Oleh: Humas Kagama Sumut
Eco enzym adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan bermanfaat untuk alam dan manusia yang selaras dengan prinsip reuse, reduce, dan recycle. Eco enzym banyak memberikan manfaat untuk kebutuhan pertanian, peternakan, perikanan, bahkan kesehatan, namun masih banyak masyarakat belum menyadarinya. Melihat kondisi tersebut, Kagama Pengcab Kota Medan menyelenggarakan pelatihan pembuatan eco enzym untuk diolah menjadi pupuk organik, pakan ternak, pakan ikan, dan produk kesehatan di Komplek Masjid Al Wara, Rumah Mbacang, Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Minggu (4/2).
Pelatihan diikuti oleh sekitar 150 peserta, yang terdiri dari masyarakat petani, peternak dan kalangan umum yang berasal Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Karo. Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan praktek pembuatan langsung, dari awal sampai akhir acara. Peserta aktif berinteraksi pada sesi tanya jawab yang intens, dan saling berbagi pengalaman antar sesama petani serta pembudidaya ternak dan ikan.
Acara pelatihan dibuka oleh Kepala Badan Kemakmuran Masjid Masjid Al Wara yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat, Raider Sinuaji. Dalam kata sambutannya, ia menyatakan kegiatan pelatihan pembuatan eco enzym memberikan manfaat langsung ke masyarakat Desa Namo Bintang, serta para peserta yang berasal dari luar desa, karena eco enzym sangat dibutuhkan bagi berbagai kalangan masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kagama Kota Medan. Semoga pada lain kesempatan Kagama akan mengadakan kegiatan yang bermanfaat dalam bentuk yang lain tentu saja,” ujar Raider.
Ketua Bidang III Kagama Kota Medan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Serdang Bedagai, Claudia Namora Br. Siregar, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan wujud bakti Kagama Medan untuk negeri. Kegiatan tersebut merupakan implementasi motto Kagama, yaitu guyub, rukun, migunani.
Menurutnya, kegiatan pelatihan eco enzym bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis masyarakat sehingga masyarakat dapat secara mandiri memenuhi kebutuhannya akan eco enzym. Lebih jauh, ia menyatakan kegiatan diharapkan berdampak positif dengan kesadaran masyarakat beralih dari pupuk non organik ke pupuk organik berbasis eco enzym. Bagi peternak unggas dan ikan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas menjadi lebih baik.
“Kami dari Kagama Medan bersedia memfasilitasi tindakan lanjutan yang dibutuhkan dari kegiatan pelatihan ini,” pungkas Claudia.
Sementara itu, pemberi materi pelatihan Batara Surya Surbakti, yang merupakan Ketua Yayasan Budaya Hijau Indonesia, mengatakan eco enzym selain dapat membantu meningkatkan produktivitas petani dan peternak, juga mampu memperbaiki kesehatan masyarakat sekaligus sebagai upaya untuk kembali ke alam atau back to nature.
Menurut Batara, eco enzym bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat. Bagi petani dapat menjadi pupuk organik, untuk peternak dapat menjadi pakan ternak atau pakan ikan yang murah dan menyehatkan ternak, serta buat masyarakat umum produk kesehatan yang dihasilkan dapat membantu pengobatan penyakit seperti sakit gigi, kurap, panu, gatal-gatal, batuk, pilek, asam urat, dan diabetes.
“Bahkan cairan eco enzym bermanfaat untuk pembersih kompor, piring, pakaian, lantai, rambut, badan, hand sanitizer, detoks tubuh dan obat luka, dsb,” pungkas Batara.