Desa Pakembinangun, Kec. Pakem, Sleman, adalah salah satu desa binaan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (DPKM UGM). DPKM melakukan pendampingan pada berbagai sektor, termasuk produk-produk hasil karya Kelompok Wanita Tani (KWT).
Salah satu produknya yaitu minuman kesehatan berujud sirup. Saat ini ada 2 jenis unggulan, yaitu sirup telang produksi KWT Mekar Abadi, Dusun Kertodadi yang diberi merk “Rembuelang”, dan sirup berbahan baku cabai hasil karya KWT Sekar Jagad, Dusun Wonogiri dengan merk dagang “Chirella”. Minuman kesehatan tersebut bermanfaat untuk memperkuat citra Desa Pakembinangun sebagai pusat healing tourism.
Kunci utama tetap berjalannya usaha adalah produksi harus berjalan kontinyu dari waktu ke waktu. Kontinyuitas sebuah usaha salah satunya tergantung dari permintaan pasar. Apabila permintaan pasar selalu ada, kemungkinan besar produksi akan tetap terus berjalan.
Dalam rangka membuka pangsa pasar yang semakin luas, masukan dari pembeli atau customer potensial menjadi sangat penting, khususnya agar kualitas produknya sesuai dengan keinginan pasar. Sehubungan dengan hal itu, memanfaatkan jaringan yang dimilikinya, Kagama Gelanggang memperkenalkan sirup produk warga Pakembinangun kepada jajaran manajemen Patra Malioboro Hotel, untuk dapat dilakukan kurasi sesuai standar hotel berbintang. Sekedar info, Patra Malioboro Hotel adalah hotel berbintang 3 yang dikelola oleh BUMN Patra Jasa.
Kedua jenis sirup diuji coba secara langsung oleh bartender Patra Malioboro Hotel. Respon dari bartender terkait kualitas sirup, serta dari General Manager hotel terkait kemasan dan metode pemasaran menjadi bahan untuk perbaikan produk.
Ujicoba telah berlangsung lama dan berulang-kali, demikian menurut Ketua Dewan Pengawas Kagama Gelanggang, Susetyo Hario Putero, kepada kagama.id yang mewawancarainya di kantornya di Fakultas Teknik UGM, Jumat (18/10). Kegiatan pertemuan dengan jajaran pengurus hotel secara langsung juga menghadirkan ibu-ibu KWT. Harapannya, mereka dapat melakukan hal yang sama secara mandiri di waktu berikutnya.
“Setelah beberapa kali pertemuan dan uji coba yang difasilitasi oleh Kagama Gelanggang, yang kemudian dilakukan perbaikan produk dengan melibatkan para mahasiswa yang melaksanakan KKN PPM Periode 2 2024 di Pakembinangun, pihak hotel merasa telah sesuai dengan standar hotel,” ujar Susetyo.
Susetyo menambahkan, metode peningkatan kualitas yang telah dilakukan akan digunakan sebagai model dalam peningkatan kualitas produk KWT Desa Pakembinangun, baik untuk produk yang berbeda maupun untuk produk yang sama untuk pasar yang berbeda. Tentu saja untuk sampai pada kondisi ideal, di mana produk dapat diproduksi secara kontinyu dengan alat-alat produksi yang lebih presisi dan higienis, masih memerlukan upaya lebih secara terus menerus.
Namun demikian, kemajuan penting telah dicapai yaitu dengan telah diterimanya produk oleh pihak hotel, yang mana hal itu wajib disyukuri. Dan yang menggembirakan, ibu-ibu KWT dengan senang hati mau menerima masukan dengan baik, serta mau memperbaiki produk sehingga menjadi lebih berkualitas dan sesuai standar hotel.
Menurut Susetyo, saat ini rak semacam display buat produk telah dipersiapkan oleh pihak Patra Malioboro Hotel. Namun untuk menuju kesepakatan kontrak, nampaknya masih membutuhkan waktu.
“Display telah diijinkan, akan tetapi kontrak harus seijin pihak Patra Jasa pusat. Kami dari Kagama Gelanggang akan tetap selalu memantau perkembangannya,” pungkasnya.