Oleh : Apt. Eka Siswanto Syamsul, S.Farm, M.Sc *)
Tangan adalah anugrah dari tuhan untuk kita umat manusia, tangan merupakan organ tubuh yang sering digunakan untuk menyentuh sehingga merupakan media penyebaran kuman, virus serta bakteri yang berbahaya. Aktivitas yang dilakukan seperti berjabat tangan, membuka pintu, memegang tangga, maupun mengetik keyboard komputer. Tanpa kita sadari, setelah kita makan, minum, mengusap mata, menyentuh hidung atau mulut kita sendiri, saat itulah kuman atau virus dapat masuk ke tubuh kita.
Pandemi Corona Virus Disease (COVID)-19 diseluruh Dunia termasuk Indonesia telah menyebabkan langkanya Hand Sanitizer (HS) karena banyaknya orang yang membutuhkan karena lebih praktis. Kita mengetahui salah satu cara memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memang adalah dengan mencuci tangan dengan kerap karena virus sangat mungkin menular melalui tangan yang tertempeli virus, yang mungkin diperoleh dari lingkungan yang tercemar virus.
Perlu kita ketahui bahwa membersihkan tangan tidak harus menggunakan HS, namun juga bisa dengan sabun. Untuk mengetahui efektivitas sabun maupun HS maka sebaiknya kita tahu apa kandungan keduanya dan bagaimana manfaatnya. Yuk kita ulas sebagai berikut:
Hand Sanitizer (HS)
HS merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antimikroba (menghambat atau membunuh termasuk bakteri dan virus) terdapat dua HS yaitu berbentuk gel dan berbentuk spray. Menurut rekomendasi Center For Desease Control and Prevention (CDCP) Amerika bahwa kadar alkohol yang efektif untuk menangkal mikroba menggunakan HS adalah 60-95%, jika tidak dibuat dengan Takaran yang sesuai maka HS yang dibuat menjadi tidak efektif.
WHO membagikan 2 Formulasi yang direkomendasikan untuk diproduksi secara lokal, untuk memastikan keamanan dalam proses produksi dan penyimpanan, namun ketelitian dan ketepatan dalam penimbangan dan proses produksi menjadi perhatian agar konsentrasi akhir sediaan HS sesuai yang diinginkan.
Formulasi pertama:
Untuk menghasilkan HS dengan konsentrasi akhir etanol 80% v/v, gliserol 1,45% v/v, hidrogen peroksida (H2O2) 0,125% v/v. Cara membuatnya adalah dengan menuangkan ke dalam labu ukur berukuran 1.000 mililiter: etanol 96% v/v sebanyak 833,3 mililiter, H2O2 3% sebanyak 41,7 mililiter, gliserol 98% sebanyak 14,5 mililiter. Setelah itu, isilah labu hingga tepat 1000 mililiter dengan air suling, atau air yang telah direbus dan didinginkan. Kocok labu secara perlahan, hingga semua komponen tercampur rata.
Formula kedua:
Untuk menghasilkan konsentrasi akhir isopropil alkohol 75% v/v, gliserol 1,45% v/v, hidrogen peroksida 0,125% v/v. Cara membuatnya dengan menuangkan ke dalam labu ukur berukuran 1.000 mililiter: isopropyl alkohol (99,8%) sebanyak 751,5 mililiter, H2O2 3% sebanyak 41,7 mililiter, gliserol 98% sebanyak 14,5 mililiter. Kemudian, isi labu sampai 1.000 mililiter dengan air suling atau air yang telah direbus dan didinginkan. Kocok labu secara perlahan, hingga semua komponen tercampur.
Formulasi berbasis alkohol tersebut dibuat WHO dengan berlatarbelakang keuntungan intrinsik dari aktivitas mikrobisida (membunuh mikroba) aksi cepat dan spektrum luas, dengan risiko minimal menghasilkan resistensi terhadap agen antimikroba. Selain itu, formulasi HS tersebut dinilai ramah terutama untuk di daerah terbatas sumber daya atau terpencil, dengan kurangnya akses ke bak cuci atau fasilitas lain untuk kebersihan tangan.
Sabun Cuci Tangan
Virus Corona memiliki “bungkus” yang berupa lapisan lemak, mencuci tangan dengan sabun serta menggosoknya selama 20 detik membuat virus tidak bisa menginfeksi. Sabun mengandung zat yang seperti lemak dan zat tersebut bersaing dengan zat yang terkandung pada bungkus virus Corona untuk bisa menonaktifkan nya. Ini lebih efektif setelah menggosok tangan dengan sabun kemudian membasuhnya dengan air.
Sabun Batang
Sabun batang terbuat dari lemak netral yang padat dan dikeraskan melalui proses hidrogenasi. Biasanya digunakan natrium hidroksida sebagai Alkali dan sukar larut dalam air. Saat ini, banyak orang mulai meninggalkan sabun batang karena alasan kurang higienis.
Sabun Cair
Sabun cair dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaan alkali yang berbeda yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada suhu kamar. Sabun cair ini berbeda dengan shower gel, yang memiliki kandungan emulsi berupa cocamide DEA, lauramide DEA, linoleamide DEA, dan oleamide DEA yang berfungsi sebagai substansi pengental untuk mendapatkan tekstur gel. Lebih sering dipakai untuk berendam karena busanya cenderung lebih banyak.
Sabun Antiseptik
Sabun antiseptik saat ini sangat digandrungi oleh banyak orang karena mengandung bahan aktif antibacterial, seperti triclosan, triclocarban / trichloro carbamide, yang berguna untuk membantu membunuh bakteri dan mikroba. Sebaiknya, sabun antiseptik dipakai hanya pada kondisi tertentu. Pengunaan dalam waktu yang lama, justru akan membuat kulit menjadi mudah kering.
Yang perlu diperhatikan adalah 6 langkah cara mencuci tangan yang benar baik dengan menggunakan HS atau dengan mencuci menggunakan sabun dan air, yaitu:
- Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan, kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
- Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
- Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
- Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
- Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
- Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan
Kesimpulan
Hand Sanitizer (HS) digunakan apabila seseorang sedang berada di luar rumah, dalam perjalanan dan kesulitan mendapatkan sabun maupun air mengalir untuk mencuci tangan. Meskipun dalam penggunaannya HS lebih praktis tapi tetap tidak bisa menjadi pengganti sabun dan air mengalir dalam membasmi mikroba. Akhirnya mari kita berdoa semoga wabah COVID-19 cepat berakhir. Amin.
*) Penulis adalah Ketua IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Samarinda / Dosen STIKES Samarinda
Leave a Reply