Kagama Beksan Bogor Sukses Tampil di Acara “Bogor Kangen Jogja” Berkat Dukungan Segenap Keluarga Besar Kagama Beksan Jabodetabek

Oleh: Rina Nuryanti, Diyah Wulandari & Belinda A. Margono

Dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-72 UGM, Kagama Bogor Raya (KABORA) pada hari Sabtu (18/12/2021) jam 09.00 – 15.00 WIB menggelar acara berjudul “Bogor Kangen Jogja” di Bogor Creative Center, Jalan Ir. H. Juanda No 4. Untuk membuat acara menjadi variatif dan agar semua warga Kabora terlibat, panitia acara dengan cerdas merangkul semua potensi yang dimilikinya, termasuk Kagama Beksan Bogor.

Ketika dihubungi panitia, Kabek Bogor langsung menerimanya dengan senang hati. Karena Kabek Bogor merupakan bagian dari keluarga besar Kabek Jabodetabek, maka koordinasi segera dilakukan dan merancang apa yang akan ditampilkan pada acara tersebut.

Suasana latihan reguler

Dari hasil rembugan disepakati Kabek Bogor akan menampilkan dua buah tarian, yaitu yang pertama Tari Gambyong Pareanom pada pembukaan acara. Dengan pertimbangan Tari Gambyong adalah tarian klasik dari Jawa Tengah yang biasa digunakan untuk menyambut tamu. Lalu yang kedua adalah Tari Yapong sebagai persembahan di puncak acara, mengingat lokasi pentas di Bogor yang daerahnya masih ada ikatan kuat dengan budaya tarian tersebut.

Alasan lainnya, Gambyong sudah pernah mereka pentaskan sebagai tari pembuka acara di Gedung Kesenian Jakarta, tepat sebelum pandemi. Sedangkan untuk Yapong, sudah banyak warga Kabek Jabodetabek yang belajar tarian tersebut pada waktu kecil. Ini akan lebih memudahkan proses latihan, daripada menampilkan tarian baru.

Setelah keputusan diambil barulah mereka memikirkan permasalahan yang ada, yaitu sudah sekian lama warga Kabek Bogor tidak melaksanakan latihan secara fisik karena kondisi pandemi. Selama hampir 2 tahun ini mereka hanya mengandalkan latihan online. Kalau dulu mereka selalu melakukan latihan rutin, dan sebulan sekali berlatih di Jakarta bersama anggota Kagama Jabodetabek lainnya.

Suasana latihan ekstra

Namun mengingat permintaan panitia acara yang sudah mereka sanggupi dan dengan berdasar semangat memelihara budaya warisan nenek moyang yang begitu menggelora, Kabek Bogor segera memulai latihan secara intensif. Biasanya latihan rutin dilakukan setiap hari Sabtu selama 2 jam, yaitu jam 15.00-17.00 WIB di rumah warga Kabek Bogor bernama Ira di daerah Cimanggu Bogor. Namun karena waktu persiapan yang hanya sekitar sebulan, akhirnya pada hari Sabtu latihan dimulai 2 jam lebih awal sehingga menjadi 4 jam. Bahkan 2 minggu menjelang  hari H, selain latihan rutin hari Sabtu, latihan juga dilakukan setiap hari Rabu jam 15.00-17.00 WIB di kantor warga Kabek Bogor bernama Nurul.

Kendala lain yang dihadapi bertambah dengan fakta yang ada bahwa sekitar separo anggota Kabek Bogor adalah panitia acara. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kerepotannya dalam membagi waktu antara kepanitiaan dan latihan. Namun dengan semangat kebersamaan dan keguyuban di antara warga Kabek Bogor, semua kendala yang menghadang sanggup diatasi satu per satu.

Performance Tari Gambyong oleh Kabek Bogor

Tari Gambyong pada dasarnya diciptakan untuk penari tunggal, namun Kabek Bogor mencoba berimprovisasi dengan enam orang penari yang membawakannya. Mereka adalah Asti (FIB), Kiki (FNE), Niken (FKT), Emmy (FTP), Heni (Fisipol) dan Salsa (pelatih – non Kagama). Dan ketika ditampilkan pada awal acara respon penonton terlihat antusias, terlihat dari tepuk tangan yang membahana ketika tarian berakhir.

Penampilan flash mob Tari Yapong

Pada puncak acara, Kabek Bogor menampilkan Tari Yapong dengan konsep flash mob yang dipandu oleh lima orang penari. Untuk flash mob tersebut, selain didukung warga Kabora, juga disupport oleh warga Kabek Jabodetabek yang tinggal di luar Bogor. Mereka sengaja datang jauh-jauh ke Bogor untuk mendukung performance Kabek Bogor. Hal tersebut membuktikan warga Kabek Jabodetabek terus saling mendukung dan guyub rukun. Dan kedatangan mereka tidak sia-sia, karena terbukti flash mob berlangsung sangat meriah dan penuh gebyar.