Rumah Dahor, Bangunan Cagar Budaya Balikpapan sebagai Latar Video Acara Nitilaku Kagama Balikpapan

Oleh: Arif Budi Haryanto

Nitilaku merupakan kegiatan yang secara rutin dilaksanakan oleh UGM, dimulai sejak tahun 2012 dengan menyajikan konsep acara kultural dan historis. Awalnya di tahun 2012, acara ini diprakarsai oleh Pengda Kagama DIY, dan baru tahun 2016 dilaksanakan oleh PP Kagama, dengan harapan ada keterlibatan Pengda, Pengcab dan masyarakat sehingga acara bisa lebih meriah. Tahun ini merupakan pagelaran ke sembilan yang akan dilaksanakan secara virtual pada tanggal 13 Desember 2020.

Setiap tahunnya, Nitilaku dilaksanakan menjadi rangkaian kegiatan Dies Natalis UGM. Bentuk dari kegiatan Nitilaku adalah pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari keraton Yogyakarta yang kemudian dipindah ke Gedung Pusat UGM. Nitilaku ingin mensinergiskan potensi yang dimiliki oleh UGM, swasta, dan pemerintah untuk tetap menjadikan elemen sejarah perjuangan dan kebangsaan serta keberagaman nusantara menjadi elemen utama dalam tiap turunan kegiatan nitilaku di masa mendatang.

Nitilaku merupakan bentuk sinergi bersatunya keraton, kampung dan kampus yang diharapkan mampu merangkul setiap lapisan sebagai salah satu bentuk implementasi dari tri dharma perguruan tinggi. Dari segi kampus, basis utama kegiatan yang ingin dicapai adalah pengembangan ilmu dan teori bagi mahasiswa dan seluruh civitas akademika UGM. Kemudian keterlibatan keraton dan kampung merupakan implementasi terhadap pengembangan budaya secara praksis dalam kerangka ke-bhinekaan dan keilmuan secara kontekstual.

Tema yang dibawa oleh Nitilaku memiliki maksud untuk mengukuhkan UGM sebagai kampus kebudayaan yang menjujung tinggi perbedaan sebagai kekuatan untuk tetap menjalin persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia. Nitilaku dari tahun ke tahun selalu membawa unsur kota Yokyakarta sebagai kota jadul yang merupakan representasi Yogyakarta sebagai kota yang sederhana.

Berkaitan dengan acara Nitilaku tahun 2020, Pengcab Kagama Balikpapan ikut berpartisipasi dengan mengirim video ucapan selamat Dies Natalis ke-71 Universitas Gadjah Mada. Minggu 6 Desember 2020, anggota Kagama Balikpapan sudah berkumpul di Rumah Dahor pada pukul 08.15 Wita untuk melakukan sesi foto dan video yang didokumentasikan oleh M. Surya, alumnus Teknik Elektro 1996. Rumah Dahor dipilih karena merupakan salah satu cagar budaya di Balikpapan dan tempat yang ikonik, kata Didiek Anggrat yang juga Ketua Pengurus Rumah Cagar Budaya Dahor.

Setelah pengambilan foto dan video dilaksanakan, Didik yang juga pengurus Pengcab Balikpapan, menjelaskan sejarah dan asal muasal berdirinya Dahor Heritage. Bak guide berpengalaman, dengan penuh semangat, Didik menjelaskan tentang rumah panggung bercat putih dengan ornamen hijau, yang berdiri di sela-sela gedung bertingkat di Balikpapan. Rumah panggung ini dulu merupakan rumah dinas bagi warga Belanda, pekerja kilang minyak Bataafsche Petroleum Matschappij  (BPM) pada tahun 1920. Berada di jalan Letjend Suprapto, di ujung gang jalan Dahor, rumah panggung ini diberi nama sesuai nama jalannya.

