Kagama Fotografi 10: Menjadikan Fotografi sebagai Profesi Kedua

PP Kagama bersama Kagama Fotografi kembali menggelar webinar lewat Zoom Meeting pada hari Sabtu (29/5/2021) jam 19.30 s/d 21.30 WIB yang sudah memasuki seri 10 dengan membahas bagaimana menghasilkan uang dari foto hasil karya kita. Webinar menghadirkan narasumber utama fotografer Yuli Seperi. Opening speech disampaikan oleh Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang 6 PP Kagama, dan Muthiah dari tim Humas PP Kagama bertindak sebagai moderator.

Yuli Seperi

Yuli Seperi mengawali paparannya dengan menyebutkan perkembangan dunia yang semakin cepat membuat arus informasi berjalan begitu pesat. Selain itu perkembangan dan pembaruan teknologi juga semakin cepat termasuk dunia fotografi, bagiamana dimulai dari teknologi plat film yang kemudian berubah menjadi film seluloid, dan terakhir memasuki jaman digital.

Dewasa ini pemakaian smartphone sudah sangat jamak, dan dipergunakan untuk segala keperluan seperti alat komunikasi, bermain media sosial, membaca situs berita, bermain game, termasuk untuk memotret. Jadi sangat memudahkan kita untuk mengabadikan sebuah peristiwa, tidak perlu lagi membeli kamera mirrorless atau DSLR yang relatif lebih mahal.

Jaman dahulu perdagangan / penjualan fotografi didominasi oleh foto jurnalistik yang dihasilkan oleh pewarta foto dan foto stock yang dipotret oleh fotografer komersial. Ada banyak sekali kantor berita atau wire service yang dikenal selama ini, semisal Associated Press (AP) Amerika, Agence France Presse (AFP) Perancis, Reuters Inggris, European Pressphoto Agency (EPA) Jerman, Antara Indonesia, Getty Images Amerika, dll.

Kantor berita tersebut menyebarkan ratusan ribu foto setiap harinya kepada klien, yaitu koran, majalah, televisi, dan situs berita yang ada di seluruh dunia yang berlangganan kepada mereka. Setiap detik selalu muncul foto-foto baru. Bayangkan ratusan ribu foto berita setiap hari berputar di seluruh dunia ini?

Akhir tahun 2008 mulai muncul agen-agen foto baru. Beberapa fotografer yang selama ini bekerja pada wire service besar di atas bergabung membentuk agen-agen foto dengan genre foto liputan yang mendalam atau investigative. Di dunia kita kenal dengan NOOR IMAGES, VII, NUR Photo, Barcroft Media, SWSN, melengkapi agensi foto yang telah lama yaitu Magnum Photo dan Black Star Photo.

Tahun 2010, terjadi berbagai perang di berbagai dunia dan membuat media terutama di Inggris menjadikan pembaca bosan akan peristiwa tersebut. Media di Inggris dan pembaca mereka mulai mencari foto-foto bersifat ringan seperti berita kehidupan manusia, kejadian unik / langka, tingkah laku hewan, dsb.

Di Inggris mulai muncul agen-agen foto yang mulai mengarap beritaberita kecil yang selama ini terlewati oleh wire service besar. Maka munculah nama-nama Barcroft Media, REX Pictures, New Dog Media, Solent, SWSN, Carter News, Exclusive Pix, Demotix, dll. Agen-agen foto tersebut mencari foto dan berita dari berbagai negara karena meningkatnya pembelian foto-foto oleh media di Inggris. Media di Inggris sampai saat ini tercatat sebagai media yang paling banyak memakai foto. Bahasa visual sangat dihargai di sana.

Agen foto di Inggris yang secara budget kecil ukurannya, tidak mungkin membuka kantor cabang atau perwakilan di luar negara mereka karena kendala dana. Sehingga mereka memperkenalkan sistem sindikasi. Sindikasi adalah kerjasama antara satu perusahaan media (agen foto) dari satu negara dengan agen foto negara lain. Misal Agen A di Inggris bekerjasama dengan Agen C di Indonesia, Agen A akan memasarkan konten dari Agen C untuk pasar Inggris, dan Agen C akan memasarkannya untuk pasar Indonesia.

Indonesia mempunyai banyak agen foto yang melakukan sindikasi, semisal Jefta Images (Jakarta), Hati Kecil Visual (Jakarta), Solo Imaji (Jakarta), Panjalu Images (Kediri), Riau Images (Pekanbaru), Tatar Imaji (Bandung), Sijori Images (Tanjungpinang), dll. Lalu kita kenal ada banyak media di Inggris seperti Daily Mail, Daily Mirror, The Sun, Telegraph, Guardian, Star, dan lain-lain mempunyai situs yang pengunjungnya sangat banyak sekali bukan dari UK saja tapi dari seluruh dunia. Setiap hari situs UK itu membutuhkan foto-foto cerita yang baru dan mereka juga membuat rubrik khusus fotografi seperti foto terbaik hari ini, dan foto terbaik mingguan. Dari media di UK saja ada begitu banyak peluang pasar fotografi untuk kita. Belum lagi dari media belahan dunia lainnya. Dituntut kejelian kita untuk mengambil kesempatan besar tersebut.

Kemudian foto apa saja yang laku di pasar? Bisa diringkas foto yang menjual adalah foto berita, foto hewan, foto manusia unik / langka, dan creative images. Yuli menjelaskan, umumnya agen foto yang menjual creative images memakai sistem royalty free. Ia menyebut kita bisa memasarkan foto creative images ke Shutter Stock, Istock Getty Images, Eyeem, 123 RF, Alamy, Dreamstime, Fotolia, Adobe Stock, dll.

Yuli selanjutnya menerangkan banyak cara membuat suatu foto untuk dipasarkan, di antaranya foto satu tema, membuat rangkaian foto, satu foto tunggal yang menarik mata, foto ikon kota / wisata / destinasi, foto budaya, foto pemandangan, foto isu global, foto makanan, foto peralatan / mainan, foto manusia, foto detaul / close up, foto kreatif, dan foto hewan.

Pada akhir pemaparan, Yuli menjelaskan beberapa hal penting sebelum kita mengirimkan foto:

  1. File foto minimal 3 MB atau sisi terpanjang minimal 3000 pixel
  2. Foto harus fokus tidak blur
  3. Foto harus bersih dari merk dagang
  4. Kalau foto manusia harus punya surat ijin model release (bisa dicari banyak contohnya)
  5. Kalau property pribadi harus punya surat ijin property release
  6. Buat foto dari berbagai sudut
  7. Gunakan pencahayaan saat memotret

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: