Hari Sabtu (10/4/2021) Bidang Pengabdian Masyarakat Kagama Buah dan Hortikultura (KABUHOR) mengadakan pelatihan budidaya durian dan alpukat di dusun Jetis, Tampir Kulon, Candimulyo, Magelang. Lokasi pelatihan bertempat di rumah salah satu warga KABUHOR bernama Antonius Totok Sugiyarto. Rombongan KABUHOR berangkat dari Yogyakarta sebanyak 15 orang, dipimpin oleh ketuanya, Wijayahadi Wiwik.
Rupanya antusias masyarakat begitu tinggi, terbukti dari banyaknya animo warga Candimulyo yang tertarik ikut pelatihan. Karena harus mematuhi protokol kesehatan, akhirnya peserta dibatasi hanya untuk 30 orang, yang kesemuanya berasal dari Kec. Candimulyo.
Seusai acara dibuka oleh tuan rumah, Totok Sugiyarto, giliran Sigit Rahadi selaku narasumber pertama menjelaskan perawatan durian berikut pengendalian hama penyakitnya, dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas durian. Sigit juga menjelaskan apa itu istilah top working pada tanaman durian. Top working adalah salah satu cara yang digunakan dalam usaha untuk mengganti varietas yang ada dengan varietas baru tanpa harus mematikan tanaman. Teknik ini dapat diterapkan pada hampir semua jenis tanaman buah-buahan.
Tujuan top working adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman buah tanpa harus melakukan perombakan pada pohon. Berdasarkan pengalaman di lapangan, pohon tanaman buah unggul pun semakin tua usianya semakin mengalami penurunan baik pada produksi maupun kualitas buahnya. Teknologi top working dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pohon durian. Umumnya top working ini diterapkan pada tanaman durian yang tidak produktif dan mempunyai varietas yang kurang bagus atau tanaman yang sudah berusia tua.
Candimulyo memang dikenal sebagai sentra durian. Namun masa panen durian hanya sekitar 3 bulan per tahunnya. Jadi ada sekitar 9 bulan petani durian tidak mendapatkan penghasilan dari tanamannya. Untuk itu Sigit menawarkan kepada warga menanam tanaman buah alternatif selama durian tidak memasuki masa panen, yaitu tanaman alpukat, yang relatif bisa menghasilkan sepanjang tahun. Sebuah wacana yang menarik dan nampaknya warga juga antusias untuk memulainya.
Narasumber berikutnya, Wijayahadi Wiwik yang merupakan Ketua KABUHOR menjelaskan merawat tanaman dengan pupuk dan cara pemupukan yang benar. Wiwik yang sempat puluhan tahun berkecimpung di dunia pupuk, tahu betul bagaimana seluk beluk pemupukan yang baik dan benar. Cara penjelasannya yang enak diikuti membuat para peserta pelatihan mudah memahami apa yang diterangkan.
Seusai Wiwik mengakhiri presentasinya, semua peserta menikmati hidangan makan siang yang sudah disiapkan oleh tuan rumah. Setelah itu semuanya berpindah tempat ke kebun milik tuan rumah yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari tempat presentasi, untuk melakukan praktek. Para peserta diajarkan mempraktekkan pemupukan lengkap untuk tanaman buah, dengan menggunakan pupuk NPK.
Wiwik dan Sigit juga mempraktekkan proses penggantian varietas lama ke varietas baru yang lebih unggul dengan teknik grafting. Grafting adalah menghubungkan batang bawah (rootstock) dan batang atas (entrees) dari tanaman berbeda. Untuk rootstock yang penting adalah tanamannya kuat dan tidak mudah mati, sedangkan untuk entrees adalah dari tanaman yang bisa menghasilan buah unggulan.
Seusai acara praktek, semua peserta pelatihan kembali lagi ke rumah Totok, untuk dilakukan acara penutupan. Ada satu peserta yang diberi kesempatan menyampaikan testimoninya. Ia mewakili peserta lainnya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada tuan rumah dan KABUHOR yang telah bersedia berbagi ilmu yang sangat bermanfaat. Jarang-jarang warga Candimulyo mendapatkan pelatihan yang baru saja mereka terima. Saat berpamitan ke rumah masing-masing, semua peserta mendapatkan sertifikat dari KABUHOR dan satu paket berisi bibit durian musangking, alpukat hawai, dan jagung manis.
Leave a Reply