PP Kagama bersama Kagama Care dan Kagama Canthelan kembali menggelar webinar series Canthelan Show yang sudah memasuki seri 9 lewat aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kagama Channel pada hari Minggu (28/3/2021) jam 09.30 – 12.00 WIB. Webinar menghadirkan 3 narasumber yaitu Eko Sumartono (Kel. Berkas Kota Bengkulu), Wahyu Candra Nurhayati (SDN Sayidan Yogyakarta), dan Siti Fatmawati (Salatiga). Pidato pembukaan diberikan oleh Anak Agung Gede Putra (Ketua Bidang VI PP Kagama), dan Anwar Sanusi, Ph.D (Wakil Ketua Umum II PP Kagama & Sekjen Kemenaker RI) bertindak sebagai keynote speaker. Acara berlangsung dipandu oleh Ardiati Bima dan Puranti Wiji Rahayu.
Anwar Sanusi mengawali webinar dengan mengatakan kegiatan canthelan yang diinisiasi oleh Kagama Care dan PP Kagama sudah banyak bermanfaat untuk masyarakat sekitar lingkungannya yang terdampak pandemi dari segi ekonomi.
“Canthelan Show yang sudah mencapai seri ke-9 sangat menginspirasi dan bermanfaat bagi sesama. Apresiasi tinggi untuk teman-teman Kagama dalam berdonasi dan mendukung terlaksananya kegiatan canthelan. Animo yang tinggi juga terlihat dari peserta webinar yang setia mengikuti Canthelan Show dari seri 1 hingga sekarang seri 9.” ucap Anwar memberikan pujiannya.
Narasumber pertama, Eko Sumartono berbagi pengalaman terkait kegiatan canthelan di Bengkulu. Eko menyampaikan materi dengan judul “Berkah Berbagi ala Canthelan di Bengkulu”. Bermula dari keresahan pribadi terkait sampah yang bertebaran sembarangan di Kelurahan Berkas Kota Bengkulu. Eko berinisiatif bersama teman-temannya mengelola sampah tersebut dalam suatu tempat pengolahan. Sampah yang diolah bersifat organik dan anorganik namun pada saat ini berfokus pada sampah organik. Menggunakan lahan pribadi miliknya sendiri, Eko dan teman-temannya menyulapnya menjadi kebun binaan Kagama Bengkulu dan berhasil menghasilkan produk olahan sampah organik pada Januari 2020.
“Saya dan teman-teman mencoba mengumpulkan sampah organik dan limbah dapur rumah tangga dengan melibatkan pemuda setempat dan diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu serta Kagama Bengkulu dalam menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk organik dan anorganik di Kebun Binaan Kagama Bengkulu.” ujar Eko Sumartono yang juga lulusan Program Magister di Fakultas Pertanian UGM.
Eko menambahkan kegiatan canthelan yang dikelola oleh Kagama Bengkulu dikemas dengan menarik. Barter sampah organik dan anorganik ditukarkan dengan pupuk cair organik dan pupuk anorganik. Pupuk dari hasil barter tersebut dipergunakan untuk mendukung budidaya palawija dan buah-buahan dan hasil panen palawija serta buah-buahan tersebut kemudian dikemas dalam kantong-kantong yang kemudian dicanthelkan untuk dimanfaatkan oleh warga keluharan berkas di Kota Bengkulu.
“Saat ini, Kagama Bengkulu sudah mengelola lokasi kedua Kebun edukasi sayur dan buah di Kalurahan Tengah Padang. Selain itu juga memperluas lokasi canthelan di Kalurahan Sukamerindu, Kalurahan Tengah Padang, serta Kalurahan Panorama di Kota Bengkulu hingga menyebar sampai ke berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu seperti Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.” pungkas Eko mengakhiri materinya.
Narasumber kedua, Wahyu Candra Nurhayati memaparkan presentasinya dengan judul “Canthelan Menumbuhkan Rasa Peduli Untuk Berbagi di SDN Sayidan”. Wahyu yang berprofesi sebagai guru SDN Sayidan yang terletak di bantaran Kali Code, Yogyakarta, bercerita hampir semua murid SDN Sayidan berasal dari kalangan ekonomi ke bawah. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan physical distancing berdampak dalam tatap muka dalam semua jenjang pendidikan tak terkecuali SDN Sayidan.
“Akhirnya banyak yang terpaksa menadahkan tangan untuk mencari bantuan di pinggir jalan atau melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan, sehingga hal itu menggerakkan saya untuk membantu dalam bentuk beras, mie dan minyak dan saya sebarkan di postingan Facebook. Postingan FB saya mendapat tanggapan dari sahabat saya, Sri Retno Nugrahaeni yang bekerja di UGM yang kemudian menawarkan program canthelan untuk stimulus memancing masyarakat sekitar Sayidan untuk peduli sesama.” ujar Wahyu.
Dana stimulus yang diberikan UGM, kemudian dilaksanakan program canthelan pertama kalinya pada tanggal 15 Juni 2020 dengan dipimpin kepala sekolah SDN Sayidan bersama guru-guru mengemas 40 bungkus sayur dan lauk pauk yang kemudian di canthelkan di depan sekolah agar mudah diambil oleh wali siswa SDN Sayidan dan masyarakat sekitarnya. Lambat laun antusias dari masyarakat sekitar SDN Sayidan ikut terlibat dalam kegiatan canthelan dengan iuran dan membeli sayur untuk dicanthelkan.
“Berbagai dukungan mengalir baik secara individu maupun kelompok, sehingga canthelan di SDN Sayidan dapat meringankan beban wali siswa di masa pandemi Covid-19 ini.” tutup Wahyu mengakhiri presentasinya.
Narasumber ketiga, Siti Fatmawati berbagi pengalaman canthelannya di kota Salatiga. Siti mengemas presentasinya dengan judul “Canthelan dari Tonggo untuk Tonggo”. Berawal dari perbincangan dengan Hanief dari Kagama Care, dan Ardiati Bima sang pelopor canthelan, serta obrolan di grup Canthelan Kagama Care, akhirnya terwujud juga canthelan untuk pertama kalinya di Turusan, Salatiga pada tanggal 11 Mei 2020.
“Menu canthelan di Turusan terdiri dari bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, dan sayuran segar. Ada pula makanan siap santap serta kebutuhan lainnya seperti sabun mandi, sabun cuci, dan masker tentunya.” ujar Siti.
Menurut Siti, penyantun dana canthelan di Turusan berasal dari Alumni SMAN 1 Salatiga, keluarga dan tetangga sekitar, serta donatur lainnya yang berkenan menyumbang karena melihat postingan canthelan di media sosial. Dalam kegiatan canthelan juga mengalami suka duka seperti, masih banyak warga yang belum mendapatkan dan masih minim dukungan dari masyarakat sekitar Turusan.
“Pelajaran yang dapat diambil dari program canthelan adalah dalam kondisi dan situasi apapun niat ikhlas membantu akan berlipat ganda balasannya dan ucapan terimakasih yang saya sampaikan kepada semua donatur untuk program canthelan di Turusan.” pungkas Siti mengakhiri kisahnya. [arma]
*) Materi webinar selengkapnya bisa dilihat di Youtube Kagama Channel: