Dokter Canthelan

Oleh: Ika Andreyo

Canthelan di Ledok Gowok baru berjalan satu kali. Risaulah kami, saya dan mbak Isma Kurnia sudah mancing dengan 10 paket yang notabene adalah donasi juga untuk canthelan. Ya, 10 paket itu sudah nongki cantik Dan sudah diambil dengan bahagia oleh warga. Tapi kenapa gak jalan lagi? Dana sudah ada, yang bertanggung jawab membuat Dan mengisi canthelan juga sudah ditentukan. Kami masih tahan menunggu.

Sebagian lahan bersama yang siap ditanami

Kemarin dapat kabar kalau tanah pinggir sungai sudah mulai dibersihkan dan dicangkul untuk persiapan menanam. Benih belum kami serahkan, baru bibit donasi saja untuk mancing mereka bergerak. Mendapat kabar tanah sudah disiapkan, kami merasa sedikit terhibur. Tapi harus segera disambangi untuk tahu masalah canthelan yang sebenarnya.

Hari Kamis (11/6/2020) sore saya & mbak Isma ke Ledok Gowok dengan membawa bibit bayem, kangkung, kacang panjang, jagung, gambas, pare dan timun plus beberapa barang donasi untuk canthelan. Sambil mengantar barang-barang tadi kami juga mau menjawab kerisauan kami soal canthelan.

Yes, lahan sudah diolah. Tinggal menambahkan pupuk kandang supaya kwalitas tanah menjadi bagus dan siap untuk ditabur biji bayem. Semoga lahannya bisa menghasilkan dan membuat warga Ledok Gowok bersemangat serta bahagia.

Lewatlah kami didepan tempat yang disiapkan untuk canthelan. Kembalilah pertanyaan soal canthelan saya utarakan pada Ustadz Mustofa yang kami percaya bisa menggerakkan warga Ledok Gowok. Ada beberapa catatan yang membuat kami mrenges. Pendekatan canthelan tentang siapa yang boleh mengambil dan siapa boleh mengisi membuat saya ndomblong.

  1. Semua warga merasa membutuhkan canthhelan, jadi model girik / kupon akan diberlakukan supaya merata. Percobaan 10 canthelan di hari sebelumnya menyisakan kasak-kusuk & rumpian emak-emak karena semua merasa membutuhkan bantuan canthelan.
  2. Warga yang berlebih boleh mengisi canthelan dengan tidak Ada ketentuan tentang jenis dan jumlah ternyata DITOLAK.  Mereka mengusulkan semua harus ikut nyanthelke supaya semua juga punya andil menghidupi dan merasa memiliki canthelan.
  3. Karena rata-rata warga Ledok Gowok kehidupannya pas-pasan bahkan ada yang kekurangan, akan dibuat jimpitan berupa uang yang akan diwujudkan canthelan untuk dipasang setiap hari Jumat.

Sedikit melegakan, semoga besok ke depannya semua rencana ini berjalan lancar dan masyarakat Ledok Gowok bisa merasakan manfaat canthelan yang mereka kelola dengan musyawarah yang lumayan ribet serta lama. Amin.

Ika Andreyo & Isma Kurnia sang ‘dokter canthelan’

Intermezzo:
Ketika berjalan dari lahan, melewati lorong-lorong sempit, kami selalu bertegur sapa dengan orang-orang yang kami lewati. Pulang dari lahan bersama, kami melewati kerumunan anak-anak balita bersama orang-orang yang lebih dewasa. Ada anak yang bertanya ke embahnya “Mbah, kuwi dokter mbah?”

Dijawab embahnya sambil menunjuk kami yang lewat “Hooh, kuwi dokter!”

Saya yang mendengar hampir saja ngakak sendiri. Dalam hati berkata hooh, iki dokter canthelan yang sedang galau mendiagnosa.

Masih belum ada sekuku hitam langkah kami ini, semoga semesta mendukung dan merestui. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*