Dengan tujuan memberdayakan perekonomian masyarakat, Kagama Pengda Lampung menggelar pelatihan kepada Kelompok Tani Wanita (KWT) Bina Petani Liman Benawi, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, di rumah Ketua KWT, Widarmi, Sabtu (22/7). Pelatihannya berupa membuat olahan makanan menggunakan bahan dasar singkong, yaitu keripik sanjai, peuyeum, marmer cassava cake, yang dimentori oleh 2 warga Kagama Lampung, Sri Wahyuni dan Rinda Mulyani.
Pelatihan diikuti oleh 20 orang anggota KWT. Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Kagama Lampung, Fauzan Khumaedi, dan pengurus Kagama Lampung, Ely Jazdzyk.
Fauzan mengatakan, karena materinya lumayan banyak, sampai dibuat 2 sesi. Untuk sesi kedua akan dihelat Sabtu (29/7), yaitu materinya membuat cassava quiche lorraine dan brownies, yang berbahan dasar singkong juga.
Fauzan menambahkan, kegiatan pelatihan pembuatan makanan dan camilan berbahan dasar singkong merupakan tindak lanjut dari program ketahanan pangan dan diversifikasi kuliner berbasis
singkong di Kampung Liman Benawi. Di kampung binaan Kagama Lampung tersebut telah dilakukan penanaman tanaman budidaya di lahan seluas 0,85 hektar sejak tahun 2019. Selain tanaman utama jagung, juga terdapat tanaman mangga, alpukat, duren, dan cabe. Bibitnya berasal dari masyarakat secara mandiri, Pemprov Lampung, Kagama Care, PT. Great Giant Pineapple (GGP) dan BRI.
“Mulai awal 2023, masyarakat memanfaatkan 1.000 meter lahan untuk pembibitan dan penanaman lima jenis singkong, yaitu Gatotkaca, Garuda, Randu, Melati, dan Maumere. Untuk itu, Kagama Lampung memberi pelatihan kepada KWT, supaya saat panen nanti, singkong tidak hanya dijual mentah, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan yang memiliki nilai jual tinggi,” pungkas Fauzan.
Sementara itu, Ely Jazdzyk mengatakan, selain pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar singkong, juga akan dilakukan pelatihan pengemasan dan pemasaran produk olahan singkong tersebut. Ia berharap poduk-produk olahan singkong ini nanti bisa masuk ke cafe-cafe sebagai alternatif camilan, toko oleh-oleh ataupun mini market. Hal itu sebagai bentuk dukungan Kagama Lampung dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Liman Benawi.
Ely merinci, pilihan ubi singkong sebagai alternatif bahan pangan di Kampung Binaan Liman Benawi karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Per 100 gram ubi singkong mengandung energi 154 kkal, protein 1 g, karbohidrat 36,8 g, lemak 0,3 g, kalsium 77 mg, fosfor 24 mg, zat besi 1,1 mg, vitamin B1 0,06 mg dan vitamin C 31 mg.
“Singkong memiliki jumlah kalori 2 kali lipat dibandingkan kentang. Maka tak salah jika singkong menjadi salah satu pangan pokok sumber karbohidrat,” jelas Ely.
Ely menambahkan, selain itu singkong kaya akan vitamin K yang memiliki peran dalam membangun masa tulang, sehingga konsumsi singkong dapat menurunkan risiko osteoporosis, dan berperan penting dalam pengobatan pasien Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak.
“Singkong juga menjadi sumber mineral yang penting juga bagi tubuh, antara lain seng, magnesium, tembaga, besi, dan mangan. Singkong memiliki jumlah kalium yang cukup sebagai komponen penting pembentukan sel tubuh dan mengatur tekanan darah,” ucap Ely mengakhiri sambutannya.
Selama proses pelatihan, seluruh anggota KWT langsung turun membantu dan melakukan praktik pembuatan keripik sanjai, peuyeum, serta marmer cassava cake. Mulai dari mengupas, mengiris, dan memarut singkong, menyiapkan bumbu, hingga memasak olahan pangan berbahan dasar singkong tersebut.
Ketua KWT, Widarmi sangat berterima kasih atas pelatihan yang digelar Kagama Lampung. Menurutnya, ibu-ibu anggota KWT sangat senang dan antusias karena mendapatkan resep dan keterampilan baru dalam pengolahan singkong menjadi makanan dan camilan.
“Alhamdulillah senang sekali, kami jadi tahu cara membuat sanjai, peuyeum, dan cake singkong. Semoga nanti bisa buat tambahan usaha, paling tidak bisa untuk alternatif makanan dan camilan keluarga,” ujar Widarmi