
Berbagi dan Berliterasi di Tanah Baduy
KAGAMA Kabupaten Bekasi Menyapa Kearifan Lokal Lebak Banten
BEKASI, KAGAMA.ID — Sabtu pagi, 15 November 2025, sebuah bus biru berangkat dari Lippo Cikarang membawa rombongan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Kabupaten Bekasi menuju perkampungan Baduy di Lebak, Banten. Bertema “Berbagi dan Berliterasi”, kegiatan ini diikuti 51 peserta yang terdiri atas warga Kagama dan keluarga.

Perjalanan dimulai pukul 06.00 dari Lippo Cikarang, lalu menjemput peserta di Grand Wisata Tambun dan SPBU Gerbang Tol Barat. Di dalam bus, doa bersama dipimpin oleh Ustadz Aria Priambada, dilanjutkan arahan dari Ketua Panitia Nestri Wulan Saridati dan Ketua Kaptensi Marlon Siallagan. Suasana perjalanan terasa hangat dan riang, diisi kuis berhadiah serta persembahan lagu dari peserta. Tanpa terasa, rombongan tiba di perkampungan Baduy.

Sambutan Hangat di Tanah Baduy
Kedatangan Kagama Bekasi disambut langsung oleh Jaro Oom, Ketua Adat Baduy Luar. Dalam ramah tamah, Jaro Oom menyampaikan sambutan, diikuti oleh Marlon Siallagan dan Budiyana, Ketua Kagama Teknik Kimia UGM. Sebagai tanda persahabatan, Jaro Oom memasangkan ikat kepala khas Baduy kepada tiga perwakilan Kagama: Marlon Siallagan, Budiyana, dan Human Brillianto (Penasehat Kaptensi).

Kagama Bekasi juga menyerahkan piagam kunjungan kepada Ketua Adat, disusul acara berbagi berupa 100 bingkisan makanan untuk anak-anak Baduy dan bantuan tunai kepada Ketua Adat serta 30 kepala keluarga, dengan total donasi Rp10 juta yang berasal dari Tekagama.
Belajar Kearifan Lokal
Usai penyerahan bantuan, peserta menikmati makan siang yang disiapkan keluarga Jaro Oom: nasi dengan lauk ikan mas goreng, sayur asem, tempe-tahu goreng, lalapan, sambal khas Baduy, serta camilan rebusan singkong, pisang, dan kacang. Setelah itu, rombongan menelusuri perkampungan Baduy yang berbukit, menuju Gazebo dengan jembatan bambu gantung—spot foto ikonik yang memikat pengunjung. Perjalanan pulang-pergi memakan waktu lebih dari dua jam.

Meski musim hujan, cuaca bersahabat. Bahkan peserta lansia berusia 60-an mampu menyelesaikan rute tanpa hambatan. “Dapat gembiranya, sehatnya, dan literasinya,” ujar seorang peserta. Mereka belajar tentang kearifan lokal Baduy, seperti nilai berbagi yang tampak saat anak-anak menjual gula aren secara bergantian, tanpa berebut keuntungan.

Durian Penutup Perjalanan
Setelah kembali ke rumah Jaro Oom, rombongan disuguhi durian lokal Baduy yang sedang musim. Usai bersantap, shalat, dan bersih diri, peserta berpamitan untuk kembali ke Bekasi. “Acara ini juga diikuti dua Kagama dari Sumatera Selatan. Sampai jumpa di event berikutnya,” kata Nestri Wulan Saridati.