Sabtu (20/3/2021) pukul 14:00 – 16:00 WIB, PP Kagama mengadakan kegiatan Kagama Open Kitchen 1 yang digelar secara webinar melalui aplikasi Zoom Meetings dan disiarkan langsung di kanal Youtube Kagama Channel, diikuti oleh sekitar 500 peserta. Kagama Open Kitchen1 mengangkat topik “Kearifan Lokal dalam Olah Rempah dan Jamu”, menghadirkan narasumber Puji F. Susanti, founder Rempah Karsa. Dr. (C) Drs. Budiman Gunawan, Apt., MARS tampil sebagai keynote speaker. Sebagai moderator adalah Isma Kurniatanty, dan Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang 6 PP Kagama, berkenan memberikan kata sambutan.
Dr. (C) Drs. Budiman Gunawan, Apt., MARS sebagai keynote speaker memaparkan materi tentang jamu sebagai kearifan lokal yang memiliki nilai universal dengan melihat potensi industri jamu dalam negeri yang memiliki peluang berkembang lebih pesat didukung dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah. Sekitar 30.000 lebih varietas tumbuhan dikategorikan tanaman obat berkhasiat yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai formulasi dan varian produk jamu.
Budiman yang juga ketua Komisi Nasional Saintifikasi Jamu memaparkan ada tujuh rempah pilihan yang dapat menunjang perekonomian Indonesia yakni lada, cengkeh, kayu manis, pala, vanili, jahe dan kunyit. Tujuh rempah tersebut menginspirasi Komnas Saintifikasi Jamu dalam membangun visi jamu sebagai brand Indonesia dan mengembangkan jamu sebagai bagian dari sistem pengobatan tradisional yang terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan formal dengan didasari Permenkes no.15 tahun 2018 tentang penyelenggaran pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
“Pencapaian jamu sebagai obat berkhasiat sudah terbukti secara ilmiah dan klinis mengobati 13 penyakit dan gangguan pada tubuh di antaranya, tekanan darah, gangguan lambung, arthiris, kolesterol, asam urat, wasir, fungsi hati, gula darah, gangguan berat badan, kecapekan, gangguan saluran kemih, anemia dan pelancar ASI pada ibu menyusui.” ujar Budiman, yang merupakan alumnus Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, menutup paparannya.
Puji F. Susanti, founder Rempah Karsa, menceritakan Rempah Karsa sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak dalam industri pemanfaatan jamu. Rempah Karsa berawal hanya menghasilkan produk jamu dengan tren 3 varian jamu segar, yakni kunyit asem, gula asem dan beras kencur. Seiring berjalannya waktu, varian menu bertambah di antaranya srikanthi, temulawak, kunyit madu, jati linuwih, jahe wangi, bir pletok, wedang uwuh, bunga telang, rosella, kunyit jeruk, sirih sakti dan pahitan sedep.
“Jamu adalah bagian dari keluarga saya sejak kecil. Bagi saya, jamu adalah upaya preventif, ikhtiar untuk tetap sehat, dan merawat diri bersama keluarga.” ungkap Puji F. Susanti yang saat ini sedang menempuh studi pascasarjana di Sekolah Tinggi Filsafat Dryakarya Jakarta.
Puji menambahkan awal dirinya merintis usaha jamu yang berawal dari keluarga dan kecintaannya pada jamu. Menurut Puji, mengolah jamu merupakan upaya mengolah rasa. Sehingga perlu diperhatikan dalam pembuatan jamu adalah perlakuan rempah sesuai karakteristiknya, mengenali rempah dari daerah asal dan pilihan seleranya, mengolahnya dengan memperhatikan standar keamanan pangannya, serta setiap tangan yang mengolahnya tentu akan menghasilkan selera yang unik di setiap lidah yang mencicipinya.
Kedua pembicara memiliki harapan olahan rempah dan jamu dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan formal di Indonesia. Jamu dan rempah di masa depan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor dan ekspansi target utama dalam pasaran dunia, serta di berbagai kota juga hadir booth jamu atau café es jamu. [arma]
*) Materi webinar selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: