Ribuan Pelari Menyatu dengan Alam Merapi di UGM Trail Run 2025

Ribuan Pelari Menyatu dengan Alam Merapi di UGM Trail Run 2025

Kaliurang, Sleman — Lereng selatan Gunung Merapi kembali bergemuruh, bukan oleh letusan vulkanik, melainkan oleh derap kaki 2.300 pelari dari berbagai penjuru dunia yang ambil bagian dalam ajang tahunan UGM Trail Run Edu Care 2025. Selama dua hari, 20–21 September, Gelora Hargobinangun menjadi titik awal dan akhir dari petualangan lari lintas alam yang memadukan olahraga, edukasi, dan kepedulian sosial.

Empat kategori lomba—7K, 15K, 30K, dan 50K—menyuguhkan tantangan berbeda, dari lintasan ringan hingga ekstrem. Start kategori 50K dimulai Sabtu malam pukul 20.00 WIB, disusul 30K pada Minggu dini hari pukul 02.00, lalu 15K dan 7K masing-masing pukul 05.00 dan 06.00. Tak hanya pelari lokal, peserta dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Republik Ceko, Maroko, hingga Kolombia turut meramaikan ajang ini, menjadikan UGM Trail Run sebagai panggung internasional di jantung Merapi.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, yang turut melepas peserta 7K, menyebut event ini sebagai satu-satunya trail run di lereng selatan Merapi. “Pokoknya tetap semangat. Selamat pagi semuanya, selamat berolahraga. Selamat berlari, sampai semua kembali dengan lancar dan selamat,” serunya penuh semangat.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, menegaskan bahwa UGM Trail Run bukan sekadar olahraga, tetapi bagian dari komitmen UGM menjaga kesehatan dan memperkuat solidaritas. “Run Edu and Care adalah cara kita membangun bangsa yang sehat, melalui semangat berbagi dan hidup aktif,” ujarnya.

Salah satu momen paling menyentuh datang dari Fifi Liu, pelari asal luar negeri yang merayakan ulang tahunnya ke-49 dengan menuntaskan kategori 50K. “Tahun lalu saya finish posisi dua, sekarang posisi lima. Tapi tetap seru, bisa lari sambil melihat langsung Gunung Merapi,” katanya dengan senyum puas.

Anton, pelari asal Jogja yang mengikuti kategori 30K, menyebut pengalaman berlari di Merapi sebagai sesuatu yang tak tergantikan. “Naik turun, lihat Merapi, rasanya luar biasa. Yang belum pernah harus coba,” ajaknya.

Ketua Panitia, Budi Susila, menjelaskan bahwa pemilihan venue di kawasan wisata Kaliurang bukan tanpa alasan. “Kami ingin mendongkrak ekonomi lokal dan memperkenalkan keindahan alam serta budaya masyarakat sekitar Merapi,” tuturnya. Udara sejuk, keramahan warga, dan bentang alam yang memukau menjadi daya tarik utama.

Mengusung semangat “Run-Edu-Care”, UGM Trail Run 2025 juga menggandeng Balai Taman Nasional Gunung Merapi untuk mengenalkan flora-fauna endemik serta produk masyarakat binaan. Departemen Teknik Geologi UGM turut memberikan edukasi mitigasi bencana dan aspek geologis Merapi kepada peserta.

Tak hanya itu, sebagian biaya pendaftaran dialokasikan untuk beasiswa bagi mahasiswa UGM yang kurang mampu. Tahun ini, sebanyak 39 mahasiswa telah menerima bantuan tersebut. Total hadiah untuk para juara mencapai Rp112,5 juta, ditambah berbagai produk dari sponsor.

UGM Trail Run 2025 bukan sekadar lomba lari. Ia adalah perayaan semangat, solidaritas, dan cinta terhadap alam. Di lereng Merapi, ribuan langkah menyatu dalam satu tujuan: berlari untuk berbagi.