Oleh: Ical Chaniago
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Kaltim punya program cemerlang dalam membangun desa di Kaltim. Yakni berencana meningkatkan taraf hidup masyarakat desa lewat peningkatan pembangunan dan ketahanan pangan. Program itu bernama Desa Inklusif. Kerjasama KAGAMA dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Kementerian Pedesaan (Kemendes) Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT). Di Kaltim akan diterapkan di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Tentunya aksi ini mendapat reaksi positif dari Pemkab Kukar dan OPD-nya.
Pj BUPATI Kukar, Chairil Anwar menerima hangat Jajaran Pengurus Pengda KAGAMA Kaltim yang dipimpin Ketum, Joko Martono dan menyerahkan berkas hasil survey
“Program Desa Inklusif dari sinergi KAGAMA Kaltim-UGM dan Kemendes PDTT ini sudah kami lakukan kajian selama sebulan di Desa Karya Jaya. Hasilnya sudah kami sampaikan pada Bupati Kukar saat audiensi pengurus kemarin. Alhamdulilah diapresiasi positif,” jelas Ketua Umum (Ketum) Pengurus Daerah (Pengda) KAGAMA Kaltim, dr HR Joko Martono pada Rabu (11/11/2020). Audiensi pada Pj Bupati Kukar, Chairil Anwar Selasa (10/11/2020) berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan (Rujab) Bupati. Disambut hangat bersama jajaran stake holder terkait. Seperti Plt Asisten II dan Kepala Bappeda Kukar, Wiyono.
Sinergi Pemkab Kukar dan KAGAMA Kaltim dalam aplikasi Desa Inklusif di Desa Karta Jaya Samboja siap diaplikasikan dalam waktu dekat. Joko Martono, akrab disapa Joko memaparkan secara rinci mengenai program Desa Inklusif tersebut. Agar bisa segera dilakukan tindakan aksi secara teknis di lapangan.
“KAGAMA sebagai jembatan untuk mencari solusi bagi warga desa dengan pemerintah pusat maupun daerah. Karena persoalan yang dialami oleh warga desa setempat cukup banyak. Seperti kurangnya support untuk peningkatan infrastruktur dan pembangunan fasilitas umum (fasum) di desa,” ujar Joko yang juga sebagai pengusaha properti ternama di benua Etam ini. TINGKATKAN kesejahteraan warga desa tertinggal di Kukar diperlukan gebrakan antara KAGAMA-UGM-Kemendes PDTT. Kata pria yang tegabung dalam asosiasi Real Estate Indonesia (REI) Kaltim ini bahwa pemberdayaan masyarakat desa kurang optimal. Sehingga Desa Karya Jaya yang penduduknya sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) ini akan dilakukan pendampingan. Sehingga kedepan akan diajak mencari sumber penghasilan dan penghidupan di daerahnya. Lewat pertanian dan potensi wisatanya. Terlebih untuk menyambut Kaltim sebagai Ibu Kota Nega (IKN) mendatang.
Tingkatkan kesejahteraan warga desa tertinggal di Kukar diperlukan gebrakan antara KAGAMA-UGM-Kemendes PDTT. (Ist) “Ini tentunya perlu pemikiran dan ide serta gagasan yang cemerlang untuk mengentaskan kemiskinan maupun pengangguran bagi warga Desa Karya Jaya yang mayoritas petani. Jadi diperlukan sinergi antara semua pihak terkait. KAGAMA hadir untuk menjembatani melalui program Desa Inklusif,” terang Joko yang berprofesi sebagai dokter ini.
#Sinergi Desa Inklusif KAGAMA-UGM-Kemendes PDTT di Kaltim# – Membantu masyarakat desa untuk memiliki legalitas asset tanah. Khususnya desa tertinggal dan mayoritas warganya transmigran di sekitar Bukit Soeharto. – Hak masyarakat eks trasmigran bidang lahan di wilayah Dusun Wonotirto Desa Karya Jaya sejak 1957 itu kini hilang. Karena masuk wilayah Taman Hutan Rakyat (Tahura) pada 1985 lalu. – Memberikan edukasi pada penduduk untuk mengoptimalkan Waduk Semboja sebagai potensi wisata agar bisa di kelola oleh masyarakat setempat. – SDM Muda banyak meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota. Sehingga usia produktif yang bisa menggarap lahan pertanian sebagai ketahanan pangan sambut IKN minim.
Leave a Reply