Meski dinamakan sebagai Rumah Dahor Heritage yang merujuk pada satu rumah saja, namun sebenarnya tempat wisata ini merupakan sebuah kompleks perumahan yang terdiri dari beberapa rumah. Saat ini, terdapat sembilan dari Rumah Dahor Heritage yang dikelola oleh pihak Pertamina. Kesembilannya, dimanfaatkan sebagai museum, taman baca mini, dan perpustakaan yang membahas tentang sejarah Balikpapan dan sejarah migas di Balikpapan, ujar Didiek.

Bangunan Dahor Heritage berbentuk rumah panggung yang merupakan salah satu ciri khas rumah adat di pulau Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur. Alasan dipilihnya model rumah panggung seperti ini, karena dulunya wilayah ini berada di sekitar pesisir laut. Sehingga, agar air laut tidak masuk ke dalam rumah, dibuatlah seperti itu. Dahor Heritage memiliki tinggi yang melebihi tanah bangunan, kemudian berbentuk kotak dengan atap berbentuk kerucut dengan bahan sirap.

Karena sudah ada sejak zaman Belanda, maka arsitektur dari rumah ini pun menyesuaikan dengan model rumah khas bangunan Belanda, meskipun rumah panggung adalah rumah tradisional Balikpapan. Bangunannya sudah berumur lebih dari 100 tahun, namun masih terlihat sangat kokoh karena dibuat dari kayu-kayu besar pilihan. Begitupun dengan pengamanan rumah, dulunya rumah ini hanya ditutup menggunakan kayu besar sebagai palang pintu, kata Didiek sambil sesekali memperlihatkan foto dalam bangunan kepada anggota Kagama Balikpapan.

Di bagian dalam rumah, tertata dengan rapi foto-foto lama kota Balikpapan yang dibingkai dengan pigura, untuk bisa dinikmati para pengunjung. Foto-foto tersebut terpasang rapi di seluruh dinding rumah. Tidak hanya itu, kita juga bisa melihat beberapa benda untuk kilang minyak peninggalan masa kolonial Belanda yang hingga kini masih tersimpan rapi. Benda-benda ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh mengenai kota Balikpapan.

Tidak hanya belajar melalui foto, tempat ini juga menyediakan beragam buku tentang minyak dan kota Balikpapan, yang bisa kita baca di taman baca yang telah disediakan. Rak-rak disini pun masih menggunakan rak jadul dengan sentuhan khas ornamen negeri kincir angin tersebut. Di setiap rak, buku-buku dikelompokkan sesuai dengan tema buku. Di sisi lainnya, kita akan menemukan beberapa kursi yang cukup nyaman sebagai ruang untuk membaca buku.

Sebagai cagar budaya kota Balikpapan, pengelola setempat juga telah menyediakan fasilitas yang cukup untuk para wisatawan yang akan berkunjung. Pengelola setempat telah menyediakan fasilitas berupa toilet dan musholla yang sangat layak dan memadai. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina sudah mengelola Rumah Dahor Heritage ini dengan sangat baik, agar tidak hanya menarik wisatawan untuk datang, tapi juga menciptakan tempat wisata yang nyaman.

Selain itu, akses jalanan sekitar Rumah Dahor Heritage terbilang cukup terawat. Terletak di pusat kota yang berdekatan dengan Pasar Inpres Kebun Sayur ini membuat jalanan menuju destinasi wisata ini sudah dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Selain itu, di sepanjang jalan menuju tempat wisata kita akan banyak menemukan dinding dengan lukisan-lukisan yang juga cantik dijadikan sebagai latar belakang untuk berfoto.

Balikpapan, menjadi kota yang memiliki banyak cerita sejarah pada masa kolonial Belanda. Tak heran, jika kota ini juga menyediakan destinasi wisata edukasi berupa cagar budaya, yakni Rumah Dahor Heritage. Rumah peninggalan Belanda ini kini disulap menjadi museum yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Balikpapan. Untuk Anda yang berasal dari luar pulau, dapat pula mengunjungi replika Rumah Dahor Heritage di Taman Mini Indonesia Indah, kata Didiek mengakhiri penjelasannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*