
Menjawab Tantangan Zaman dengan Kepemimpinan Berkarakter
YOGYAKARTA, KAGAMA.ID — Di tengah arus perubahan yang semakin cepat, kepemimpinan yang tangguh dan adaptif menjadi kunci untuk menjawab tantangan zaman. Hal itu ditegaskan oleh Ir. M. Erry Sugiharto, S.T., M.H., M.T., IPU, ASEAN.Eng, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero), dalam presentasinya bertajuk Navigating Challenges Through a Leadership Mindset di hadapan keluarga alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Minggu (9/11), di Yogyakarta.

Erry memaparkan bahwa dunia kerja kini menghadapi empat tantangan utama: persaingan global yang semakin ketat, kesenjangan antara dunia kampus dan dunia kerja, transformasi digital dan kecerdasan buatan, serta tekanan sosial yang memicu kelelahan mental. “Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah. Yang dibutuhkan adalah kapabilitas, karakter, dan kredibilitas,” ujarnya.
Kepemimpinan yang Tumbuh dari Lapangan
Mengangkat studi kasus pembangunan Jembatan Suramadu, Erry menekankan pentingnya kepemimpinan yang dibangun dari pengalaman nyata. Proyek senilai Rp 2 triliun itu, yang digagas sejak 1950-an dan baru diresmikan pada 2009, menjadi simbol kolaborasi lintas budaya, ketangguhan menghadapi krisis, dan kepemimpinan yang berorientasi pada solusi.

“Kesuksesan tidak instan. Ia lahir dari kerja keras, integritas, dan kemampuan beradaptasi,” kata Erry, yang memulai kariernya sebagai engineer di PT Hutama Karya pada 1999 sebelum menduduki berbagai posisi strategis di BUMN.
Pesan untuk Generasi Muda KAGAMA
Kepada anggota muda KAGAMA, Erry berpesan agar membangun kapabilitas sejak dini, mengasah keterampilan relevan, dan menjaga etika profesional. “Jadilah pribadi yang solutif, adaptif, dan berorientasi hasil. Dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan; ia menuntut karakter dan ketangguhan mental,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya literasi digital, personal branding, dan mindset positif sebagai jembatan antara tantangan hari ini dan kesuksesan masa depan.
KAGAMA dan Kepemimpinan Bangsa
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya KAGAMA untuk terus memperkuat peran alumni dalam pembangunan bangsa. Di tengah transformasi sosial dan teknologi, alumni UGM diharapkan tetap menjadi agen perubahan yang guyub, rukun, migunani—bersatu, harmonis, dan bermanfaat.