.
Merasa terpanggil dengan kondisi tersebut, Pengurus Kagama Cabang Balikpapan kemudian berkomunikasi dengan UTD PMI dan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan untuk menginisiasi usaha membangun bank data mandiri oleh masyarakat/relawan pendonor. Aksi ini dicoba sebisa mungkin dalam lingkup kecil area Kota Balikpapan, mengingat donor plasma akan efektif bila pasien dan pendonor berada di kota yang sama. Hal tersebut harapannya dapat juga dijadikan percontohan untuk kota-kota yang lain.
Yuniar Surindrasworo dan Rizal Chaniago (Ical) yang ditunjuk oleh Pengurus Kagama Balikpapan bergerak mulai membuat ruang data (cloud) yang dinamakan Ruang Data Donor Plasma Balikpapan memanfatkan aplikasi Google Drive. Ruang data ini dapat diakses untuk penyintas Covid-19 dengan mengisi formulir melalui link https://tinyurl.com/donorplasmabalikpapan.
Kemudian setelah semua data lengkap terisi, pendaftar akan diverifikasi oleh admin melalui hasil test swab potif dan negatif yang dimiliki. Keunikan ruang data ini adalah hanya anggota yang menjadi pendonor saja yang bisa mengakses semua data nama dan kontak sesama pendonor. Data tersebut dapat digunakan para pendonor untuk membantu masyarakat yang membutuhkan donor plasma untuk golongan darah tertentu.
Lalu bagaimana masyarakat yang membutuhkan pendonor plasma? Yuniar dan Ical menjelaskan, masyarakat akan dibantu mencari pendonor plasma dalam ruang data tersebut oleh pendonor yang juga sudah terdaftar. Jadi konsepnya adalah saling gotong-royong. Semakin banyak pendonor terdaftar, semakin banyak masyaratakat yang juga terbantu akses informasi ruang data.
Ruang media sosial Telegram juga dimanfaatkan sebagai pusat informasi antara masyarakat pencari donor dan para pendonor yang berkenan berbagi informasi. Grup Telegram Donor Plasma Balikpapan kemudian dibuat dan dikelola oleh anggota Kagama Balikpapan Deasy Miranda dan Ical sebagai admin. Keduanya mempersilahkan masyarakat dan pendonor dapat bergabung di grup tersebut melalui tautan https://t.me/donorplasmabpn.
Sementara itu gerakan cepat Pengurus Cabang Kagama Balikpapan juga dilakukan untuk mendapatkan akses penyediaan tabung oksigen medis lengkap. Sekretaris Pengcab Kagama Balikpapan Hardiani Gunawan (Nunik) sebagai motor kegiatan menjelaskan, biaya yang diperlukan dalam aksi ini dihimpun cepat dari kas Kagama Balikpapan, Komunitas Kagama Indobizz dan peran serta donatur.
Belasan tabung oksigen medis dapat terhimpun dan saat ini sudah terdistribusi bergilir kepada warga Kagama yang sedang isoman di rumah bila tiba-tiba kondisinya memburuk karena penurunan saturasi oksigen dalam darah. Tata laksana penggunaan tabung dan intensitas oksigen yang diberikan pasien tetap mendapatkan pendampingan dan pemantauan rekan-rekan tenaga medis Kagama Balikpapan. Aksi ini baru berjalan 2 minggu, namun sampai saat ini sudah belasan warga Kagama yang merasakan manfaatnya.
Salah satu penerima manfaat Nicko Herlambang menjelaskan, saat keluarganya isoman pada suatu malam tiba-tiba putri sulungnya mengalami sesak napas dengan saturasi dibawah 90%. Mencoba menghubungi beberapa rumah sakit dan dinyatakan posisi penuh, akhirnya dapat terbantu oleh rekan-rekan Kagama dengan penyediaan tabung oksigen. Sempat beberapa hari menggunakan alat bantu oksigen, hingga saat ini kondisi putri sulungnya terus membaik.
Rekan Kagama Balikpapan lainnya, Evi Indrawati memiliki pengalaman saat isoman sekeluarga. Pada satu waktu saturasi oksigen ayahnya sempat menurun meski belum pada tingkat darurat, namun ia sekeluarga bisa merasa lebih tenang dan tidak sampai stress karena mengetahui ada tabung oksigen yang siaga (standby) dari Kagama Balikpapan. Saat ini kondisi ayahnya semakin membaik.
Demikian aksi cepat tanggap Kagama Balikpapan dalam mengantisipasi peningkatan jumlah pasien Covid di Kota Balikpapan. Harapannya dapat menjadi inspirasi untuk masyarakat dan Kagama di kota lainnya..
Salam guyub rukun migunani.
Leave a Reply