Oleh: Humas Kagama Balikpapan
Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Timur pada khususnya memiliki iklim tropis yang kaya akan paparan sinar matahari. Potensi itu jarang dimiliki oleh negara empat musim yang mendapatkan paparan matahari dalam dua musimnya.
Penghasil buah anggur di dunia umumnya terdapat di negara empat musim. Kalimantan Timur termasuk yang memiliki potensi budidaya anggur. Melalui metoda penyambungan stel (grafting), antara jenis yang terbukti mampu beradaptasi dengan tanah lokal, dengan berbagai jenis yang memiliki hasil buah yang manis, bisa diimplementasikan.
Pengenalan budidaya anggur tersebut adalah salah satu pertimbangan penyelenggaraan kumpul guyub rutin Kagama Balikpapan memilih tempat di Woody Park Borneo yang memiliki fasilitas budidaya bernama Woodygrape.
Pertemuan silaturahmi rutin Kagama Balikpapan yang dikaitkan dengan agenda syawalan berlangsung Minggu (14/05/2023), dihadiri sekitar 80 anggotanya. Selain dari Balikpapan, ada juga perwakilan dari kota sekitar, yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara.
Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ketua Pengcab Kagama Balikpapan, Yuniar Surindrasworo . Ia menguraikan tujuan dan maksud silaturahmi ini untuk mempererat jalinan kekeluargaan di antara warga Kagama.
Selain itu disampaikan pula laporan kegiatan Kagama Balikpapan selama bulan Ramadhan 1444 H lalu, dan rencana kegiatan berikutnya di bulan-bulan mendatang. Salah satunya sebagai penyelenggara Ujian Masuk Mandiri UGM yang akan dilaksanakan di Balikpapan.
Sementara itu, Ketua Umum Pengda Kagama Kaltim, Fauzul Idhi atau lebih dikenal dengan nama Didiek Anggrat, menyampaikan bahwa Kagama Kaltim harus siap dengan perkembangan wilayah terkait IKN. Menurutnya, Kagama akan selalu mengambil peran, salah satunya di bidang penyiapan sumber daya manusia.
“Sebagai contoh, di Woody Park Borneo telah kami siapkan sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk Lembaga Sertifikasi Profesi, minimal saat ini yang sudah siap adalah pekerjaan di ketinggian (rope access) dan holtikultura. Dalam 1-2 bulan ke depan setelah selesainya dokumen yang dipersyaratkan maka kegiatan ini bisa dijalankan,” ujar Didiek.
Setelah agenda syawalan rampung, acara kemudian dilanjutkan dengan hiking bersama keluarga disertai penjelasan dan diskusi ringan mengelilingi kawasan yang terdapat kebun buah durian, kelengkeng, jambu kristal dan anggur. Selain itu juga mampir dan belajar budidaya lebah kelulut dan lebah kelanceng penghasil madu trigona. Sambil diskusi kesempatan itu digunakan peserta memetik dan mencicipi buah jambu krital, buah anggur (Woodygrape), dan madu (Woodygona).