Oleh : Arif Budi Haryanto
Berawal dari program ketahanan pangan yang dilakukan Kagama Balikpapan pada saat pandemi, munculah ide untuk membuka usaha sekaligus membantu teman-teman yang bergerak di sektor UMKM. Karena selama pandemi ini, sektor UMKMlah yang masih bisa menggeliat dan banyak teman-teman yang tadinya bekerja dari rumah (WfH) membuat usaha rumahan untuk mengisi waktu dan menghasilkan pemasukan tambahan.
Selain itu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) berencana untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020. Tahun 2020 adalah masa yang menjanjikan begitu banyak peluang karena di tahun tersebut akan terwujud apa yang diimpikan para pemimpin ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II. Suatu komunitas ekonomi ASEAN, yang peredaran produk-produk barang dan jasanya tidak lagi dibatasi batas negara, akan terwujud. Kondisi ini membawa sisi positif sekaligus negatif bagi UKM. Menjadi positif apabila produk dan jasa UKM mampu bersaing dengan produk dan jasa dari negara-negara ASEAN lainnya, namun akan menjadi negatif apabila sebaliknya. Untuk itu, kiranya penting bila pemerintah mendesain program yang jelas dan tepat sasaran serta mencanangkan penciptaan 20 juta UMKM sebagai program nasional.
Secara kuantitas, UMKM memang unggul, hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99 %) berbentuk usaha skala kecil dan menengah (UKM). Namun secara jumlah omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan aset UKM di Indonesia digabungkan, belum tentu jumlahnya dapat menyaingi satu perusahaan berskala nasional.
Usaha kecil yang berhasil menembus kendala akses modal, pasar dan informasi. Kendala beralih pada yang lebih advance, seperti pengembangan produk, pengembangan pasar, melakukan ekspor, hingga mempertahankan kualitas produk dan kuantitas produksi. Pada situasi ini, usaha kecil dituntut meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melakukan inovasi produk melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.
“Atas dasar tersebut Kagama Indobizz didirikan oleh satu komunitas masyarakat yang memiliki beragam latar belakang pendidikan, pengalaman dan kompetensi untuk membangun tekad dan komitmen mencapai visi komunitas.” kata Didiek Anggrat yang bertindak sebagai penggagas komunitas Kagama Indobizz menjelaskan.
Didiek yang juga merupakan owner dari Woody Park menjelaskan, bahwa visi Kagama Indobizz adalah menjadi inkubator bisnis terdepan dalam kolaborasi sumber daya, manajemen dan gagasan kemandirian entrepreneur Indonesia. Adapun misinya adalah membangun kerjasama dan kepercayaan publik dalam pengembangan permodalan, produksi, manajemen, inovasi dan pemasaran produk entrepreneur Indonesia menuju kemandirian ekonomi nasional.
Ical Chaniago yang juga salah seorang penggagas menambahkan bahwa tujuan didirikannya Kagama Indobizz adalah menjadi katalisator pertumbuhan cikal bakal bisnis-bisnis baru yang memberdayakan potensi kearifan lokal (local content), melakukan kaderisasi dan pembinaan potensi usaha kecil menengah (UKM) lokal melalui akses permodalan dan pelatihan kompetensi, mengembangkan daya saing mitra UKM melalui bantuan manajemen usaha dan inovasi teknologi tepat guna, serta mengakselerasi pengembangan bisnis membangun komunikasi langsung mitra UKM dengan konsumen melalui dukungan sistem pemasaran yang efektif dan efisien.
Di awal-awal terbentuknya, Kagama Indobizz sudah melakukan beberapa usaha untuk menunjang visi dan misi komunitas, diantaranya membuat sambal botolan yang bahan bakunya berupa cabai diambil langsung dari petani yang dibina oleh Kagama Indobizz dan ikan yang dibeli dari nelayan. “Sambal botolan ini dinamakan sambal bahari dan sudah lebih 25 varian yang ditawarkan serta sudah mendapat Izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).” ujar Ical.
Selain sambal bahari Balikpapan, Kagama Indobizz juga merambah ke produksi terasi bahari Balikpapan, minuman kesehatan seperti sari kacang hijau dan susu almond coklat yang dikemas dalam botol. Cara memasarkan secara online melalui media sosial, dan secara offline dengan menitipkan di beberapa rumah makan terkenal dan pusat oleh oleh ternama di Balikpapan, diantaranya RM Sate Tanjung Hijrah Klandasan, Depot Bakso Sapi 2 MT. Haryono, Nam Min Kampung Timur, Nam Min Kebun Sayur, Rumah Kue Brownies Stalkuda, Sibayak Stalkuda, Depot Canton Pasar Baru.
Menyongsong tahun 2021 yang juga merupakan tahun pertumbuhan ekonomi, Kagama Indobizz menyusun beberapa program kerja yang akan dilaksanakan di tahun 2021. Selain itu juga pertanggungjawaban untuk program kerja yang sudah dilaksanakan di tahun 2020. Rapat kerja diadakan di pantai Smacly Balikpapan pada hari Sabtu 26 Desember 2020 yang dihadiri oleh penggagas Kagama Indobizz, diantaranya Didik Anggrat, Hamid Gunawan, Yuniar Surindrasworo, Ical Chaniago, Hardiani, Arif Budi Haryanto, Arry Devichanti, Eptika Dian Suciani, Agus Muryanto, dan Eka Krisna Santoso.
Dalam rapat tersebut, dibicarakan tentang program kerja unggulan yang akan dilaksanakan, diantaranya penjualan dan pengelolaan tanah kapling seluas kurang lebih 5 Ha milik salah satu penggagas Kagama Indobizz yang terletak di Prona III Sepinggan Balikpapan, tidak jauh hanya sekitar 5 menit dari bandara Internasional Sepinggan Balikpapan. Tanah kapling yang ini sudah menjadi SHM (Serifikat Hak Milik) dan sudah dipecah menjadi ukuran 10 x 15 m dan 10 x 20 m. Kagama Indobizz dipercaya untuk mengelola dan memasarkan lahan kavling ini. Saat ini masih tahap penyiapan dan pembersihan lahan, dan setelah siap, akan dilaunching dan ditawarkan kepada masyarakat umum.
Program unggulan berikutnya adalah menyiapkan kapling pertanian yang akan ditawarkan ke investor. Kapling pertanian ini akan ditanam cabai dan beberapa tanaman palawija. Investor membantu pendanaan dan yang akan mengelola lahan pertanian tersebut adalah petani yang sudah berpengalaman tetapi kekurangan modal.
“Kagama Indobizz akan memberikan pendampingan kepada petani supaya bisa memaksimalkan hasil panen dan investor bisa mendapatkan keuntungan sesuai modal yang telah disetor.” kata Didiek mengakhiri penjelasannya.
Leave a Reply