
KKN UGM di Desa Tampo Banyuwangi: Membatik Harapan Bersama Kagama
Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, bukan hanya dikenal sebagai sentra batik tulis yang khas dan berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai Desa Wisata Batik yang telah ditetapkan sejak tahun 2016. Keunikan desa ini terletak pada konsentrasi pengrajin batik rumahan yang berada di satu ruas jalan, menjadikannya magnet budaya dan ekonomi lokal.

Pada tahun 2025, KKN-PPM UGM Unit Cluring kembali hadir di Desa Tampo dengan semangat pemberdayaan dan inklusivitas. Salah satu program unggulan mereka adalah pelatihan membatik untuk anak-anak difabel penyandang tuna rungu dari SLB PGRI Cluring. Anak-anak ini memiliki kelebihan dalam seni visual dan lukis, yang sangat cocok dengan proses kreatif membatik. Program ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Tampo, yang berkomitmen untuk terus membina dan memasarkan karya anak-anak difabel melalui galeri batik desa.

Program ini merupakan salah satu kegiatan utama mahasiswa KKN-PPM UGM yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Desa Tampo, Ketua TP PKK Desa Tampo, KAGAMA Batik dan Wastra, KAGAMA Banyuwangi, serta 15 peserta dari SLB PGRI Cluring yang merupakan anak-anak tuna rungu. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan nyata terhadap inklusivitas dan pemberdayaan komunitas difabel melalui seni batik.

Dalam pelaksanaan program ini, Novi Indrastuti, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN di Kecamatan Cluring, menyampaikan:
“Program ini bertujuan membekali keterampilan bagi anak-anak difabel, meningkatkan kemandirian, dan membuka lebih luas peluang kerja bagi mereka melalui keterampilan membatik sehingga mereka bisa lebih berpartisipasi aktif dalam masyarakat.”
Sebagai bentuk dukungan konkret, donasi dari KAGAMA Batik dan Wastra juga diserahkan dalam kesempatan ini. Donasi tersebut akan digunakan untuk keberlanjutan pelatihan membatik bagi anak-anak difabel. Ke depan, diharapkan Kecamatan Cluring dapat menjadi sentra pelatihan membatik bagi anak-anak difabel di seluruh Kabupaten Banyuwangi.

Kagama Banyuwangi: Menjembatani Sinergi dan Keberlanjutan
Kagama Banyuwangi turut berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan program KKN di Desa Tampo. Mereka melihat kegiatan ini sebagai bentuk nyata pengabdian alumni UGM kepada masyarakat, sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya lokal yang inklusif. Kagama Banyuwangi juga mendorong agar Desa Tampo tetap menjadi lokasi KKN secara berkelanjutan, karena dampaknya sangat positif bagi masyarakat, terutama kelompok rentan.

Satgas KKN Kagama: Mengawal Mutu dan Dampak Nyata
Satgas KKN Kagama, sebagai penghubung antara alumni dan pelaksanaan KKN, turut mengawal program ini dari sisi kualitas dan keberlanjutan. Mereka memastikan bahwa kegiatan KKN tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Satgas juga mendorong kolaborasi lintas daerah antar Kagama sebagai bentuk solidaritas alumni dalam membangun Indonesia dari desa.
Program KKN UGM di Desa Tampo bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi telah menjadi gerakan sosial dan budaya yang melibatkan banyak pihak. Dari mahasiswa, pemerintah desa, komunitas difabel, hingga alumni Kagama lintas daerah, semuanya bersatu dalam semangat membatik harapan dan masa depan yang lebih inklusif.