Di sela-sela aktifitasnya bersepeda dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo menyempatkan diri menengok dua lokasi aksi berbagi Kagama kepada masyarakat di kota pelajar tersebut, Minggu (15/5/2022). Yang pertama Ganjar mengunjungi canthelan di Dalem Mangunsudiran, Bangirejo yang telah bertransformasi menjadi pasar tiban dan kegiatannya berlangsung sebulan sekali. Ketika Ganjar sampai di sana sekitar pukul 06.00 WIB, sudah ditunggu oleh pengelola pasar tiban Ekan NS, pelopor canthelan Ardiati Bima, Yuli dari canthelan Badran, dan Erna dari canthelan Lempuyangan.
Ganjar heran dengan murahnya barang-barang yang dijual di Mangunsudiran. Ia penasaran melihat ibu-ibu yang ramai-ramai membeli berbagai jenis kebutuhan dengan harga-harga super murah. Misalnya harga gula putih kemasan dijual hanya Rp.10.000 / kg. Sayuran segar satu ikat, susu kental manis sekaleng, mie instan tiga bungkus, dan lainya hanya dibandrol Rp. 5.000 saja.
“Ini awalnya dulu malah gratis saat masih berujud canthelan. Tapi masyarakat di sini kemudian merasa malu kalau ambil gratis terus. Akhirnya canthelan bertransformasi menjadi pasar murah dan ternyata justru mereka menjadi antusias,” jelas Ekan kepada Ganjar.
Ekan menambahkan, bagi yang tidak mempunyai uang, terkadang melakukan barter barang. Jika mereka memiliki beras tapi tidak punya lauk, biasanya mereka datang untuk menukar beras dengan lauk yang ada. Jadi konsepnya saling membantu, berasnya bisa didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan.
Seusai mengunjungi Mangunsudiran, Ganjar melanjutkan perjalanan ke Kampung Ledok Gowok, Caturtunggal, Depok. Di sana ada kegiatan canthelan yang diinisiasi oleh warga Kagama bernama Ika Andreyo dan Isma Kurniatanti. Saat ini kegiatannya berlangsung setiap hari Jumat dengan nama Jumat Berkah. Namun karena mendengar akan dikunjungi oleh Ketua Umum Kagama, khusus minggu ini kegiatannya digeser menjadi hari Minggu.
Di Ledok Gowok, Ika dan Isma hanyalah menginisiasi awal canthelan. Selanjutnya warga sendiri yang mengelolanya secara swadaya. Hal itu yang menjadikan Ganjar merasa kagum karena aksi sosial sepenuhnya dari masyarakat untuk masyarakat. Jadi warga yang mampu menyisihkan uang sisa belanja sehari-hari dan dimasukkan ke kotak yang disebar rata di wilayah kampung. Total ada 8 kotak. Warga bisa memasukkan sumbangan ke kotak yang terdekat tempat tinggalnya.
Uang yang terkumpul di 8 kotak itu seminggu sekali pada hari Kamis dibuka dan uangnya dibelikan sembako untuk dicanthelkan keesokan harinya di depan kantor RW. Warga yang tidak mampu bisa mengambil secara gratis.
Kepada warga Ledok Gowok, Ganjar mengatakan, “Saya berharap aksi membantu masyarakat yang tidak mampu tetap dilestarikan. Pandemi mungkin sudah mulai berakhir atau mulai berkurang, namun aksi-aksi sosial yang muncul selama pandemi semacam canthelan harus terus menggelinding bahkan semakin besar kalau bisa.”
Leave a Reply