Kagama Kerja Nyata di Desa Inklusif Karya Jaya, Kutai Kertanegara

Oleh : Arif Budi Haryanto

Desa Inklusif adalah desa yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan di desa yang warganya membuka ruang kehidupan dan penghidupan bagi semua warga desa secara terbuka, ramah dan meniadakan hambatan untuk bisa berpartisipasi secara setara, saling menghargai dan merangkul setiap perbedaan dalam pembangunan. Desa Karya Jaya di Kec. Semboja Kab. Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur dicanangkan bersama sebagai salah satu percontohan Desa Inklusif oleh Kemendes PDTT, UGM dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) pada tanggal 19 November 2020 di Kab. Sukoharjo, Jateng.  

Untuk mewujudkan Desa Karya Jaya menuju Desa Inklusif, salah satunya yang dijembatani oleh Kagama Kaltim adalah pengakuan hak atas tanah, yaitu mendorong Desa Karya Jaya untuk mendapatkan kembali hak lahan desa mengingat keberadaan desa yang dihuni oleh para transmigran telah ada terlebih dahulu daripada penetapan kawasan TAHURA (Taman Hutan Raya) melalui keputusan Kemenhut. 

Sembari menunggu pengakuan hak atas tanah tersebut dari pemerintah, karena prosesnya yang panjang dan birokratis, Lalu Fauzul Idhi atau yang akrab disapa Didiek,  penggagas dipilihnya Desa Karya Jaya sebagai Desa Inklusif, bersama teman-teman Kagama lain seperti Ical Chaniago dan Hardiani, mulai menjalankan program kerja yang sudah ditetapkan sebelumnya. Salah satunya menginisiasi penanaman buah anggur di desa tersebut.

Didiek menjelaskan alasan dipilihnya buah anggur karena ingin mematahkan anggapan bahwa anggur adalah tanaman yang dianggap sulit hidup di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur. Sejatinya anggur merupakan tanaman asli Eropa dan Asia Tengah yang mudah ditanam di mana saja. Selain itu karena anggur dianggap buah yang mewah, Didiek ingin menampilkan citra supaya kelihatan berbeda dengan program perkebunan yang umum. Jadi Didiek ingin membuktikan bahwa Desa Karya Jaya bisa dijadikan contoh pembudidayaan buah anggur di Kab. Kutai Kartanegara.

Didiek menambahkan, bahwa bukti keseriusan Kagama Kaltim dalam program ini adalah dengan mendatangkan Sigit Rahadianto (Biologi UGM 1983), seorang praktisi tanaman anggur warga Kagama Wonogiri, ke Desa Karya Jaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan budidaya anggur. Selain itu, ada Untung Indra Saputra, alumnus Kehutanan UGM tahun 1983, seorang praktisi tanaman anggur yang ikut mendampingi warga desa. Jadi Kagama Kaltim bisa berkolaborasi dengan Pengda atau Pengcab daerah lain supaya bisa berbagi informasi dalam berbagai hal, salah satunya di bidang perkebunan, ujar Didiek.

Didiek juga mengutip kalimat yang pernah disampaikan Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo saat audiensi sebelumnya di Semarang, bahwasannya Kagama ini berisi sekumpulan orang yang seperti kurang kerjaan, karena semua anggota mau bekerja. Contohnya Sigit bersedia jauh-jauh  dari Wonogiri datang ke Desa Karya Jaya untuk membimbing petani anggur.

Kedua praktisi anggur tersebut mengajarkan mulai dari penyiapan green house, media tanam, dan penanaman perdana dimulai tanggal 1 Juli 2021. Green house dibangun di lahan 12 x 15m untuk proyek pembudidayaan anggur ini. Rata-rata masa tumbuh buah anggur 8 – 9 bulan sudah berbuah, dan panen tergantung jenis anggur yang ditanam, ada yang 75 hari bahkan sampai 90 hari.

Metode yang digunakan adalah  dengan “Cordon Trellis/Training System” yaitu suatu sistem pemeliharaan tanaman anggur dengan memakai bantuan para-para kawat/trails. Alasan menggunakan metode ini karena sistem ini lebih ekonomis dan pemeliharaan cukup mudah karena pruning setelah selesai dilakukan pembentukan pohon akan terfokus dibagian canes dan spurs saja.

Selain itu juga menggunakan metode TABULAMPOT (tanaman buah dalam pot). Metode ini merupakan metode budidaya tanaman lahan sempit yang lebih mengoptimalkan penggunaan pot dan tanaman buah-buahan dalam pelaksanaannya. Dalam fungsinya, tabulampot banyak membantu para pecinta tanaman yang tidak memiliki lahan/halaman yang luas, demikian penjelasan Didiek.

Minggu (4/7/2021), Didiek mengajak petani anggur Desa Karya Jaya melakukan studi banding ke petani anggur yang ada di Balikpapan, salah satunya bernama Imam di daerah Gunung Steling Balikpapan. Tujuannya menambah referensi dan wawasan warga desa dalam membudidayakan tanaman anggur. Karena Didiek mempunyai harapan agar desa Karya Jaya kelak bisa menjadi sentra wisata tanaman anggur, sentra ekonomi dan UMKM  dan pada akhirnya bisa meningkatkan penghasilan warga desa, demikian pungkas Didiek.

Sebagaia catatan akhir, Sigit Rahadianto yang banyak membantu program penanaman anggur di Desa Karya Jaya, pada hari Minggu malam 4 Juli meninggal dunia karena Covid. Kagama Kaltim turut berduka dan semoga almarhum husnul khatimah dan amal ibadahnya diterima Allah SWT.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*