Kagama Sekar Gending Meriahkan Puncak Dies Natalis ke-78 FKH UGM, Tampil Memikat Iringi Pentas Ketoprak

Oleh: Humas Kagama Sekar Gending

Tahun ini untuk yang kedua kalinya Kagama Sekar Gending (KSG) ikut memeriahkan puncak rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM). KSG dengan didukung beberapa additional player mengiringi pentas vetoprak (veterinary ketoprak) humor dengan lakon “Babad Alas Mrentani” di Joglo Gelanggang Inovasi & Kreatifitas UGM, Sabtu (21/9). Ketoprak bisa terselenggara berkat kolaborasi antara FKH UGM dengan alumninya yang tergabung dalam GAMAVET.

KSG diwakili oleh grup Damai Pagi dengan Dwi Atmi Sripertiwi sebagai koordinator. Total ada 13 personil yang ikut bermain. Selain itu ada dukungan tambahan pemain instrumen alusan dari luar seperti pemain gender, siter, gambang, rebab, dan pemain drum.

Di bawah komando sang pelatih, Pratiwi Wibowo, KSG membuka meriahnya suasana dengan memainkan “Mars Kagama Sekar Gendhing”, sebuah tembang yang diaransemen oleh sang maestro seni yang merupakan sutradara ketoprak, Ki Dandun Hadi Witono.

Selanjutnya KSG memainkan gending-gending yang diaransemen khusus untuk pementasan ketoprak. Mereka melantunkan iringan-iringan wajib buat ketoprak, seperti playon sanga, playon manyuro, playon pelog barang, dan gangsaran.

Gending “Ayak-ayak Mulyo” dilantunkan sebagai gending pembuka, dilanjutkan dengan “Ladrang Branjang Ginubah” slendro 9 mengiringi masuknya para pemain ke atas panggung. Lalu “Gending Praon” mengiringi masuknya para emban menambah semarak suasana.

Lelagon “Sambang Ndalu” dimainkan sebagai adegan pengiring masuknya para punokawan, yang mana salah satunya adalah pelawak kondang Den Baguse Ngarso yang memerankan Petruk. KSG mengakhiri pentas dengan tabuhan “Playon Galong” seseg dilanjutkan dengan gangsaran yang menjadi tanda pertunjukan telah selesai.

Koordinator KSG tim Damai Pagi, Dwi Atmi Sripertiwi mengatakan meski berlatih beberapa gending baru dalam waktu relatif singkat, yaitu hanya sekitar 2 minggu, namun KSG berhasil menguasainya sesuai yang diinginkan sutradara. Berkat latihan yang keras tentu saja. Dengan nada puitis ia mengungkapkan, “Jika kita berkeringat dalam latihan, maka kita tidak berdarah-darah saat berperang”.

“Ungkapan itu telah kita buktikan pada pementasan kali ini. Berkat giat berlatih dengan keras, maka saat pementasan berjalan lancar dan sukses tanpa ada kendala berarti,” pungkasnya.