Solidaritas Sosial adalah Kekuatan Bangsa Indonesia untuk Bertahan

KAGAMA memberikan apresiasi atas berbagai skema program bantuan sosial untuk warga yang terdampak. Program perlindungan sosial ini sangat membantu meringankan beban warga yang terpukul akibat krisis ekonomi. KAGAMA berharap agar berbagai inisiatif dari masyarakat untuk saling membantu sesama yang sedang kesulitan itu terus didorong.

Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada ( PP KAGAMA), Ganjar Pranowo, menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya sekaligus membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KAGAMA pada Sabtu (12/12/2020). Rakernas KAGAMA dilaksanakan secara daring diikuti oleh lebih dari 400 orang Pengurus Kagama dari semua tingkatan baik yang berdomisili di dalam negeri maupun luar negeri

Ganjar mengatakan KAGAMA, organisasi yang ia pimpin, telah menginisiasi program chantelan yang memungkinkan semua orang, termasuk segmen masyarakat kecil bisa ikut membantu, terutama untuk menyediakan kebutuhan bahan-bahan pokok. Termasuk di sini, kata Ganjar, Program Kagama Lari untuk Berbagi. Program lainnya seperti gerakan donasi yang digalang melalui program menyanyi dan menari. Tujuan dari kegiatan ini menggalang dana sebagai wujud kepedulian kepada sesama.

Komunita-komunitas ini kata dia aktif berkegiatan, dilakukan oleh kagama di seluruh dunia yang mana hampir tiap hari melakukan webinar.

“Ini membanggakan. Sampai ada alumni perguruan tinggi lain bilang ke saya itu kok Kagama aktif sekali. Saya jawab iya sebab mereka dihimpun bukan oleh sebuah ikatan tapi dihimpun dalam sebuah keluarga.”

“Mereka diikat oleh memori masa kuliah dulu yang rata-rata menjalani kuliah dengan tidak mudah. Kemudian relasi kemanusiaan dan kekeluargaannya terbangun sangat baik. Sehingga ketika sekarang mereka dalam posisi-posisi yang lebih baik dan menentukan bisa membantu,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, solidaritas sosial adalah kekuatan bangsa Indonesia untuk bertahan. Modal sosial ini perlu dirawat dengan sebaik-baiknya. Karena tidak mungkin semuanya tergantung pada dana APBN/APBD.

Inisiatif dari berbagai kalangan masyarakat untuk bergotong-royong harus terus hidup dalam masyarakat Indonesia.

“Maka sekaligus ini bisa sebagai evaluasi total untuk kita membawa arah kontribusi pada bangsa dan negara. Tidak hanya membawa momentum untuk berdikari sehingga anak-anak bangsa bisa menunjukkan bagaimana berkontribusi yang terbaik untuk bangsanya. Eh pangannya kita beresin yuk, politik kesehatannya kita beresin. Kita punya kawan-kawan hebat, punya guru-guru yang selalu membimbing kita semua di Bulaksumur. Yuk persoalan ini kita pecahkan. Dan kita bisa mendorong membuat wadah sebagai tempat kita bisa berdiskusi dengan sangat baik ,” kata Ganjar.

Alumnus Fakultas Hukum UGM ini mengatakan modal sosial tersebut bisa digunakan untuk mendorong gerakan bangga pada produk sendiri. Wujud dari Gerakan ini dengan membela dan membeli produk dalam negeri seperti produk UMKM agar bisa terus hidup dan bangkit. Dengan jumlah penduduk hampir 270 juta, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Penduduk yang besar adalah kekuatan. Gerakan bangga membela produk Indonesia, kata dia, perlu terus digaungkan, khususnya produk dari UMKM.

“Setiap hari minggu saya jualan di instagram dengan hashtag Lapak Ganjar. Ternyata luar biasa. Saya menemukan banyak kawan Kagama yang membantu desanya dengan ide yang brilian. Dengan cara ini kita punya kesempatan berdikari,” kata Ganjar.

“Kalau ada kawan kita punya produk yuk kita beli. Sehingga konsumsi meningkat dampaknya ekonomi jadi lebih baik,” pungkasnya. [hmk]

*) Pidato ini disampaikan Ganjar Pranowo dalam Rakernas PP KAGAMA Sabtu 12 Desember 2020

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*